Waktu berlalu, hari ini adalah hari pertama Kirana masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas. Kirana naik ke kelas delapan dan di kelas delapan ini Kirana harus berpisah dengan Kiki, mereka dikelas yang berbeda, Kiki di kelas delapan D Kirana dikelas delapan F.
Dikelas Kirana adalah anak- anak yang nilai akademisnya tinggi tetapi juga nakal dan susah diatur, sementara dikelas Kiki rata- rata mereka memiliki nilai biasa saja tetapi nurut- nurut semua sedangkan dikelas delapan A adalah tempat untuk siswa yang nilainya tinggi dan penurut.
Kirana seperti biasa datang paling awal dan memilih bangku paling depan dipojok kiri berhadapan dengan meja guru. Tak lama kelaspun terisi penuh siswa siswi yang bingung mencari tempat duduk mereka.
"Hai Kirana..., aku duduk disini ya...!" Dewi meletakkan tasnya dibangku sebelah kirana.
" Silahkan...." Kirana tersenyum senang Dewi menjadi teman sebangku nya. Dewi juga sangat pintar, dulu dikelas tujuh Dewi juga menempati peringkat tiga besar, wajahnya manis, berlesung pipit dan rambutnya panjang, tubuhnya seukuran dengan Kirana dan dalam sekejap mereka menjadi sahabat. Kirana dan Dewi sama- sama heran mengapa mereka bisa berada dikelas delapan F, untuk karakter keduanya seharusnya mereka berdua berada dikelas delapan A karena mereka berdua sangat pintar dan juga bukan murid yang nakal, tetapi keduanya tetap bersemangat di kelas itu.
Kirana yang cantik dan imut dipasangkan dengan Dewi yang manis membuat teman- teman di kelas delapan F bahagia, adapun beberapa teman lelakinya yang terkenal super bandel menjadi bodyguard Kirana dan Dewi. Setiap hari Rio, Heru, Firman, Fuad dan Fadil selalu berada diantara Kirana dan Dewi kemanapun mereka pergi kecuali toilet..., saat guru tidak dapat menghadapi kenakalan mereka Kirana dan Dewi lah yang diminta guru untuk mengatasinya karena Kirana dan Dewi ditugaskan membantu menasehati teman- temannya itu.
"Wi..., kekantin yuk...." ajak Kirana..., Dewi pun menutup bukunya dan mengikuti Kirana kekantin, saat keduanya melewati lapangan basket mereka melihat Firman berlari keliling lapangan diawasi oleh guru bp mereka pak Ateng.
"Itu kenapa si Firman kiran...?" tanya Dewi
"Entahlah wi..., sebenarnya Firman itu lumayan pintar, hanya saja suka semaunya sendiri." Kirana menghela nafas melihat Firman masih berkeliling lapangan.
"Ya sudah..., ayo kekantin..., laper nih..., nanti keburu masuk lagi." Dewi dan Kirana segera bergegas kekantin.
"Eh Kiran..., itu geng nya Firman...! kita gabung yuk...! sekalian cari tau kenapa Firman dihukum...." Dewi menarik tangan Kirana menghampiri Rio, Heru, Fuad dan Fadhil.
"Boleh..., kamu duluan, aku pesan makanan dulu." Kirana pun memesan dua batagor dan dua es jeruk kemudian menyusul Dewi yang sudah bergabung dengan Rio n the genk.
"Hai Kirana cantik..., sini duduk dengan babang Rio...!" Rio si cadel yang ganteng itu menepuk kursi disebelahnya tetapi Kirana malah duduk didekat Fadhil.
"Ogah ah yo..., aku deket sama Fadhil aja..., mau kepo nih..., kenapa tuh si Firman dihukum...?" Kirana bertanya pada Fadhil perihal Firman karena Firman paling dekat dengan Fadhil. Dan Kirana pun mendapatkan informasi secara detail hingga Firman sampai mendapat hukuman.
Saat pulang sekolah Kirana dan Dewi mendengarkan cerita Firman sampai keduanya tertawa terpingkal- pingkal, jadi Firman ketahuan merokok dibelakang sekolah terus diintrogasi sama pak Ateng, bukannya memperhatikan Firman malah bertopang dagu menatap pak Ateng..., saat ditanya pak Ateng apakah Firman mengerti kesalahannya malah tertawa, saat ditanya pak Ateng kenapa tertawa Firman menjawab geli melihat gigi pak Ateng, alhasil pak Ateng yang notabene bergigi agak tonggos marah dan menghukum Firman berlari keliling lapangan seratus kali.
***
Disekolah Kirana adalah pribadi yang smart, periang, rajin sedangkan dirumah Kirana adalah sosok anak yang berbakti, membantu pekerjaan orang tuanya mengerjakan pekerjaan rumah dan menjaga adik- adiknya, persoalan ekonomi yang dihadapi keluarganya tidak menyurutkan semangatnya sama sekali, terkadang Kirana berkhayal seandainya dia bisa membantu menghasilkan uang..., tetapi untuk gadis berusia 14tahun apa yang bisa dilakukan?
"Dek..., jangan pada bermain diluar ya...? mbak Kiran beres-beres rumah dulu..., nanti sore kita jalan- jalan dekat tol seperti biasanya." Kirana menasehati adik- adiknya.
"Siap mbak Kiran...." adik -adik kirana menuruti perkataan kakaknya.
Begitulah keseharian Kirana, gadis cantik yang penurut, pintar yang menjalani kehidupannya dengan bahagia meski kehidupannya tak sesempurna seperti yang diharapkannya menjadikan Kirana menjadi gadis yang kuat.
***
"Kirana..., kamu mewakili kelas kita ya...! sudah aku daftarkan kamu ikut lomba karaoke ...!" Ayu sebagai panitia mendaftarkan Kirana, karena menurutnya suara Kirana cukup lumayan.
"Lho..., kok bisa...? nggak bilang- bilang dulu lagi...!" Kirana cemberut dengan keputusan Ayu yang sepihak.
"Ayolah Kiran..., kelas kita belum ada satu pun yang mendaftar, ini Dewi juga aku daftarin lomba baca puisi...!" seru Ayu sambil mengejar Kirana yang berjalan meninggalkannya.
"Terus giliranku kapan yu...?" tanya Kirana...
"Setelah penampilan kelas delapan E, sekarang yang tampil sudah kelas delapan D saatnya bersiap..., jangan panik oke...!" Ayu menyemangati Kirana.
Saat mc memanggil nama Kirana, Kirana merasa kaget, ternyata wakil dari kelas delapan E tidak mengikuti lomba jadi langsung melompat ke kelas F. Kirana melangkah keatas panggung, dan ternyata pengiring musiknya adalah Rio n the geng, kini Kirana terlihat santai karena tidak tampil seorang diri. Gadis kecil berjilbab itu sangat percaya diri ketika menyanyikan lagu milik Sabyan Gambus, kalau dilihat- lihat, Kirana sedikit mirip dengan vokalis sabyan " Nisa" tubuhnya yang mungil, kulit putih hanya saja Kirana lebih kurus dari Nisa Sabyan...
Ya asyiqol mustofa..., absyir binailil muna 2x
Qodrokoka susofa sofa asofa...aa
Watoba wafdul hana qodrokoka susofa...
Suara Kirana mengalun lembut sehingga siswa siswi yang tadinya berlalu lalang kesana kemari menjadi berkumpul dibawah panggung memperhatikan Kirana.
"Terima kasih...!" Kirana mengakhiri lagunya dan membungkuk kepada para penonton yang menyambutnya dengan tepuk tangan yang meriah.
"Waah..., Kiran...! you are the best...!" Dewi berlari dan memeluk Kirana yang baru turun dari panggung.
"Makasih ya Wi...! sekarang giliran kamu tu...!" Dewi sudah bersiap keatas panggung dan Kirana menjadi suporter Dewi.
Perlombaan segera berakhir dan Kirana menjadi juara pertama lomba karaoke, Dewi menjadi juara harapan dan Rio n the gank menjadi juara tiga.
Sebelum pulang Kirana, Dewi, Ayu dan Rio n the gank makan bersama..., semuanya melambaikan tangan saat membubarkan diri menuju rumah masing-masing.
"Oke gais..., kita bertemu satu bulan lagi...! semoga kita tetap sekelas ya dikelas sembilan nanti...!" Rio n the gank melambaikan tangan mereka dan menghilang dari pandangan Dewi, Kirana dan Ayu.
"Ayo kita juga pulang..." ajak Kirana yang disetujui dua temannya itu...ketiganya pun berpisah dan menuju rumah masing- masing.