Acara masih belum selesai. Qiana dan Davie memilih mengambil waktu berdua karena Davie menyadari ada sesuatu yang membuat mata Qiana memerah. Lelaki itu perlu berbicara dengan calon istrinya.
Dan ketika mereka benar-benar hanya berdua, Qiana menangis di dalam pelukan Davie. Mengeluarkan rasa sesak yang sejak tadi ditahannya. "Aku inget Ayah." Itu adalah awalan yang dikatakan oleh Qiana untuk mengadu. "Dadaku rasanya pengen meledak saja mengingat nggak ada Ayah di sini saat hari bahagia seperti ini."
Davie mengelus punggung Qiana dengan sayang, dan menenangkan perempuan itu. Dia memang tak mengatakan apapun untuk penghiburan. Tapi dia terus mengatakan secara fisik, jika dia ada di sana untuk menemani Qiana.
"Aku tahu kebahagiaan kamu nggak lengkap. Nggak ada Ayah di sini. Tapi aku yakin, selama kamu bahagia, Ayah pasti akan bahagia juga di sana. Kamu hanya perlu berdoa untuk beliau." Davie lembut mengatakan itu dan terus mengusap punggung Qiana yang ada di dalam pelukannya.