Qiana menatap dua orang yang berdiri dengan wajah yang kaku. Sedangkan Rado memiliki ekspresi yang sangat tenang. Seolah keberanian mereka itu bukan hal yang berarti.
"Jadi kalian?" Qiana bersedekap di depan dada.
"Maafkan kami, Bu. Sunggung, kami benar-benar minta maaf." Mohonnya dengan mata berkaca-kaca menatap Qiana.
"Saya kira setelah kalian mengatakan yang tidak-tidak tentang kami, kalian memiliki keberanian lebih untuk itu. Saya berpikir kalian melakukan itu artinya kalian sudah siap dikeluarkan dari perusahaan."
"Tidak, Bu. Saya akui saya yang salah." Melihat itu, Qiana menarik nafas panjang. Ini benar-benar menguras tenaga sekali memang.
"Jadi sanksi apa yang pantas untuk kalian dapatkan?" Rado bersuara kembali, "Karena yang saya tahu, bukan hanya satu orang yang membicarakan hubungan kami, tapi delapan puluh persen melakukannya." Lanjutnya dengan sangat tenang. Seolah Rado tak memiliki emosi dalam melakukan hal itu.