Setelah pulang dari Bali Kenan benar-benar menepati janjinya pada Tiara untuk memberikan hal yang berbeda dirumahnya agar mereka merasa punya rumah sendiri meskipun berada di rumahnya. Kenan membangun sebuah lorong jalan yang akan menembus ke ruangan milik Jay dan Tiara. Nantinya disana akan ada kamar, dapur, ruang tengah. Memang Ada beberapa bagian yang perlu dikorbankan termasuk kebun milik Jay tapi tentu saja anaknya gak keberatan. Pembangunan itu sudah dimulai dan akan selesai Dua bulan lagi.
"Harusnya dari dulu loh Mas punya ide gini jadikan Kakak, Kay bisa disini.."
"Mas baru kepikiran sayang. Udahlah ga papa yang penting ada Jay disini."
"Miaw..miaw..." Kris bersuara mencoba mengasuh kucingnya yang diberi nama Miaw. Kenan Yang melihatnya hanya geli. Dia bahkan mengangkat kedua kakinya ke atas. Dia tak ingin kucing itu menyentuhnya.
"Miaw...liat Daddy miaw.."
"Kris awas ya jangan macem-macem. Berani bawa miaw kesini Daddy kasihin aja kucingnya."
"Jangan Daddy..."
"Miaw nya udah dikasih makan belum Kris?"
"Udah mommy."
"Dikasih susu udah?"
"Udah mom.."
"Kris pinter ngerawatnya."
"Aku pingin punya dua mommy.."
"Dua? engga-engga. Urusin aja dulu tuh satu." Kenan menolak.
"Kris kalo bisa urus Miaw yang bener sampe gede baru mommy cari lagi temennya."
"Yang ih...ngapain sih?"
"Mas...biar Kris belajar ngerawat hewan lagian ga ganggu Mas kok."
"Ya Allah...." Kenan mengeluh.
"Kasian Kris Mas supaya ada temen dirumah. Ga papa ya?" Jesica mengecup pipi suaminya.
"Gini nih kalo ada maunya. Dicium-cium, kemarin di omelin...terus."
"Ngeluh?protes?curhat?"
"Iya engga sayang. Buat Kris apa sih yang engga?Mas kasih." Kenan mengalah sebelum Jesica ngamuk. Dia melihat anaknya lagi yang tanpa lelah bermain dengan kucingnya.
"Kris lagi anteng, main yuk.." Kenan tiba-tiba memainkan jemarinya di bahu Jesica dan mengecup-ngecup pelan.
"Mas..ada Kris loh."
"Ya udah makannya ke kamar."
"Anak-anak kelakuannya mesum tuh dapet dari bapaknya."
"Ga papa yang penting sekali gol jadi."
"Pingin dijewer nih Mas ngomongnya."
"Kamu jadi galak belakangan ini."
"Terus aja nyalahin aku galak padahal bapak sama anak yang bikin emosi."
"Udah ah jangan kesel-kesel." Kenan mendekap Jesica dalam rangkulannya dan mengecup puncak kepalanya.
"Kakak katanya besok udah masuk kantor Mas."
"Iya, Mas juga dengernya gitu. Katanya kakak udah nyari 3 orang sekaligus buat ngurusin Triplets tapi Mas belum liat orang-orangnya."
"Bener deh kakak dari dulu senengnya kerja, pergi, udah punya anak begitu juga."
"Kakak pasti punya alasan sayang."
"Alasan yang waktu itu?kan udah ada Jay Mas. Dia juga ga ngeluh pingin keluar."
"Mungkin ada alasan lain sayang."
"Padahal enak tinggal duduk manis ngurusin anak, soal uang urusan suami. Apa iya gaji Dariel kurang?"
"Gaji Dariel kurang ga ada urusan sayang, Kakak diem juga SC tetep ngasih."
"Ga ngerti deh jalan pikiran kakak."
"Sama kaya Mas dulu. Ga ngerti tiba-tiba kamu pingin kerja."
"Kita udah bahas ini Mas ,lagian ini aku pelan-pelan lepasin."
"Tuh ya ngegas lagi. Mas kan cuman ngomong, Kenapa sih sayang?cape ya?"
"Cape denger Mas ngomong gitu."
"Sekarang ngambeknya udah kaya ABG." Canda Kenan melihat ekspresi Jesica.
"Kris..Kris sini miaw biar mommy pangku supaya Daddy pergi."
"Jangan Kris, disitu aja miaw masih pingin main." Kenan semakin mempererat dekapannya. Kris hanya diam saja.
"Kita jalan-jalan aja yuk. Hem? belanja-belanja apa gitu atau mau nyalon?mau spa?mau apa?" Kenan mulai memanjakan istrinya. Jesica kini senyum-senyum.
"Jangan senyum doang dong, jawab gitu mau apa. Jadi mas siap-siap."
"Jadi sekarang Main yang dimaksud jalan-jalan?"
"Iya, emang kamu pikir apa?"
"Hm...biasanya kalo ngomong 'main' pasti ke tempat tidur."
"Nah..kalo itu bonus dong. Kalo suami udah manjain istri." Ucapan Kenan disambut cubitan.
"Kris... siap-siap sayang Daddy ngajakin jalan-jalan."
"Ajak miaw.."
"Jangan dong. Miaw dirumah aja."
"Ga mau..."
"Ya udah Kris sama Abang aja ya, mommy sama Daddy pergi dulu bentar." Jesica membuat Kris mengangguk.
"Beneran nih?nanti nyariin."
"Klis sama miaw aja.."
"Ya udah ga papa. Kapanlagi bisa jalan-jalan berdua. Nanti kalo Kris ngamuk Mas suruh Jay anterin."
"Jay nya mana lagi?dikamar mulu."
"Namanya juga pengantin baru."
"Ya udah aku kasih tahu Jay dulu, Mas jagain Kris bentar."
"Iya sayang sekalian siap-siap ya, kamu suka lama."
"Ngeluh lagi deh Mas.."
"Engga sayang." Kenan serba salah sekarang. Dia menghela nafasnya untuk sabar.
****
Dariel memperhatikan ketiga wanita yang akan dijadikan baby sitter anaknya oleh Ara. Dariel benar-benar dibuat tak percaya oleh pilihan Ara. Dia tak mengerti Ara mendapatkannya darimana. Dariel tidak begitu yakin dengan baby sitternya.
"Bang..ini namanya Debi, Vivi, Resa.." Ara memperkenalkan. Dariel hanya diam. Bukan tanpa alasan dia tak percaya ketiga wanita didepannya itu tergolong masih muda jadi Dariel sedikit ragu jika mereka bisa menghandle Triplets. Melihat background mereka saja Dariel dibuat tak percaya tapi Ara selalu meyakinkan kalau mereka bertiga adalah orang yang bisa mengatasi Triplets.
"Soal Gaji ga ada masalah?"
"Ga ada pak."
"Waktu kerja?"
"Ga ada pak.."
"Hampir semua sudut rumah ada CCTV nya jadi rumah kebilang aman. Saya ga mau anak saya sampe ada apa-apa."
"Tenang aja pak semua pasti aman terkendali.." Jawab Debi yakin.
"Bang...aku kenal mereka kok. Tenang aja..." Ara lebih meyakinkan.
"Ya udah mulai kerja besok ya jangan sampe telat."
"Siap pak bos." Resa dengan semangat. Kini ketiganya pergi meninggalkan rumah Dariel dan Ara.
"Kamu Nemu dimana sih yang?Abang ga bisa tenang gitu loh.."
"Dari temen aku, dia tuh adik kelasnya dulu. Kasian mereka butuh kerja bang."
"Ya kalo butuh kerja di perusahaan ajalah jangan ngurus anak."
"Bang yang udah tua dan pengalaman juga belum tentu baik ngurus anaknya."
"Emang mereka bisa?"
"Kan kemarin udah dicobain bang seharian. Mereka bisa kok. Lagian Abang sendiri yang bilang rumah ada CCTV jadi bisa kepantau Triplets."
"Sebulan ini kalo mereka bermasalah ga usah diperpanjang ya.."
"Iya Abang sayang, lagian mereka kan masih muda, gaul, jadi enak gitu diajak ngobrol."
"Jangan jadi jauh sama anak-anak ya sayang. Abang ijinin kamu kerja bukan nyari kesibukan lain tapi Abang coba ngerti maunya kamu gimana."
"Iya bang, ga akan tenang aja."
"Inget ya kalo sampe Abang denger Triplets bilang kamu berhenti. Kamu harus berhenti."
"Selama Abang ga ikut campur."
"Dan selama kamu ga mempengaruhi mereka juga."
"Iya papi iya. Keliatan kesel terus daritadi." Ara segera manggandeng lengan suaminya.
"Habis gemes banget sama mami..."
"Mandi bang baru pulang kerjakan, aku siapin makan mumpung Triplets masih tidur."
"Iya sayang.." Dariel menurut.
***To Be Continue