Dan setelah melihat bagaimana sosok wanita itu, para pejabat hanya bisa terdiam. Mereka menatap sosok yang melangkah dengan anggun itu dengan jantung yang berdebar-debar.
Bagaimana dia bisa seluarbiasa ini?
Namara melangkah lurus ke hadapan Midas yang duduk di singgasananya. Langkahnya begitu anggun dan teratur. Wajahnya sedikit terangkat, membuatnya terlihat sangat elegan tanpa kesombongan.
Langkah kakinya berhenti beberapa meter di hadapan Midas. Dia sudah pernah melihat orang tua itu. Jadi, tidak ada perasaan yang begitu asing.
Senyum Namara mengembang, lalu dia menunduk sopan. "Salam, Kepala Klan Midas ...," sapa Namara dengan suara yang terdengar menggelitik telinga.
Midas menatap Namara dengan tatapan yang sulit diartikan. Tidak ada kebencian yang terlihat, tetapi juga tidak ada keramahan yang ditampilkan. Sepertinya dia terlihat sulut didekati.