Namara merasa lega setelah melihat benteng tinggi dan besar di depan sana. Jika mereka berhasil melewati benteng itu berarti mereka sudah benar-benar meninggalkan istana klan Sayap Hitam.
Namun, ketika mereka hendak melewati benteng, beberapa penjaga benteng tiba-tiba turun ke jalan dan menghalangi mereka. "Tuan Eros, kami tidak bisa mengeizinkan Tuan pergi."
Kening Eros langsung berkerut. Ekspresinya menunjukkan ketidaksenangan. "Kenapa?" tanyanya.
"Kepala Klan tidak mengizinkan Tuan pergi. Jadi, tolong kembalilah."
Eros berdecih. "Minggir atau aku akan benar-benar kasar," ancamnya dengan suara yang dingin.
Para penjaga itu tetap tidak mau minggir. Eros mencengkeram tali kendali kuda dengan erat. "Bagus. Kalau begitu aku tidak akan segan dengan kalian," ucapnya yang kemudian memukul perut kuda dengan kuat.
Kuda Pygpala langsung meringkik. Matanya berubah merah, wajahnya yang sebelumnya sangat santai kini berubah menjadi galak.