Dengan berat hati, Khanza melihat Gio pergi bersama Devano memasuki mobil bersama. Ada tawa riang dan bahagia dari wajah Gio. Namun, dia hanya bisa menghela napasnya dalam-dalam.
"Nak, walau bagaimanapun darah akan selalu kental. Ikatan mereka tidak bisa kau buat terpisah, kau harus lebih memahami dan mengalah dengan kebersamaan mereka."
Khanza menundukan kepalanya dan mengangguk pelan.
Satu jam dua jam dan tiga jam sudah berlalu. Sejak tadi, Khanza hanya mondar-mandir melihat ke arah jam dinding beberapa kali, dia tampak gelisah menunggu kepulangan Gio kembali entah kenapa dia merasa begitu lama. Padahal sejak tadi dia sudah menyibukkan diri dengan banyak pekerjaan rumah yang sengaja dia kerjakan untuk mempercepat waktu. Akan tetapi, dia merasa justru semakin bertambah lama dan akhirnya dia tertidur di sofa ruang tamu.