Alex berdiri di depan pintu kamar mandi dengan ekspresi yang tidak terbaca di wajahnya. Pandangannya menuruni tubuhku yang hanya terbalut kaos hitamnya kebesarannya lalu berhenti sejenak saat menatap kedua kakiku yang telanjang.
Ia berdeham sebelum menarik pandangannya kembali ke wajahku. Setidaknya saat ini Ia tidak terlihat seperti menerkamku lagi.
"Ah, aku tidak menemukan pakaian lamaku di lemari," jelasku saat Ia memandang lagi kaosnya yang sedang kukenakan.
"Mum yang membereskannya saat Ia berkunjung ke rumah Pack," balas Alex sebelum melangkah mundur agar aku bisa keluar dari kamar mandi.
"O— Oh." Dengan canggung aku melangkah keluar sambil menarik ujung kaos yang menutupi sebagian pahaku.
"Cara, maaf... Aku tidak bisa mengontrol diriku sebelumnya." Nada suaranya yang berhati-hati membuatku rasa gugupku lenyap seketika. Ekspresi bersalah yang terlihat tulus muncul di wajah tampannya. "Aku mengerti kau belum siap, seharusnya aku tidak memaksamu."