"Aku tidak bisa melepaskanmu hingga kau bisa mengendalikan dirimu lagi," balas Balthazar dengan suara tenangnya.
Geramanku kembali terdengar, tapi kini karena rasa frustrasiku. Sisi kejam Leykanku ingin mencabik mulut Balthazar, tapi sedikit rasa rasional di dalam diriku tahu sebenarnya aku tidak ingin dan tidak akan melakukannya. Rasanya seperti ada dua pikiran berbeda yang menghuni tubuhku saat ini. Belenggu di tubuhku semakin terasa berat hingga kedua lututku terasa perih karena menggesek aspal kasar di bawahku, kerikil kecil yang tajam juga mulai mengoyak kulitku.
Kedua mata violet Balthazar yang janggal masih memandangku tanpa berkedip, mungkin saat ini mataku sendiri juga berubah sepertinya. Tidak kekuatanku, kekuatan Leykan Balthazar sangat senyap tapi mematikan. Tidak ada deru angin atau kabut yang datang mengelilingi kami, semuanya terlihat normal dan... hening. Keheningan ini hampir memekakkan telingaku.