Rupanya Rosie tidak bercanda saat mengancamku, Ia mengangkat salah satu lututnya ke arah kakiku untuk menendangku. Untungnya gerakannya cukup lambat sehingga aku bisa menghindarinya dengan mudah.
"Ouch," gumamku sambil melemparkan tatapan ngeriku padanya. "Hati-hati, solnyshko, kakimu bisa membunuh seluruh calon penerus kerajaan Volder," tambahku sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
"Dasar sinting," umpatnya sambil mengusap bibirnya yang masih dihiasi oleh sedikit darahku sementara tangannya yang lain mendekap lipatan mantelnya untuk menutupi tubuhnya.
Sayangnya saat ini aku sudah tidak ingin bermain-main lagi dengannya. Aku sudah mencapai batasku.
"Lepas mantelmu," perintahku sambil membuka kancing kemejaku satu per satu.
Rosie tersentak menatapku dengan sorot matanya yang tajam. "Apa... katamu barusan?"
"Kalau kau tidak melepasnya sendiri aku akan merobeknya dari tubuhmu." Kutanggalkan kemejaku lalu mulai membuka kancing celanaku.