Aku tidak ingat berapa jam aku tertidur dalam pelukan Alexei. Tapi saat aku terbangun Ia tidak ada di sisiku lagi, saat aku meraba-raba sisi tempatnya tidur sebelumnya, ranjang di sebelahku sudah terasa dingin dan kosong. Artinya Alexei sudah pergi sejak tadi.
Seluruh tubuhku terasa pegal dan nyeri, walaupun begitu aku tetap memaksakan diri bangkit dari tempat tidur ini. Tapi belum sempat kedua kakiku menginjakkan lantai, tubuhku sudah membeku lagi saat menatap Alice yang sedang duduk di sofa seberang tempat tidur ini.
Alice menyandarkan kepalanya pada salah satu tangannya sedangkan kedua matanya terpejam. Ia masih mengenakan pakaian hitam yang sama. Rambut pirang platinumnya masih terikat dengan berantakan, beberapa helai rambutnya jatuh menutupi wajahnya yang terlihat damai. Pandanganku bergeser ke pedang katananya yang disandarkan di sisi sofa sebelahnya.
Pantas saja Alexei tidak ada di sisiku saat ini.