Rasanya sangat sulit meninggalkan ranjang Rosie setelah Ia terlelap satu setengah jam kemudian. Berkali-kali Ia menanyakan apakah aku sudah merasa lebih baik sambil memeluk tubuhku erat-erat di atas ranjang sempitnya. Tentu saja setelah itu aku harus mengatakan yang sebenarnya padanya dengan sedikit perasaan bersalahku.
Kuhentikan taksi yang melintas di jalan utama, tidak jauh dari rumah Nicholas. Pria yang duduk di balik kemudi menoleh padaku dengan pandangan bertanya. Awalnya aku berencana kembali ke hotel yang ditempati oleh Andrei, tapi setelah kejadian malam ini tujuanku terpaksa berubah lagi.
"Kemana tujuanmu?" tanya supir taksi itu dengan aksen yang sedikit kasar.
"Hotel Waldorf Astoria, New York," balasku pendek.
Pria itu memandang pakaianku sekilas dengan pandangan skeptis sekaligus mencemooh. "Waldorf Astoria cukup jauh dari sini, apa kau punya uang untuk membayar ongkosnya?"