Bagaimana— Kapan— Kenapa—
Pertanyaan-pertanyaan ini berputar di dalam kepalaku sementara rasa bingung, cemas, dan panikku bercampur menjadi satu. Alexei terlihat sedikit lelah, Ia mengenakan hoodie berwarna hijau pinus dan terlihat duduk santai di salah satu sofa ruang baca seolah ini rumahnya sendiri. Sedangkan Dad berdiri dengan gestur tidak nyaman di seberangnya, ekspresi ayahku jelas-jelas terlihat enggan dan jengkel.
"Apa Greg sudah datang, Rosie? Aku akan menyusul setengah jam lagi," kata Dad yang mengira kedatanganku karena ingin memanggilnya.
"Rosie..." gumam Alexei dengan suara lembut yang langsung dibalas dengan tatapan gusar ayahku.
Aku masih membeku di tempat, tidak sanggup mengatakan apa-apa tapi tidak mampu bergerak juga. Tatapanku beralih dari Dad dan Alexei bergantian.
"Rosie?" p anggil Dad lagi dengan wajah cemberut. "Tolong tutup pintunya."
"Kau tidak