"Apa kau sedang menantangku?" tanyaku dengan marah di tengah gairah yang menyelubungi diriku saat ini. Tapi amarahku hanya bertahan sesaat karena bibirnya yang mencium telinga dan rambutku membuatku kesulitan berkonsentrasi.
"Kau—" bisiknya di tengah sapuan bibirnya yang sensual di leherku. "—yang memancingku."
"Ap— Apa?" balasku terbata. Andrei masih menindihku dari belakang, jadi aku tidak bisa melihatnya langsung. Ia kembali mendorong ereksinya ke daerah antara paha dan bokongku, sesaat aku hampir terlena tapi ucapannya barusan masih menggangguku. "Tunggu... Tunggu dulu, apa maksudmu aku memancingmu?"
"Stanislav tidak pernah memberitahumu tentang rencananya untukmu?" Sekarang suaranya terdengar lebih jelas, nyaris kembali lagi ke versi robot yang dingin. Ia menarik dirinya dari tubuhku, aku mengikutinya dengan membalikan tubuhku lalu duduk bersandar di tumpukan bantal, pandangan terkejutku tertuju padanya. Kenapa Ia membahas ayahku tiba-tiba?