Walaupun aku sudah memiliki SIM tapi satu-satunya momen aku pernah mengemudikan mobil hanyalah saat latihan dan tes sebelum mendapatkan SIM. Dengan hati-hati aku beronsentrasi pada jalanan di depanku sementara kedua tanganku mencengkeram erat kemudi Mercedes Benz milik ibuku.
Di sebelahku Zasha sedang menggerutu tentang Andrei, aku setengah tidak mendengarkannya karena seluruh fokusku hanya tertuju pada bagaimana kita bisa sampai di 5th avenue dengan selamat tanpa menggores mobil Mum sedikit pun.
"—bukannya Ia sangat menyebalkan?" tanyanya dengan kesal.
"Hhmmm..." gumamku tanpa mengalihkan pandanganku dari jalan di depanku.
"Rosie, apa kau tidak bisa menyetir?" tanya Zasha tiba-tiba yang membuatku mengerutkan keningku.
"Apa kau tidak melihatku menyetir sejak tadi, Zash?" tanyaku balik dengan nada penuh sarkasme.
"Tapi kau menyetir sangat pelan," protesnya yang diselingi dengan tawa gelinya.