Stevani masih duduk di samping suaminya yang terlelap di atas ranjang kamar perawatannya. Wanita itu sengaja tak mengabari keluarga besar Permana karena tak ingin membuat mereka khawatir. Dengan sedikit ragu, Stevani menyentuh tangan suaminya dan menggenggamnya erat. Ada rasa sedih yang bersarang di dalam hati ketika melihat lelaki yang menjadi suaminya itu harus terbaring lemah di atas ranjang. "Mas. Cepatlah bangun, aku merasa sendirian tanpa dirimu," ucapnya lirih sambil terus memandangi wajah lelaki tampan itu. Stevani menyentuh alis mata milik Joe, seolah wanita itu begitu mengagumi ketampanan suaminya.