Mereka berdua berpelukan lama sekali, sampai Iris hampir tertidur di pelukan Thomas. Wanita itu melepas pelukan dan ikut merendam kakinya, ia bersandar pada pasangan jiwanya.
Suasana hati Iris menjadi lebih baik daripada sebelumnya, merasa bahagia hanya dengan situasi sederhana seperti ini.
Tapi Iris punya sesuatu yang mengganjal lagi.
"Tomy …."
"Hm?"
"Jika semua ini selesai, apa yang akan terjadi pada kita?"
Iris menelan ludah, matanya menatap lurus pada lautan biru di depan sana.
Ia sudah memikirkan ini sejak Thomas tertidur selama seminggu, selalu berputar-putar di kepalanya.
Iris ingin egois, tapi di sisi lain ia takut.
Takut dengan apa yang akan menunggu mereka di ujung sana, takut jika ia lengah dan Thomas menghilang dari hadapannya.
"Kita akan menikah." Thomas menyahut santai, seperti tampak tak berpikir panjang.
"Huh?" Iris menegakkan tubuhnya, ia menatap sang Pangeran yang masih menatap lurus ke lautan yang luas. "Apa … apa … yang kau katakan tadi?"