Perkataan Kakek Dewa itu benar-benar membuat gelas yang dipegang oleh Samael hancur karena cengkeramannya yang berlebihan!
Kakek Dewa di sisi lain masih memiliki wajah tenang saat dia mengatakan, "Bagaimana? Itu bukan hal yang buruk bukan?"
"Bukan itu, masalahnya..."
"Bocah, yang kau janjikan pada May waktu itu adalah tubuh manusia asli, dan bukan tubuh Malaikat, kau paham?"
Kata-kata Samael dipotong cepat oleh Kakek Dewa.
Dengan mata tajam, Kakek Dewa menginterupsi Samael lagi: "Kau harus paham seberapa cintanya May kepadamu dan keluargamu."
"Permintaan kecilnya, bukan hal yang berlebihan bukan?"
Samael menghapus sisa pecahan kaca di tangannya, dan melihat darah di tangannya, Samael berbisik: "Darah lebih kental daripada air."
"Jika yang kau maksud adalah tubuh Manusia, maka itu hanya cocok dengan janin di kandungan Ibu."
Samael memikirkan putranya yang ada di kandungan Lilith, dan putrinya yang ada di kandungan Yegudiel....
Keduanya jelas, dan sudah pasti bukanlah manusia murni nantinya.
Jadi satu-satunya pilihan adalah kandungan di perut Helina saat ini, dan itu masihlah kandungan kembar!
Melihat Samael yang terlihat memikirkan masalah ini dengan mendalam, Kakek Dewa hanya tertawa.
Disana dia berkata, "Jika kau bingung dan tidak tahu harus berbuat, kenapa kau tidak menggunakan permintaan yang kuberikan padamu tadi?"
"Lagipula saat kau menunggunya lagi dengan sabar, kau akan mendapatkan satu jatah tambahan nantinya bukan?"
"Tidak! Satu permintaan adalah hal yang sangat berharga dan aku harus memikirkannya dengan sangat penuh kecermatan!"
"Ohhh, kau benar-benar anak yang serakah."
Setelah mengatakan ini, Kakek Dewa tiba-tiba menjentikkan jarinya, dan seketika pintu terbuka dan darisana muncul sosok Helina!
Dengan wajah aneh, Helina maju dan tiba-tiba berkata: "Aneh, kenapa tiba-tiba aku masuk ke ruanganmu? Jika aku tidak salah, aku tadi ingin ke ruang ganti...."
Samael hanya bisa menepuk dahinya melihat Helina dan mendengarkan apa yang dia katakan tadi.
Melihat Kakek Dewa yang masih meminum anggur dengan ceroboh, Samael hanya bisa menghela nafas!
Sudah pasti dialah yang main tangan tadi!
"Helina, apakah perawatanmu sudah selesai?" tanya Samael lembut.
Helina mengangguk ringan dan segera duduk disampingnya sambil mengelus perutnya, "Itu selesai beberapa menit yang lalu, benar begitu, May?"
"Ohhh! Itu baru selesai seperti yang Mama katakan~" May yang muncul mengatakan ini, tapi diam-diam dia melihat ke arah Kakek Dewa.
Samael juga merasakan ada yang salah, dan dia segera berkata: "Menurutmu, apa yang ada di depan matamu sekarang sayang?"
"Hah?" Helina menatap Samael bingung, "Bukankah sudah jelas itu adalah sofa kosong dan tumpukan buku di rak?"
"Tidak....Apakah kau menargetkan maksud tersirat? Uhh...Biarkan kupikirkan dulu."
Selagi Helina memikirkan maksud tersirat yang sebenarnya tidak, Samael dan May yakin seratus persen...
Kakek Dewa hanya bisa dilihat oleh mereka !!!
Kakek itu sendiri hanya memainkan jari telunjuknya dan berkata, "Sekarang aku membawakanmu sumbernya, katakan sekarang dan jangan sembunyikan maksud dan tujuanmu bocah!"
".....Tuhan benar-benar egois bukan?" Samael tidak bisa menahan nafas.
Helina menjadi semakin bingung, apa lagi maksud dari kata-kata tadi?
"Ibu."
"Ada apa?" Helina menjadi sedikit tidak nyaman dengan keseriusan di wajah putranya ini.
Meskipun dia sering melihat Samael serius di beberapa kesempatan, tapi saat ini, keseriusan itu tertuju padanya yang benar-benar tidak nyaman!
Samael sendiri menumpangkan tangannya di atas tangan Helina yang ada di atas perutnya, sebelum akhirnya dia berkata: "Bagaimana menurutmu jika May menjadi putri kita?"
Helina: " ??? "
"Kakak! Maksudmu..."
Berbeda dengan reaksi Helina yang kebingungan, mata May membelak sangat lebar karena pernyataan ini!
Jelas dia tahu arti dari Samael, terutama dengan kehadiran Kakeknya disana!
May menjadi semakin yakin akan tebakannya, dan disaat yang sama ada rasa cemas dan was-was yang jarang dia rasakan!
Helina masih bingung, "Apa maksudmu dengan May menjadi Putri kami?"
Samael mengangkat May dan menempatkannya di atas telapak tangannya, sebelum akhirnya dia menjelaskan: "May, sebenarnya bukanlah sebuah AI sederhana, dan dia bukanlah sesuatu yang aku buat."
"Dia adalah keberadaan yang seharusnya tidak mungkin terbentuk dan dia bisa disebut sebagai Penguasa Jaringan bahkan jika ditempatkan di luar Bumi."
Melihat mata Helina dengan serius, Samael berkata: "Jadi, sayang, aku bertanya padamu, apakah kau keberatan jika May menjadi putri kami?"
"Tunggu sebentar, aku masih bingung denganmu..."
Helina mengambil tangan Samael yang lain dan bertanya, "Jadi siapa sebenarnya May ini? Dan apa maksudmu dengan menjadikannya sebagai putri kami?"
"Mama!" May tiba-tiba angkat suara sebelum Samael bisa mengatakan apapun.
Disana dia dengan takut berkata, "May....ingin benar-benar menjadi keluarga Mama dan Kakak!"
"Jika May tidak salah, alasan Kakak menanyakan ini, dia bertujuan untuk menggantikan posisi salah satu janin di perut Mama dengan May...."
Suara May menjadi semakin dan semakin pelan, dan Samael hanya bisa tersenyum kecut melihatnya.
Helina sendiri merasa kepalanya akan meletus saat ini!
Apakah Samael ingin May menjadi putrinya dan putriku?
Tapi apakah May mampu untuk menggantikan posisi janinku? Bagaimana caranya?!
Ini tidak ilmiah!
Tapi pada saat ini, sebuah suara muncul di kepala Helina, dan tanpa sadar rasa kesemutan seperti distrum muncul di kepala Helina!
Tubuhnya bergetar sejenak, sebelum akhirnya dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Samael dan May.
Disana dia berkata, "Maksud kalian, kalian ingin aku menyetujui permintaan dimana May menggantikan salah satu posisi janinku, dan secara resmi masuk ke hubungan keluarga kami?"
"Ya!"
Keduanya menjawab dengan serius, dan Helina masih ingat kata-kata di kepalanya tadi yang berbunyi: "May adalah cucuku, Helina, jika kau masih ragu siapa aku...maka lihatlah ingatan ini."
Lalu beberapa ingatan aneh mengenai pertemuan Samael dengan sosok tak diketahui muncul di benaknya...
Termasuk masalah "Surga dan Neraka" yang dimiliki Samael, dan semuanya kecuali "Buku Permintaan"....
Dia paham, alasan Samael berubah dua tahun lalu sampai akhirnya dia sampai ke titik ini...
Itu semua ada kaitannya dengan Kakek May, tidak...Mungkin harus dikatakan bahwa alasan Samael berkembang, dan alasan May tercipta...
Itu semua karena Tuhan (Kakek Dewa)!
Jadi Helina tahu, ini...adalah saatnya Samael untuk membayar "harga" dari hutangnya dulu, dan sebagai Ibu, sekaligus Istri Samael...
Helina dengan lembut mengambil May dan berkata, "May bodoh, kau seharusnya menyebutkan semua ini sejak awal."
"Bagaimanapun, kau adalah Keluarga Duodere kami juga sejak awal, bukan?"