Dah meninggalkan mereka berdua begitu saja, "Egois sekali Stefani," gerutu Lilis dengan terus terpaksa merangkai bunga-bunga yang hampir selesai.
Sementara Aminah tetap tak mengambil pusing apapun tindakan Stefani, ia terlihat lebih fokus untuk merangkai bunga-bunga dan menyelesaikan 100 buket itu, 15 menit lagi waktu makan siang akan tiba dan bunga-bunga itu harus segera selesai.
Entah tenaga apa yang dimiliki Aminah ia seakan tak membiarkan jari itu berhenti sedetikpun, bahkan keringat yang bercucuran di dahinya pun tak sempat dihapus.
"Kau bisa pergi minum sebentar Aminah," ujar Lilis dengan menyarankan, ia khawatir melihat wajah Aminah yang pucat, letih tapi gadis itu tetap bekerja keras dan tak mengeluh.
Benar saja Aminah hanya menggelengkan kepalanya pelan, ia terlalu enggan melepaskan pekerjaannya yang nampak serius.
Sementara suara hentakan kaki itu semakin mendekat menghampiri keduanya yang terlihat serius merangkai bunga.