"Bu Meta sudah siap-siap?" tanya Fatma, sambil menggendong Rayan. Rayan langsung menarik ujung rambut mamanya, kemudian mimik wajahnya tampak seperti ingin menangis.
"Mama… itut! Mama!" rengeknya kemudian.
Meta tampak tersenyum mendengar rengekan anaknya, kemudian dia mengambil Rayan dari gendongan Fatma.
"Ih udah gede masak nangis. Iya, ikut Mama jemput adek kembar, ya? Nanti main berempat ama Refa juga,"
Rayan tampak mengangguk, mengusap ujung matanya yang basah, kemudian dia tersenyum sambil memeluk mamanya. Seolah di usia satu tahun itu dia sudah paham dengan apa yang Meta katakana. Ya, Rayan memang bayi yang peka, bayi yang seolah selalu mengerti apa yang diinginkan oleh mamanya.
"Yaudah, Bu Fatma, ajak Sustet Nani, kita berangkat jemput adik-adiknya Rayan ya,"
"Bu Meta yang nyetir sendiri?" tanya Fatma, Nani yang baru saja datang pun langsung mengerutkan keningnya.