Ada sorot dingin di mata Mo Yesi. Nada bicaranya juga tidak terasa dingin dua kali lipat, tapi perasaan aneh memenuhi lubuk hatinya. "Kau baru saja memanggilnya apa?"
Di sisi lain, Gong Zeli tiba-tiba terdiam. Setelah beberapa saat, Gong Zeli baru berbicara, "Aku sedikit salah paham terhadap Mianmian sebelumnya, jadi sikapku terhadapnya sangat buru. Sekarang aku ..."
"Sekarang setelah kau tahu bahwa kau salah paham terhadapnya, lalu kau jadi memanggilnya dengan begitu intim? Gong Zeli, apakah ini alasan kau berubah untuk memanggilnya dengan begitu intim?" kata Mo Yesi dengan dingin, menyela perkataan Gong Zeli yang belum selesai.
Gong Zeli terdiam. "..."
Keheningan Gong Zeli membuat rona wajah Mo Yesi menjadi lebih buruk, rona wajahnya semakin lama semakin tenggelam. Mo Yesi akhirnya tahu perasaan aneh apa yang muncul barusan.