Entah kenapa justru Emma yang merasa malu ketika teman-teman sekelasnya bergerombol di depan pondok Marlowe dan memperhatikan sang guru seksi itu bekerja.
Astaga... ini canggung sekali, pikirnya.
"Ahem..." Emma mendeham untuk menarik perhatian Marlowe.
Apakah pria ini benar-benar tidak melihat ada segerombolan gadis berkumpul di depan pondoknya?
Marlowe mengangkat wajahnya dan menatap rombongan itu dengan mata acuh.
"Sedang apa kalian di situ?" tanyanya. Matanya menatap Emma dengan tajam.
"Kami sedang tur keliling sekolah dengan diantar dua senior." Emma terpaksa menjelaskan. "Kebetulan kami pulangnya lewat sini."
Ia jelas berbohong karena semua orang tahu bahwa jalan menuju ke asrama berlawanan arah dengan pondok itu. Karenanya Emma buru-buru menambahkan. "Senior kami menceritakan bahwa di sini adalah klinik untuk hewan, karenanya mereka menawarkan untuk sekalian mampir. Jadi, kalau nanti kami menemukan ada hewan yang terluka, kami sudah tahu harus membawa mereka kemana."