"Therius!!" Emma berseru sekuat-kuatnya dari pintu aula. Ia melihat Therius sedari tadi masih sibuk menghindar serangan demi serangan orang sipil yang berada dalam kendali pikiran Mayn.
"Kau bantu dia!" kata Emma kepada Xion. Pemuda itu tanpa disuruh telah melancarkan serangan angin kencang yang menghempaskan puluhan orang ke lantai. Sementara itu Heron yang melihat kedatangan Xion dan Emma seketika menjadi gusar.
"Heh.. siapa kau? Di mana Izia?" bentak Heron dengan suara menggelegar.
"Mati," jawab Emma pendek.
Ia tidak perlu lagi berpura-pura lemah. Dengan gagah ia berdiri di muka pintu dengan berkacak pinggang. Sikapnya membuat Heron terkejut.
Tadinya ia mengira Emma berbohong, tetapi melihat sikap arogan gadis itu sekarang, mau tak mau ia menjadi percaya bahwa Izia memang sudah mati.
Apakah lelaki berambut keemasan di samping Putri Emma itu yang membunuhnya? Siapa dia? Heron hanya bisa bertanya-tanya sendiri.