Walaupun Emma berusaha menyembunyikan kesedihannya, tetap saja Xion yang memperhatikannya dapat melihat bahwa Emma sedang bersedih. Ia segera menepuk bahu gadis itu dan meremasnya pelan.
"Jangan putus asa dulu. Nanti kalau kita sudah tiba di Akkadia, kau akan dapat berlatih lebih banyak untuk mengalahkan Therius. Lima tahun bukanlah waktu yang sedikit."
Emma mengangkat wajahnya dan buru-buru menghapus air matanya agar tidak terlihat lemah di depan Xion.
"Hmm... boleh aku minta wine-nya sedikit?" tanya Emma.
"Ini?" Xion menoleh pada botol wine di tangan kirinya. Tanpa berpikir dua kali ia segera menyerahkannya kepada Emma. "Ambillah. Kurasa aku suka minum denganmu. Selama ini aku terbiasa minum sendiri karena si pangeran es itu tidak kuat minum."
"Hmm.." Emma lalu menenggak wine di botol yang barusan diberikan Xion kepadanya. Ia memejamkan mata dan meneguk berkali-kali hingga tanpa sadarnya botol itu menjadi kosong.