Pikiran Emma dipenuhi berbagai pertanyaan saat ia berjalan meninggalkan perpustakaan menuju ke kamarnya untuk beristirahat.
Kenapa rasanya mudah sekali? Therius mengajarinya membaca, ia juga menjamin perkataannya yang menjanjikan kebebasan Emma lima tahun lagi jika Emma dapat mengalahkannya dengan membuat kontrak perjanjian di antara mereka, dengan Xion dan Atila sebagai saksi.
Therius juga sama sekali tidak menolak untuk mengajari Emma telemancy dan pyromancy. Padahal itu sama saja seperti mengajari musuhnya untuk menjadi lebih kuat dan memperoleh kesempatan lebih besar untuk mengalahkannya.
Apakah Therius sama sekali tidak menganggapnya sebagai musuh? Apakah Therius tidak merasa terancam oleh Emma?
Ataukah sang pangeran mempunyai rencana lain?
Atau... mungkinkah ia akan berbuat curang untuk mengingkari perjanjian di antara mereka?