Tải xuống ứng dụng
56.57% Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 99: Kabar Baik?

Chương 99: Kabar Baik?

Revan tidak beda jauh dengan Andra, dia sangat marah pada Wina yang tiba-tiba saja meninggalkannya. Di kampus dia marah-marah sama teman-temannya, bahkan pacar-pacarnya ketakutan akibat amarah Revan.

" Pergi kalian! Jangan berani menelpon atau datang kalo gue nggak suruh kalian datang!" kata Revan marah.

" Bagaiamana?" tanya Revan pada Jim.

" Belum ada hasil, Bos! Tuan Ben sepertinya menutup akses putrinya!" kata Jim.

" Fuck! Kalo gue yang datang dia bisa curiga! Arghhh! Kenapa keluarga Alvaro sangat menjengkelkan!" teriak Revan.

Sementara itu di LA, Wina tinggal di sebuah apartement miliknya, hadiah dari ibu angkatnya. Wina menata semua pakaian dan bukunya di kamar.

" Apa ada masalah?" tanya seorang wanita setengah baya. Dia bersandar di pintu kamar Wina.

" Mom!" sapa Wina lalu menghentikan kegiatannya dan mendekati wanita itu dan memeluknya erat.

" Anakku sayang! Mom sangat rindu sama kamu! Lihatlah, kamu sangat kurus!" kata wanita itu.

" Makanya aku kesini agar mom membuatku gemuk lagi! Karena aku kangen masakan Mom!" kata Wina manja.

" Kamu ini! Lama nggak ketemu malah mikirnya makan aja!" kata wanita itu.

" Apa Dad nggak ikut kesini?" tanya Wina yang sudah berada di dapur dan duduk di meja dapur.

" Dadmu itu mana bisa ninggalin perusahaannya! Mana Vee juga nggak ada yang ngawasi kalo Dadmu pergi!" kata wanita itu yang ternyata adalah Monica.

Monica mengangkat Wina sebagai anak karena saat melahirkan, Monicalah yang berada disisi Manda. Ben saat itu sedang dalam perjalanan pulang adri Negara Y. Monicalah yang memandikan dan merawat Wina saat baru pulang dari RS, karena Manda harus bedrest selama 2 minggu karena sempat kekurangan darah saat melahirkan.

" Kakakmu ada di rumah!" kata Monica.

" Kak Reva?" tanya Wina terkejut.

" Iya!" jawab Monica.

" Apa perusahaan Kak Reva membuka cabang baru disana?" tanya Wina lagi.

" Iya!" jawab Monica, dia lupa jika harus menyembunyikan informasi tentang keadaan Reva disana.

Selama 3 bulan Reva menjalankan pengobatan, bulan pertama memang terasa sangat berat baginya, Reva sampai ketakutan dan tidak bisa tidur saat malam. Tapi dengan terapi dan pengobatan Dr. Matt, pada bulan kedua dia berhasil mengatasi ketakutannya dan perlahan bisa tidur dengan sedikit tenang. Pada bulan ketiga Reva telah bisa mengatasi mimpi buruknya dan perlahan-lahan bisa mengatasi depresinya. Semua karena dukungan dari orang tua dan keluarga Velasco yang selalu ada disampingnya saat dia mengalami semua itu. Terlebih Monica, dia sangat menyayangi Reva melebihi putranya sendiri.

Reva akhirnya diminta papanya untuk memimpin sebuah perusahaan Valen yang ada disana setelah mendapat rekomendasi dari psikiatrenya dan dianggap sembuh. Kini Reva sudah seminggu memimpin perusahaan Valen, dia mengikuti sesi pertemuan dengan Dr. Matt Dominic hanya sebulan sekali saja.

Monica sudah kembali ke rumahnya, karena dia tidak bisa meninggalkan Joe terlalu lama, pria itu akan menelponnya tiap hari jika dia masih disana.

" Masih bermimpi buruk?" tanya Matt yang saat itu sedang berkunjung ke kediaman keluarga besar Velasco.

" Nggak! Hanya sesekali saja, tapi saya bisa mengatasinya!" jawab Reva yang selalu merasa rileks jika bicara dengan Matt.

" Bagus kalau begitu, itu adalah kemajuan yang sangat besar untuk dirimu! Kita akan coba terapi yang baru, agar mimpi burukmu bisa hilang untuk selamanya!" tutur Matt.

" Ok! Thank you, Doctor!" kata Reva.

" You welcome! You can call me Matt if we not at the hospital!" kata Matt.

" Ok, Matt!" ucap Reva.

Valmont merasa cemburu saat Reva duduk berdua saja dengan Matt. menurutnya Matt memiliki maksud tersembunyi pada sepupunya itu.

" Tskkk! Apa rumah ini sudah berubah jadi RS!" gerutu Valmont yang berdiri di pintu belakang..

" Jangan berburuk sangka!" kata Monica yang mendengar putranya menggerutu sambil mengelus punggung putranya.

" Mom! Look at him! He so...arghhhh!" teriak Valmont kesal, dia mengadu pada mamanya saat melihat Matt dan Reva sedang berbincang-bincang di kebun belakang.

" Why don't you ask Olivia out!" kata Monica tiba-tiba.

" I hate her!" kata Valmont dengan wajah cemberut.

" Why? She so beautifull! Smart and not spoil girl!" kata Monica. Valmont hanya diam saja masih mondar-mandir menatap Reva dan Matt. Monica menghela nafas panjang, kenapa keluarga Abiseka selalu membuat keluarga Velasco jatuh cinta dan bertepuk sebelah tangan? batin Monica.

Pagi-pagi Reva terbangun, dia merasa tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan perutnya juga terasa mual. Dengan cepat dia berlari ke arah kamar mandi dan bersimpuh di depan closet dan memuntahkan isi perutnya yang kosong.

" Selamat pagi!" sapa Reva yang telah rapi dengan pakaian kerjanya, dia mendekati Monica lalu mencium pipi ibu angkatnya itu.

" Pagi, sayang!" sahut Monica dengan senyumannya lalu membalas dengan menepuk pipi Reva.

" Pagi, Reva!" jawab Joe .

" Val!" sapa Reva.

" Hmm!" sahut Valmont. Sepertinya anak itu masih marah dan cemburu pada Matt karena kedatangan dokter itu kemarin! batin Monica.

" Jawab yang benar, sayang!" ucap Monica.

" Hai, Va!" jawab Valmont malas.

" Apa ada yang tidak aku ketahui?" tanya Joe melihat ketidak sopanan putranya.

" Tidak ada apa-apa, sayang! Dia hanya cemburu saja!" goda Monica.

" Cemburu? Pada siapa?' tanya Joe.

" Dokternya Reva!" jawab Monica.

" What?" ucap Reva kaget dan Joe bersamaan.

" Mom! Kenapa Mom bicara begitu?' ucap Valmont kesal.

" Kenapa? Mom benar kan, sayang?" kata Monica datar.

" Memang kenapa harus cemburu dengan Matt? Kami hanya pasien dan dokter saja!" bela Reva.

" Apa kamu nggak menyadari tatapannya padamu? Dia itu menyukaimu!" sahut Valmont sedikit keras.

" Sudah! Memangnya kenapa jika dia menyukai kakakmu? Kakakmu masih single!" kata Joe kesal dengan anaknya itu.

" Aku nggak suka, Dad!" jawab Joe.

Reva merasa tidak enak dengan kaejadian pagi ini, dia merasa jika dia telah menyebabkan ketidak nyamanan ini.

" Reva jalan dulu, Mom!" kata Reva yang berdiri setelah memakan sarapannya.

" Iya, sayang!" jawab Monica. Ketika Reva akan mendekati Monica, tiba-tiba tubuhnya limbung dan terjatuh. Beruntung Valmont menyadari keadaan Reva, dia langsung menangkap tubuh Reva.

" Reva! Bangun, baby!" panggil Valmont.

" Reva sayang! Bangun, sayang!" panggil Monica dengan wajah khawatir. sambil menepuk-nepuk pipi Reva, tapi Reva hanya diam tidak bergerak sedikitpun.

" Bawa ke RS!" kata Joe.

" Iya, Dad!" jawab Valmont. Valmont segera menggendong Reva ala Bridal style dan berjalan ke luar rumah.

" Apa kita harus memberitahu, Val?" tanya Monica pada Joe.

" Jangan duliu! Semoga Reva hanya kecapekan saja!" jawab Joe menatap istrinya itu.

Monica, Joe dan Valmont duduk di kursi tunggu di depan IGD. Mereka khawatir akan keadaan Reva, jika terjadi sesuatu, apa yang akan dikatakan pada Valen. Valen menitipkan Reva pada Monica dan Joe agar putrinya itu berobat akibat trauma dan depresi yang dialaminya karena peristiwa seksualnya dengan Lewis dan Andra.

" Sayang!" panggil Monica yang melihat Reva telah bengun dari pingsannya.

" Mom! Apa yang terjadi?" tanya Reva.

" Mom minta kamu tenang, ya! Kata dokter kamu saat ini sedang...hamil!" kata Monica dengan hati-hati.

" Hamil? Mom serius? Aku hamil anak Andra?" ucap Reva gembira lalu berubah menjadi kesedihan.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C99
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập