Tải xuống ứng dụng
24.64% ADAKAH AKU DI HATIMU / Chapter 35: AYUNDA MENGGODA SEORANG BOCAH

Chương 35: AYUNDA MENGGODA SEORANG BOCAH

Ayunda duduk berjongkok untuk bersembunyi tetapi tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah suara. "Kita bertemu lagi gadis kecil"

Ayunda mengangkat kepalanya dan melihat bahwa itu adalah wanita yang dia temui di toilet wanita.

"Kakak…" Ayunda memeluk wanita itu, lalu menjelaskan kepada wanita itu situasinya saat ini.

Wanita itu kaget mendengar nama Jhonatan Wijaya, lalu tanpa sengaja mendorong tubuh Ayunda.

"Jhonatan Wijaya? Jika kamu berada di kota ini, kamu pasti akan segera ditemukan. Karena dia adalah orang yang paling ditakuti di kota ini. Orang itu memiliki banyak pengaruh, siapa yang mau membantumu jika mereka tahu kamu kabur darinya. kamu pasti akan mati.!!" Kata wanita itu dengan penuh ketakutan.

"Kamu bahkan tidak ingin membantuku, tetapi jika aku bisa keluar dari sini, kamu akan bisa mendapatkan banyak uang sebagai ganti menyelamatkanku. Aku bahkan biasa memberimu pekerjaan yang layak, meskipun kamu tidak suka pekerjaan yang merepotkan." Ayunda merengek saat itu. Itulah satu-satunya cara untuk meyakinkan wanita itu.

wanita itu terkejut mendengar apa yang dikatakan Ayunda.

"Kamu gadis kecil yang sangat pintar, mari kita berbisnis! Nama saya, Ivania."

Ayunda berjabat tangan dengan Ivania.

Ivania menarik tangan Ayunda ke sebuah lorong kecil dan membawanya ke dalam rumah. setelah itu, Ivania memberikan gaun kepada Ayunda.

Ayunda sangat terkejut melihat pakaian yang diberikan Ivania kepadanya, karena pakaian itu sangat minim dengan bagian atas yang terbuka memperlihatkan bagian dadanya.

"Apakah aku harus memakai ini?! Ini terlihat seperti pakaian yang kekurangan bahan." kata Ayunda kepada Ivania.

Ivania memelototi kerah Ayunda bahkan saat itu dia mengangkat alisnya dan berkata.

"Terserah! Kalau mau, pakai saja. Kalau tidak? Keluar dari sini." Ucap Ivania yang cukup kesal dengan ucapan Ayunda.

Ayunda sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan Ivania, tetapi jika dipikir-pikir, hanya Ivania yang dapat membantunya saat ini. Ia hanya bisa memastikan bahwa Ivania tidak akan melakukan hal buruk padanya.

Ayunda pergi ke kamar untuk mengganti bajunya dengan baju yang diberikan Ivania. Setelah selesai berganti pakaian, Ivania mempersilahkan Ayunda untuk duduk di depan meja rias. "Apa lagi yang akan Kak Ivania lakukan..??" Tanya Ayunda kepada Ivania saat itu.

"Aku harus merias wajahmu agar mereka tidak bisa mengenalimu nanti. Apa kamu mengerti..?Duduk dan serahkan padaku."Ivania berkata sambil mengambil alat riasnya. Ia mendandani Ayunda dengan sebaik mungkin untuk membuatnya tampil beda. Ayunda hanya bisa melepaskan apapun yang ivana lakukan saat itu, setelah selesai ia mengambil wig di lemarinya dan memakaikannya pada Ayunda.

"Selesai…" kata Ivania kepada Ayunda sambil membalikkan tubuh Ayunda di cermin. Ayunda sepertinya tidak percaya dengan hasil riasan dari ivania.

Ayunda terlihat sangat berbeda, dia seperti melihat sosok lain di depan cermin.

"Wow… Kak ivania. Ini luar biasa. Aku bahkan tidak mengenali diriku sendiri. Aku yakin mereka juga seperti itu,"

Ivania memanggil seseorang dan beberapa menit kemudian, seseorang mengetuk pintu Ivania.

Dia pergi untuk membukanya dan ternyata itu adalah temannya.

"Ini untukmu, ingat jangan buka mulutmu jika kamu tidak ingin diseret."

Wanita itu pergi dan Ivania memberikan KTP wanita itu kepada Ayunda.

"Hanya dengan ini, kamu bisa keluar dari kota ini. Aku akan mengambil ini nanti, jangan sampai kamu kehilangannya. Mengerti?!" Ayunda menganggukkan kepalanya.

Dia sangat senang saat itu dan memeluk Ivania sebagai penyelamatnya.

ivania menghela nafas dan memberi tahu Ayunda lagi.

"Ingat nama di KTP, bersikaplah sesuai dengan pakaian yang kamu kenakan. Jika kamu ingin keluar dari kota ini, dan jika kamu bertemu dengan penjaga, bersikaplah normal, dan jangan pernah gugup!"

Ayunda kembali menganggukkan kepalanya. Ivania memberi Ayunda peta ke stasiun kereta yang akan membawanya ke kota J. Ia juga memberikan sejumlah uang kepada Ayunda agar dia bisa membeli tiket. Ia tidak bisa mengambil Ayunda karena, dia sendiri takut karena Jonathan dapat dengan mudah menemukan orang yang membatu mangsanya untuk melarikan diri.

Jonathan dapat melihat semua kamera pengintai di semua jalan yang terpasang di kota B.

Ayunda keluar dari gang bersama seorang teman laki-laki dari ivania. Ayunda meraih tangan pria itu tanpa ragu-ragu.

Pria itu berhenti berjalan dan itu mengejutkan Ayunda karena melihat pemuda itu membuka bajunya. "A-apa yang kamu lakukan?" Tanya Ayunda gugup, namun pria itu mengabaikannya dan terus membuka bajunya dan mengenakannya pada Ayunda.

"Kamu gadis yang baik, aku tidak ingin kamu menjadi tontonan orang jahat. Itu tidak baik untuk," Ayunda tersipu mendengar apa yang dikatakan pria itu. pria itu memeluk Ayunda dan berjalan menuju halte bus.

Pria itu mengantar Adelia ke halte bus dan berkata. "Kamu berutang padaku juga, ingatlah untuk membayarnya kembali ketika kita bertemu lagi." sambil berbisik di telinga Ayunda dan itu membuat wajahnya merona. Pria itu mengusap kepala Ayunda dan berkata. "Gadis kecil yang manis." Bus berhenti dan Ayunda naik.

Ayunda melihat seorang pemuda yang mungkin seumuran dengannya, masih melambai padanya. "Dia pria yang sangat tampan, saudara perempuan Ivania benar-benar beruntung." Gumam Ayunda saat melihat pria itu perlahan menjauh.

Ayunda duduk di bus dan ternyata di setiap halte, ada orang Jonathan yang memeriksa setiap bus. (Tenang Ayu, kamu tidak ingin mengecewakan orang yang telah bekerja keras membantumu.) Gumam Ayunda dalam hati.

ketika bus berhenti, Is berganti tempat duduk dan duduk di sebelah seorang anak sekolah yang sedang duduk sekarang.

"Hai! adik yang tampan. Siapa namamu?" Ayunda bertanya dengan nada menggoda kepada anak SMA itu.

Bocah itu tampak gugup ketika Ayunda mendekatinya. (Maaf, kamu seharusnya tidak cukup tua untuk melihat ini, tapi apa yang bisa kulakukan, kamu satu-satunya penyelamatku dibandingkan harus duduk dengan pria dewasa mesum.) Gumam Ayunda dalam hatinya sambil tertawa manis. anak SMA itu. Bocah SMA itu tersipu ketika Adelia menggodanya. apalagi Adelia menyandarkan kepalanya di bahu cowok itu.

"K-kakak atau bibi apa yang kamu lakukan ...?" tanya anak itu kepada Ayunda yang membuatnya juga malu.

Para pengawal Jhonatan naik dan mencari Ayunda tetapi mereka tidak dapat menemukannya. mereka hanya menggelengkan kepala melihat anak-anak SMA duduk dengan wanita seksi saat itu. "Anak-anak zaman sekarang memang aneh!" Hal itu membuat Ayunda hanya bisa mengatur nafasnya tanpa menyadari bahwa anak SMA di sampingnya sudah tidak bergerak lagi. Ayunda mengangkat kepalanya dan melihat betapa kagetnya dia melihat anak itu pingsan. Ayunda sangat panik saat itu.

(sial.!!! ada apa dengan anak ini?!). dia bergumam pada dirinya sendiri.

"Hei! Nak, bangun…" sambil menggoyang-goyangkan tubuh pemuda itu.

Ayunda meminta bantuan untuk membangunkan anak itu ke penumpang lain dan menutupi bahunya lagi dengan kemeja. sekarang penumpang bertanya pada Ayunda. "Ada apa dengan anak ini? Bukankah tadi kau duduk dengannya?" Ayunda terkekeh dan berkata.

"Kursi saya basah, lalu saya pindah tempat. Saya sendiri tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba dia seperti ini." kata Ayunda mencoba membela diri. Jika mereka tahu apa yang dia lakukan, dia pasti akan dimarahi dan diminta turun dari bus.


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C35
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập