semua anggota keluarga Danuarta semakin membenci Ayunda sejak hari itu.
perkataan tuan Danuarta membuat semua orang syok, karena semua usaha/bisnis yang mereka jalankan sekarang, masih di bawah kekuasaan tuan Danuarta.
beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, mereka pun berkunjung ke rumah utama. dimana Ayunda tinggal, mereka pergi untuk meminta maaf.
Ayunda cukup terkejut melihat mereka datang,tapi ada yang kurang.
yaitu Farrel dan Samuel, dua orang pria yang membuatnya kesal. seharusnya mereka berdua yang harus datang untuk meminta maaf atas perlakukan mereka pada dirinya.
'dua orang pria brengsek itu tidak datang!!'batin Ayunda kesal.
Ayunda menyambut mereka dengan ramah. Ayunda tidak ingin mencari masalah dengan keluarga itu, jika hanya dirinya. ia bisa melindungi dirinya tapi ia masih memiliki keluarga lainnya.
" selamat pagi sayang...," sapa seorang wanita yang tidak lain adalah tante Shela.
Ayunda memperlihatkan senyum manis di wajahnya.
" pagi juga Tante," sapa balik Ayunda.
ia pun menyambut mereka dengan baik.
Tuan Danuarta menyaksikan apa yang terjadi dari lantai atas.
" terus awasi gerak-gerik mereka, jangan sampai mereka melakukan kesalahan-kesalahan yang sama!" perintah Tuan Danuarta pada sekertaris Jimi.
" baik,tuan." jawab sekertaris Jimi.
mereka pun duduk untuk mengobrol.
mereka terus saja menyombongkan diri mereka di atas angin sembari menyindir Ayunda.
"Kapan-kapan kita jalan-jalan keluar negeri nak Ayu, kamu pasti belum pernah ke luar negri bukan?" ucap Tante shela.
Ayunda hanya tersenyum menanggapi sindiran itu.
"baik Tante, saya bisa merekomendasikan negara apa yang paling bagus untuk kita kunjungi. seperti Korea, Kanada, Turki atau tidak Hongkong. beberapa negara itu sangat terkenal saat musim semi tiba, bunga bermekaran dan juga udara yang sejuk." jelas Ayunda yang cukup membuat mereka kaget.
"Ah, kau pasti melihat tempat-tempat itu dari TV." ucap Tante shela yang tidak terima bahwa Ayunda sok pamer di depan mereka.
"sudahlah Ma, kita kemari untuk mengobrol santai bersama kak Ayu. mama malah ngomong yang tidak-tidak." ujar Merly anak perempuan Tante shela.
" Oh iya kak Ayu. bagaimana jika besok kakak temanin aku untuk membeli kebaya." ajak Merly.
" Boleh dek, kebetulan aku tidak mempunyai pekerjaan. selamat juga atas kelulusan mu ya..,"
"Makasih kak Ayu,"
"tidak perlu berterima kasih, aku senang bisa menemanimu." ucap Ayunda.
mereka pun mengakhiri percakapan mereka.
setelah mereka semua kembali. Ayunda bisa bernafas lega.
Ayunda yang hendak berdiri untuk kembali ke kamarnya. di hentikan oleh pak Jimi.
" Mohon maaf nona, saya dengar besok nona akan pergi bersama nona Merly?"
"Iya, ada apa pak? apakah aku tidak bisa pergi?!"tanya Vianka.
"tidak Nona, ini..," ucap pak Jimi sambil menyodorkan sebuah kartu kredit untuk Ayunda.
" Untuk apa ini?" tanya Ayunda yang bingung.
"ini untuk nona Ayu. tuan meminta saya untuk memberikan ini pada nona, nona ayu bisa membeli apa saja dengan ini."
Ayunda mengembalikan kembali kartu kredit itu.
"Uang yang di berikan pak Jimi setiap bulan sudah lebih dari cukup. saya tidak memerlukan kartu itu." ucap Ayunda. ia pun berjalan pergi meninggalkan pak Jimi yang masih terlihat bingung.
namun langka kaki Ayunda kembali terhenti dan berbalik melihat kearah pak Jimi.
"Maafkan saya yang terkesan kurang ajar pada pak Jimi, tapi yang paling saya butuhkan bukanlah uang."
ucapan Vianka itu membuat pak Jimi berbalik melihat Vianka.
" katakan apa yang nona Ayu butuhkan? saya akan berusaha memenuhinya."
"Aku ingin kuliah, tolong ijinkan aku kuliah. setidaknya aku bisa mengandalkan ijasah itu untuk menopang hidupku kelak."
pak Jimi tahu bahwa hal itu sangat sulit. mengingat tuan Danuarta melarang Ayunda untuk pergi ke kampus.
"Bukankah nona Ayu sedang kuliah?"
"bukan kuliah seperti itu yang aku harapkan, tapi kuliah yang seutuhnya. pasti pak Jimi mengerti dengan perkataan saya,"
"Baik, saya akan coba bicarakan lagi dengan tuan Danuarta."
Ayunda kembali ke kamarnya.
Ia di kurung di dalam rumah ini. kalaupun ia ingin pergi pasti selalu di ikuti pengawal dan juga seorang pelayan.
"Ah..., bisa gila aku. belum lagi masalah Brian, entah apa yang akan Brian lakukan jika tahu bahwa aku menikah dengan kakeknya,"
Sepanjang hari pikiran Ayunda di penuh dengan berbagai hal yang membuat kepalanya terasa pecah.
KEESOKAN HARINYA.
Seperti biasa, ia sarapan bersama dengan tuan Danuarta dan berbincang-bincang sedikit.
setelah selesai makan, mereka pun mengobrol di ruang tamu.
tidak beberapa lama kemudian, Merly datang kerumah untuk mengajak Ayunda pergi.
"Maaf ya kek, aku pinjam kak Ayu sebentar."ucap Merly.
"Jagalah dia dengan baik,"kata tuan Danuarta. ia pun kembali ke ruangannya dengan di antara pak Jimi.
sementara Ayunda meminta Merly untuk menunggu sebentar karena ia harus mengganti pakaiannya.
beberapa saat kemudian Ayunda turun ke lantai bawah menemui Merly.
Merly yang melihat Ayunda merasa senang.
"Wah..., kakak Ayu sangat cantik."puji Merly.
"Itu berlebihan. masih cantikkan kamulah di banding aku." ucap Ayunda membalas pujian Merly.
Mereka pun pun pergi ke mall.
"Hari ini kita akan belanja yang banyak, Setelah itu makan siang di sebuah restoran dan kita lanjutkan dengan pergi karaokean. bagaimana kak?" kata Merly dengan semangat.
sebenarnya Ayunda sedikit trauma dengan tempat karaoke, di mana ia menjadi anak yang manja dan berpoya-poya hingga tidak tahu bahwa keluarganya akan hancur. di sana juga masa kelam hidupnya sebagai anak orang kaya di mulai.
"Apakah kita harus pergi ke tempat karaoke?"tanya Ayunda yang sedikit tidak nyaman.
"Iya kak, apakah kakak tidak ingin merayakan kelulusanku?" ucap Merly dengan wajah memelas, memohon Ayunda untuk ikut.
Ayunda pun luluh melihat wajah menggemaskan Merly.
"Baiklah, tapi harus janji, bahwa kita hanya karaokean tidak lebih."
"Janji kak," jawab Merly dengan cepat.
seperti rencana mereka. setelah berbelanja dan juga makan siang.
mereka langsung pergi ke tempat Karaoke yang tidak jauh dari mall itu.
ternyata ruang karaoke mereka telah terpesan dan ruangan Meraka berada di lantai atas.
"Apakah kau sering ke sini dek?" tanya Ayunda pada Merly.
"Sering kak, tapi tidak sendirian. aku datang bersama kak Samuel dan juga kak Nanda, serta beberapa teman lainnya."
"Samuel? dia juga di sini?"tanya Ayunda yang cukup terkejut. terus terang Ayunda masih takut bertemu pria itu setelah kejadian hari itu.
Ayunda ingin berbalik dan pergi dari tempat itu, namun ia malah menabrak seorang pria yang tidak lain adalah Samuel.
"Lihat siapa yang menabrak ku? nenekku sayang!"ucap Samuel dengan Tersenyum jahat.
Ayunda tercengang melihat Samuel. jantungnya berdetak kencang saat itu. kali ini entah apa lagi yang akan di lakukan pria itu padanya.