Tải xuống ứng dụng
85.71% LOVE STORY ABOUT BTS / Chapter 6: VI. Jung Ho Seok : Flashlight

Chương 6: VI. Jung Ho Seok : Flashlight

-Jung Ah Rin Pov-

"Jangan lupa persiapkan diri kalian untuk camp tahun  ini, dan yang harus di siapkan akan di beri tahu langsung oleh ketua kelas" ucap guru Jung aku hanya diam melihat dengan menopang kelapa menggunakan tangan ku.

"Nah… aku akan membacakan detail barang yang perlu kalian bawa…" ucap ketua kelas ku maju kedepan kelas.

"senter, Tali, alat mandi pastinya…" aku hanya laki-laki di depan kelas ku dengan tatapan datar.

"dia selalu bersemangat setiap hari" Mataku hanya tertuju kepada sang ketua kelas kami.

"itulah Hoseok" ucap Minsu yang duduk di samping ku.

Seperti biasanya dia selalu membuat kelas ini ricuh dan ribut. Hanya dengan sebuah gurauan kecil dan sebuah lelucon yang entah ia dapat dari mana. Tapi itulah dia, seperti cahaya yang menerangi dalam kegelapan dan sang pemecah keheningan.

Senyumannya, tawa serta candaannya membuat orang di sekitarnya tak merasa takut, termasuk aku malah orang-orang selalu berpikir kalau dia sangatlah konyol.

"hei bakpao apa kau tak lapar?" tanya Hoseok setelah selesai membacakan sederatan list tadi.

Aku mendongakkan kepala ku melihatnya yang menampakkan deretan gigi yang tersusun rapi.

"aku lapar tapi malas ke cafeteria" ucap ku lalu menghela nafas dengan malas.

"penyakit pemalas yang luar biasa" ucapnya dengan semangat.

"ayo kita kesana aku lapar" ucapnya lalu menarik ku paksa.

"ya tuhan anak ini" keluhku melihat kelakuannya setiap hari seperti ini.

"bye Minsu" ucap ku. Ku lihat Minsu hanya membalas lambaian tanganku dengan senang hati.

Aku seakan terbiasa dengan kebiasaan anak ini yang selalu kelaparan setengah mati dan ingin makan ini itu. Bahkan rengekannya sudah jadi makanan hari – hari ku. Namun, aku tak pernah mengeluh bahkan berkata tidak padanya. Semua ini karena perasaanku padanya kalau bukan karena itu tak mungkin aku mau mengikutinya seperti ini setiap hari.

"kau mau makan apa?" tanyanya padaku.

"Pizza" ucap ku seenaknya. Aku tau kalau di kantin tak ada menjual pizza tapi aku hanya sedang ingin bergurau padanya.

"bodoh mana ada pizza di sana" ucapnya menatap ku kesal.

'benar saja dia akan kesal'

"kenapa... salah ku apa kan kau yang tanya" ucap ku mengelak.

"jawablah dengan menu makanan yang ada disana bukan makanan yang ada di kepala mu, wajar saja bentuk muka mu seperti bakpao seperti itu. Kau selalu makan-makanan berlemak tinggi" ucapnya sambil menekan dengan kata tinggi.

"APA! HEIII… begini-begini yang suka dengan ku banyak, kau saja tidak tau" ucap ku menunjuknya kesal sambil berjalan.

"mana – mana yang suka padamu tidak ada?" ucapnya mengejek ku.

"ada" ucap ku lalu mengibaskan rambut, agar dia semakin kesal. Aku pun kesal dibuatnya karena selalu mengejekku.

"tsk.... paling yang suka paman-paman pedofil" ucapnya lalu berlari menuju cafeteria.

"JUNG HO SEOK MATILAH KAU" teriak ku kesal mengejarnya.

_______

"kau tak mau tambah?" tanya ku kepadanya. Melihatnya menghabiskan semua makanannya.

"tidak ini sudah banyak dan aku sebentar lagi kenyang" ucapnya lalu menyudahi makannya.

"Jung Hoseok apa kau sedang diet?" goda ku heran pertama kalinya dia tak meminta tambah makanan, biasanya dia akan seperti kerasukan setan saat makan.

"tidak... tidak buat apa aku diet" ucapnya  aku menatapnya dengan menyipitkan mata. Meneliti apa yang dikatanya adalah kebenaran atau sebuah kebohongan.

"kau jangan – jangan…" ucapku menggantung kalimat ku sambil menunjuk nya dengan jari ku.

"apa... apa kau mau bilang apa?" ucapnya sambil menjauhkan wajahnya.

"kau sedang menyukai seseorang, kan?" ucap ku dan dia langsung terbatuk-batuk.

"hahahaha…" tawa ku pecah melihat dia terbatuk-batuk berkali – kali.

Ini pertama kalinya aku melihat wajahnya yang memerah seperti itu. Seperti kepiting rebus karena sangat merah.

"Uhuk Uhuk… tentu saja tidak" ucapnya lalu melanjutkan minumnya, bukannya aku berhenti tertawa aku malah makin tertawa keras melihatnya.

Dia selalu bisa menghibur ku. Hanya dengan wajah memerahnya yang malu-malu.

"apa kau senang?" tanyanya setelah batuknya berhenti.

"haha... tentu saja ini pertama kalinya melihat mu seperti ini" ucap ku tertawa sambil memukul meja.

"ya ya sudahlah" ucapnya sambil mengibas tangannya.

"kenapa ini menyenangkan, hahaha" ucap ku lalu kembali tertawa.

Dia lalu diam menatap ku.

"tapi siapa yang kau sukai?" tanyaku serius.

"kau tak perlu tau" ucapnya datar.

Aku pun ikut terdiam melihat dia menatap ku tajam.

"kenapa?" tanya ku takut.

"aku malas makan dengan mu" ucapnya lalu pergi membawa minuman sodanya.

"tunggu aku" teriak ku lalu pergi mengejarnya.

Aku pun berhasil mencapai jalannya yang lumayan cepat menuju kelas.

"kau marah?" tanya ku hati – hati.

Dia lalu menoleh dan menatapku sekilas.

"tidak weekkk" ucapnya lalu berlari masuk kelas.

"JUNG HOSEOK" panggil ku kesal, dia selalu saja membuat ku takut. Ternyata dia hanya mengerjaiku, aku pikir dia betul-betul marah padaku.

Aku masih ingat waktu dia marah saat seseorang mencoba mengajak ku bicara.

Aku mungkin takkan heran dia marah dengan laki-laki yang berbicara dengan ku namun yang dia marahi aku. Hampir 1 minggu dia mendiamkan aku, dan aku bener tak betah di buatnya.

Berkali – berkali aku minta maaf padanya namun tak membuahkan hasil sampai aku menangis pada orang tua ku meminta Hoseok untuk menegur ku dan akhirnya orang tua ku membujuknya dan mendatangi Hoseok agar menegur ku.

Walau harus susah payah akhirnya dia memaafkan aku. Dan sejak itu aku jera untuk membuatnya marah. Aku takut kalau dia menjauhi ku. Aku tak akan sanggup mungkin menghadapi itu, dan lebih tak sanggup lagi untuk kehilangannya.

"kenapa kau menatap ku begitu?" tanyanya.

Saat ini aku dan dia sedang berada di dalam bis untuk pulang kerumah ku. Seperti biasa dia mengantar ku untuk pulang.

"hanya ingin" ucap ku lalu menatapnya lagi.

"ya aku tak suka" ucapnya aku pun langsung mengalihkan pandangan ku kearah lain.

Dia lalu terkekeh aku hanya menatapnya datar.

"aku heran kalian dekat terus tapi tak ada hubungan special" celetuk Minsu.

Aku lalu mengangkat sebelah kening ku.

"memang harus?" tanya ku sambil memiring kepala ku.

Minsu menghela nafasnya melihat tingkah ku.

"Jung Ah Rin, kau dan dia begitu lama bersama sampai kalian terlihat seperti sepasang kekasih tapi anehnya kalian hanya teman sejak kecil hingga sekarang" ucap Minsu sambil menatap ku dan Hoseok.

"memang kenapa apa status itu penting?" tanya Hoseok aku pun mengangguk setuju.

"aku pikir itu penting" ucap Minsu.

"apa pentingnya?" tanya ku saat kami turun dari bis.

"saat barang yang menurut mu special dan harus selalu ada untuk mu tiba – tiba di ambil orang karena barang itu belum sepenuhnya milik mu, aku yakin kau akan menyesal nantinya karena barang itu tak lagi bisa bersama mu" ucap Minsu, aku langsung mengerutkan kening.

"aku tak mengerti maksudmu" ucapku yang coba mengerti kata-kata Minsu.

"apa hubunganya sama status?" tanya ku lagi.

"aku yakin Hoseok mengerti maksud ku" ucap Minsu.

Aku langsung menoleh kearah Hoseok, ku lihat dia hanya diam menatap lurus kearah jalan gang rumah ku.

"kau mengerti?" tanya ku kepada Hoseok.

Dia hanya menatap ku lalu tersenyum.

"tidak" ucapnya aku pun memutar mata ku.

"Nah dah sampai, kalau begitu aku kembali siapkan barang mu" ucapnya lalu pergi sambil melambaikan tangannya.

Aku pun balas melambaikan tangan ku.

"ayo kita masuk" ucap ku mengajak Minsu.

"kau dan dia memang seperti sepasang kekasih" ucapnya aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Minsu.

"ibu aku pulang" ucap ku setelah masuk.

"oh selamat… ah ada Minsu" ucap ibu ku saat melihat Minsu memberi salam.

"selamat datang ayo masuk" ucap ibu ku mempersilahkan.

Minsu sudah sangat sering kerumah ku bahkan ibu ku sudah menganggapnya seperti anak sendiri.

"ibu malam ini aku akan menginap di rumah Minsu dan selama 2 hari aku akan mengikuti camp bersama lainnya" ucap ku sambil menuang air kedalam gelas.

"oh sudah mau camp?" tanya ibu melihat ku.

"ya bibi" jawab Minsu yang duduk di bangku depan ibu ku.

Aku lalu menghampiri ibu ku dan Minsu sambil membawa minuman serta beberapa cemilan.

"kau tunggulah disini aku mau mandi lalu bersiap – siap" ucap ku.

Minsu pun mengangguk dan lanjut berbicara dengan ibu ku. Aku berlari menaiki tangga menuju lantai dua rumah ku. Aku lalu meletakan tas ku kesembarang tempat dan langsung pergi mandi.

"apa lagi ya?" ucap ku saat melihat ini tas ku yang akan ku bawa camp.

"kau sudah mandi?" tanya Minsu yang tiba – tiba saja muncul di pintu kamar ku.

"kau mengagetkan aku saja, sudah tadi ini aku lagi memilih baju yang akan ku bawa" ucap ku melihat isi lemari ku satu persatu.

"bawa saja yang mana aja, yang menjemput kita sudah datang" ucap Minsu.

"benarkan, siapa?" tanya ku lalu cepat – cepat milih baju dan mengambil baju yang menjadi baju favorit ku.

"supir ayah ku" ucap Minsu.

"baiklah aku sudah selesai" ucap ku.

"tak ada yang tertinggal lagi?" tanyanya aku lalu terdiam.

"ku rasa tak ada, ayo" ucap ku lalu berjalan membawa tas yang saku dan tas sikut ku.

Kami pun berjalan menuruni anak tangga dengan cepat lalu pamit kepada eomma dan appa ku.

Setelah itu kami pun pergi menuju rumah Minsu menggunakan mobil ayahnya yang di bawa oleh supir pribadi ayahnya.

Rumah Minsu dan rumah ku tak terlalu jauh tapi karena ini sudah malam makanya kami di jemput.

Ayahnya Minsu sangat baik dan perhatian sama Minsu hanya saja Minsu yang selalu tak ingin di perhatikan berlebihan karena dia ingin mandiri.

"ayo masuk" ajaknya saat kami sudah sampai di depan rumahnya.

"terima kasih paman Park" ucap ku lalu berjalan mengikuti Minsu.

Aku tak heran datang kerumah besarnya ini.

"kita langsung ke kamar dan langsung tidur" ucapnya.

Wajar saja dia mengajak ku langsung tidur ini sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"kita harus bangun jam 5 besok karena jam 6 kita akan berangkat" ucapnya aku langsung mengangguk dan mulai menyaman kan diri untuk tidur.

___________

"Ya Ahrin bangunlah"

Aku membuka mata ku pelahan sambil merenggangkan otot ku, aku menatap Minsu dengan mata yang masih mengantuk.

"ya cepatlah siap – siap ini sudah hampir jam 5.30" ucapnya mata ku langsung membulat dengan cepat aku kekamar mandi.

Aku pun mandi secepat kilat agar tak tertinggal bis camp yang akan menuju ketempat camp.

Setelah bersiap – siap aku dan Minsu pun dengan cepat menyantap sarapan yang di sediakan oleh pasangan suami istri dari keluarga Park.

Setelah memakan semua sarapan dengan cepat kami berpamitan dengan ayah dan ibu Minsu lalu melaju menuju sekolah di antar oleh paman Park.

"apa kita akan di tinggal?" tanya ku kepada Minsu.

"aku rasa tidak" ucap Minsu berusaha tenang.

Tiba – tiba ponsel ku berbunyi.

Terlihat nama Hoseok disana.

Dengan  cepat aku mengangkatnya.

"YA TUKANG TIDUR KAU DI MANA?" teriak Hoseok seketika aku langsung menjauhkan ponsel ku dari telinga.

"JUNG HOSEOK JANGAN BERTERIAK SEPAGI INI" kesal ku balas meneriakinya.

"YA KAU DIMANA?" balasnya teriak.

"AKU SEBENTAR LAGI SAMPAI BODOH" kesal ku dan kebetulan kami sudah berada di depan gerabang sekolah.

"ayo" ucap Minsu aku pun bergegas keluar dan memutuskan sambungan telpon ku bersama Hoseok.

Kami pun berlari menuju rombongan yang sudah berkumpul di dekat Bis.

"kemana saja kalian berdua?" tanya guru Jung..

"maafkan kami pak" ucap ku lalu membungkuk sambil mengatur nafas ku yang terengah – engah setelah berlari.

"kebiasaan yang tak pernah hilang" ucapnya Hoseok yang tiba – tiba muncul di samping ku.

Aku hanya melambaikan tangan kearahnya seakan berkata 'terserah lah'.

Setelah kami di absen semua kami pun menuju lokasi kemah yang lumayan jauh tempatnya dari sekolahan kami.

Aku menatap Minsu yang duduk di tempat lain bersama yang lainnya namun dia hanya asyik mendengarkan lagu.

Sedangkan Hoseok hanya asyik mendangan keluar jendela.

"hah membosankan" keluh ku.

Hoseok langsung menoleh kearah ku.

"apa yang membosankan?" tanya Hoseok.

"kau" celetuk ku langsung melihatnya bertanya dengan wajah yang datar.

Di lalu tersenyum.

"kau mau mendengarkan lagu,baru saja kemaren aku membuatnya" ucap Hoseok.

Aku lalu mengangguk dengan semangat.

Dia langsung memberikan headsetnya sebelah ke kanan untuk ku dan sebelah kiri untuknya.

"apa judulnya?" tanya ku saat mendengarkan lagunya.

"Favorite Girl" ucap Hoseok lalu tersenyum.

"judul yang bagus" ucap ku lalu mengangguk mendengarkan lagunya.

"wah ini lagu yang bagus" ucap ku lalu memintanya mengulang terus dan terus sampai aku tertidur.

____________

"Jung Ah Rin"

Aku lalu membuka mata ku.

Ku lihat Hoseok  menatap ku.

"kita sudah sampai ayo turun dan ketenda" ucapnya.

Aku pun langsung  merenggangkan tubuh ku dan langsung bangun berjalan keluar membawa tas ku.

"kau satu tenda dengan Minsu dan Eunah" ucap Hoseok aku pun mengangguk dan mengikuti Minsu menuju tenda yang sudah di sediakan.

Setelah meletakkan semua perlengkapan, kami disuruh kumpul untuk diberi tugas masing – masing oleh guru Jung.

Para laki-laki di suruh mengumpulkan kayu sebanyak – banyaknya untuk api unggun sedangkan para perempuannya bisa bersantai serta melakukan hal yang lainnya.

Aku lalu memilih duduk merenung di depan tenda melihat orang – orang berjalan kesana kemari.

"membosankan" gumam ku.

'tak ada Hoseok' keluh ku dalam hati.

Ku lihat Minsu hanya sibuk dengan headset yang menempel di telinganya.

Aku lalu memilih untuk beranjak dari sana.

"jalan – jalan sebentar tak apa kan" ucap ku lalu berjalan – jalan melihat – lihat tempat camp ini.

"disini tak ada sinyal" ucap ku melihat ponsel ku.

"aku ingin menelpon Hoseok" ucap ku menatap ponsel ku dengan kesal.

"permisi apa kau lihat Hoseok?" tanya ku kepada seorang laki-laki dari kelas 2-2.

"aku rasa dia tadi kesana" ucap laki-laki itu aku lalu mengangguk melihat arah tunjukknya dan berterima kasih.

Aku lalu hanya berdiri disana menuggu Hoseok kembali. Jam sudah menunjukkan pukul 16.40 yang berati sudah sangat sore. Ternyata perjalanan kami tadi memakan waktu yang lama. Dan mereka mencari kayu juga begitu lama. Aku lalu menyerah menunggunya disana. Aku lalu kembali ketenda.

"kau dari mana saja?" tanya Minsu.

"mencari Hoseok" ucap ku, Minsu lalu memukul ku.

"auu... sakit tau" sungut ku lalu mengelus lengan ku yang di pukul Minsu.

"Hoseok mencari mu kemana – mana" ucap Minsu.

"benarkah? Kemana dia?" ucap ku kaget.

"dia tadi masih mencari sekitar sini" ucap Minsu dengan cepat aku mencari Hoseok di tempat yang sudah mulai gelap ini.

Aku bertanya kesana kemari mencari dia. Tak satu orang pun yang melihatnya. Aku mulai merasa takut dan merasa ingin menangis.

"Hoseok" teriak ku memanggil namanya berkali-kali namun percuma tak ada jawaban sama sekali. Bahkan langit yang jingga kini berubah menjadi gelap.

"kau dimana?" ucap ku mencari kemana – mana.

"ini dimana?" tanya ku bingung melihat tempat yang ku datangi semakin gelap.

"eh ini dimana?" aku melihat ke kiri kekanan tak ada cahaya.

Aku menyalakan lampu blizt ponsel ku. Ku sorot kesana kemari tak ada telihat siapa pun disana.

"Hiks… Hiks… Hoseok" panggil ku sambil berjalan lurus kedepan.

"ini dimana?" ucap ku melihat disini begitu gelap dan hanya ada pohon dan rumput – rumput yang tinggi.

"aku takut Hoseok" ucap ku.

Tiba – tiba terdengar suara sesuatu di balik semak – semak yang berada di samping ku. Aku menahan isakan ku. Tubuh ku mulai bergetar, bahkan keringat ku membasahi baju ku. Dengan perlahan aku menyorot arah semak itu. Semak – semak it uterus saja bergoyang. Tiba – tiba saja lampu ponsel ku mati. Aku menatap ponsel ku ,ternyata batrainya sudah habis.

Hanya cahaya bulan yang menerangi ku disana. Aku terduduk menutup mata ku. Aku begitu takut untuk melihat apa yang ada di balik semak itu. Aku hanya menangis sampai sesuatu menyentuh bahu ku.

"HEI BODOH"

Aku mendongkan kepala ku. Mataku langsung berair dengan cepatnya aku memeluknya.

"Hoseok" lirih ku pelan.

"aku takut tadi… tadi…" ucap ku terbata – bata karena tubuh ku bergetar hebat bahkan untuk berdiri pun aku tak sanggup.

"AKU MENCARI MU KEMANA – MANA PABO" kesal Hoseok menatap ku marah.

"maafkan aku" lirih ku lalu menundukkan kepala.

"kau tau semua orang mencari mu kemana – mana, Minsu bilang kau mencari ku dan beberapa anak yang lain juga bilang kau mencari ku" ucap Hoseok dengan nada tinggi.

"tadi.. tadi aku mencari mu karna Minsu bilang kau mencari ku" jawab ku sambil terisak.

"bodoh" kesalnya lalu memeluk ku lebih erat.

"kau tau aku hampir saja mati mencari mu" ucap Hoseok aku lalu menangis di dada bidangnya.

"maaf" lirih ku di sela tangisan ku.

"rasanya aku ingin mati saat tak menemukan mu" ucap Hoseok sambil memeluk ku erat.

Aku lalu menyeka air mata ku.

"maaf tadi ada yang bilang kau mencari kayu kearah sini, dan tadi aku menunggu mu disini tapi aku putuskan setelah itu kembali ke tenda" ucap ku sambil mengantur nafas ku sehabis menangis.

"terus Minsu bilang kau mencari ku kemana – mana jadi aku mencari mu kesana kemari tapi tak menemukan mu dan aku berjalan tak tentu arah menuju tempat kau mencari kayu…" ucap ku.

Hoseok lalu memegang bahu ku.

"kau tau beberapa dari anak disana menginginkan tubuh mu bakpao makanya kau mencarimu kesana kemari takut sesuatu terjadi padamu" ucap Hoseok aku mengangkat kedua alis ku tak mengerti maksudnya.

"JUNG AH RIN" teriak beberapa orang.

"Syuut diamlah" ucap Hoseok menutup mulutku dengan jari telunjuknya.

Aku pun diam.

"dia kearah sana"

"kita kesana"

"hei... bila dapat dia aku yang pertama"

"bajingan itu"gumam Hoseok aku menatapnya.

"tak bisa aku yang pertama, dia santapan yang lezat untuk malam ini" suara para laki-laki itu pun makin menjauh.

"kurang ajar rasanya aku tak tahan untuk memukul wajah mereka" ucap Hoseok menatap arah para laki-laki tadi berada.

"memangnya ada apa?" tanya ku.

"sebelum keberangkatan kita kesini aku mendengar beberapa laki-laki memang mengicar mu untuk…" ucap Hoseok menggantung kata – katanya.

"Untuk?" tanya ku.

"untuk menikamti tubuh mu" ucap Hoseok,aku pun membulatkan mata.

"mereka sengaja membuat mu mencari ku kearah sini karena itu sudah rencana mereka" ucap Hoseok.

"ya sudah ayo kita keluar dari sini" ajaknya menarik tangan ku.

Aku hanya menurut.

Yang tadinya aku begitu takut sekarang sudah berkurang dengan adanya dia.

"lain kali jangan kemana – mana" ucap Hoseok sambil menyorot arah jalan kami.

"kan aku mencari mu" ucap ku.

"walau mencari ku"

"aku takut kau hilang"

"dari pada kau yang hilang"

Aku langsung terdiam.

"tapi…"

"aku tak terima tapi- tapian" ucapnya lalu menatap ku tajam.

"tapi ak…"

Belum sempat aku melanjutkan kalimat ku.

Dia sudah mencium ku dengan lembut.

Aku yang semulanya terkejut namun kini sudah mulai memejamkan mata menyesapi bibirnya yang hangat dan lembut.

"aku bilang tak ingin dengar tapi – tapian dan mulai sekarang kau milik ku tak ada satu pun yang bisa menyentuh mu kecuali aku" ucap Hoseok lalu mengecup kening ku lembut.

Aku tersenyum dan memejamkan mata menikmati kecupannya yang begitu lembut.

"ayo" ucapnya lalu menarik ku lagi untuk kembali ke camp.

Tak lama kami berjalan akhirnya kami sampai juga di tempat camp. Dan aku langsung di serbu dengan bermacam – macam omelan dari guru dan teman – teman ku. Hoseok hanya tersenyum melihatnya. Aku pun ikut tersenyum bersamanya.

'seperti biasanya kau selalu menerangi ku dimanapun itu' batin ku menatap Hoseok yang menggenggam tangan ku erat.

-FIN-


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C6
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập