Tải xuống ứng dụng
28.57% LOVE STORY ABOUT BTS / Chapter 2: II. Kim Taehyeung : Hate u, Love U

Chương 2: II. Kim Taehyeung : Hate u, Love U

-Jung Min Hyo Pov-

"KIM TAEHYUNG" teriak ku kepada seorang laki-laki yang sekarang sedang belari keluar kelas.

"KAU APAKAN TAS KU" teriak ku murka melihat tas ku di gembok olehnya.

Dengan kesal aku berlari mengejarnya.

"ALIEN BERHENTI KAU" teriak ku kesal.

Dia menoleh kearah ku sambil menjulurkan lidahnya.

"ALIEN SIALAN" kesal ku benar - benar murka.

Aku lalu menurunkan celana olahraga dari balik rok ku yang selalu ku pakai bila pergi sekolah.

Setelah menurunkan celana ku, aku pun belari dengan cepat mengejarnya yang sudah berbelok untuk menuruni anak tangga.

Inilah setiap hari ku, kalau tidak aku yang menganggunya dia yang mengganggu ku lebih dulu.

"KALIAN MULAI LAGI JUNG MIN HYO KIM TAEHYUNG" teriak guru Park sambil mengejar kami berdua.

'Mati aku itu si botak' aku memilih tetap berlari.

Taehyung bahkan tak memperdulikannya sama sekali jadi kami tetap saja saling kejar mengejar.

"GURU... TAEHYUNG YANG DULUAN" teriak ku sambil berlari menghindari guru Park yang juga mengejarku sambil membawa sebuah penggaris besar dan panjang.

"KIM TAEHYUNG BERHENTI" teriak ku melihat dia tak juga berhenti.

"dia menghilang kemana?" ucap ku saat melihat dia berbelok menuju arah gedung musik.

"JUNG MIN HYO" teriak guru Park.

aku lalu tersadar dan menoleh kebelakang dengan cepat aku melesat pergi meninggalkan guru Park yang masih mengejar ku.

"MAAFKAN AKU PAK, INI BUKAN SALAH KU" teriak ku lalu belari cepat menuju belokkan yang merupakan tangga menuju ke lantai atas.

Dengan cepat dan tak ada lelahnya aku berlari hingga sampai di lantai teratas sekolahan yaitu atap.

"hah! kenapahh... aku selalu berlarihh" ucap ku dengan nafas yang terengah - engah karena habis berlari.

"aku lelah" ucap ku berjalan gontai menuju bangku yang berada di tengah - tengah atap ini.

Aku mengistirahatkan tubuh ku disana.

"berbaring sebentar tak apa" ucap ku lalu memejamkan mata ku.

"melelahkan" ucap ku lalu merentangkan tangan ku.

"ah cuaca yang enak" gumam ku pelan sebelum aku benar - benar tertidur.

________________

"Oiii...tukang tidur bangun"

Aku mendengar suara seseorang.

Aku lalu membuka mata ku.

"astaga" kaget ku melihat Taehyung menatap ku begitu dekat.

"APA YANG KAU LAKUKAN?" tanya ku lalu melindungi tubuh ku dengan tanganku.

"tadinya aku ingin mencoret wajahmu tapi.... Tak jadi" ucapnya sambil menggantung kata tapi tak begitu lama.

Dengan cepat aku melihat wajah ku melalui kamera selfie di handphone ku.

"aku bilang tak jadi makanya tak ku coret" ucapnya santai lalu merebahkan diri di tempat ku tadi tidur.

"AKU MASIH INGIN TIDUR" ucap ku sambil mendorong tubuhnya hingga jatuh.

"AU.. SAKIT BODOH" teriaknya aku lalu mejulurkan lidah ku seperti dia mengejek ku tadi.

"OOO...TAS KU" ucap ku baru mengingat kejadian tadi.

"Sudah aku buang kuncinya" ucapnya santai sambil berdiri dan menepuk celananya yang kotor.

"APA!!!!!" kaget ku menatapnya dengan mulut mengangan dan mata yang bulat.

Ckreekk...

Aku lalu tersadar.

"KENAPA MEMOTO KU SEPERTI ITU" teriak ku bejalan kearahnya dan mencoba meraih smartphonenya.

"ambil kalau bisa?" ucapnya menantang ku, aku lalu berusaha mengambil sambil meloncat - loncat mencapai smartphonenya yang dia angkat tinggi - tinggi menggunakan tangannya.

Aku lalu berinisiatif menariknya kearah bangku tadi.

"kenapa... kenapa?" tanyanya bingung.

Aku lalu berdiri diatas bangku dan tanganku akhirnya mencapai tangannya.

"astaga!" teriak ku kaget tiba - tiba saja tubuh ku limbung dan menimpa tubuh Taehyung.

"akh.." ringisnya.

Aku lalu membuka mata.

"Maaf" ucap ku lalu berdiri dan merapikan seragam ku.

Melihat dia sibuk membersihkan seragamnya dengan cepat aku mengambil smartphonenya dan membukanyanya.

Aku terdiam melihat wallpaper yang terpasang di smartphonenya.

Dia langsung menarik smartphonenya dari tangan ku.

"kenapa kau memasang foto ku?" tanya ku menunjuk smartphonenya sambil menatapnya penuh tanya.

"mau foto setan juga yang ku taruh di handphone ku itu bukan urusan mu" ucapnya lalu memasukkan smartphonenya kedalam sakunya.

"tapi itu foto ku dan aku yang berhak marah" kesal ku menunjukkanya yang sudah akan pergi.

"kau atau ini sebuah penangkal agar tak ada hantu yang berani mengganggu ku" ucapnya.

"hah!"

"hahahahaha... "tawanya pun pecah sebelum pergi berlari meninggalkan ku.

"KIM TAEHYUNG" kesal ku lalu berjalan mengejarnya.

aku tiba - tiba saja terhenti.

"kemana larinya anak itu" ucap ku melihat kearah anak tangga tak ada siapa - siapa.

Tangga itu benar - benar kosong bahkan suara langkah kaki dia berlari pun tak ada.

"jangan - jangan dia terjun" ucap ku lalu melihat kearah lorong tangga.

"eh tidak ada... dimana dia?" aku lalu memutuskan untuk turun.

'mungkin saja dia dibawah' pikir ku lalu berjalan dengan cepat menuruni anak tangga.

"JUNG MIN HYO BERHENTI DISANA" aku berhenti yang tadi ingin memutar tubuh ku untuk naik lagi jadi tak jadi.

Wajar saja suara kaki Taehyung tak terdengar ternyata dia di cegat guru Park dan kebetulan tadi aku ingin berbelok untuk kembali ternyata dia sudah melihat ku.

'jangan hukuman lagi' batin ku memohon sambil berjalan ke arah Park Songsaenim yang berkacak pinggan.

"ya pak" ucap ku sambil berdiri di samping Taehyung yang menatap ku dengan senyuman meremehkan itu lagi.

'akh.. menyebalkan sekali' batin ku menatapnya tajam dia hanya memutar arah kepalanya dengan tampang mengejeknya.

"kalian berdua akan melaksanakan pelayanan masyarakat lagi hari ini hukuman kalian akan di tambah lagi, bila kalian berulah lagi dan ingat seperti biasa membersihkan seluruh toilet dan mengumpulkan semua sampah" jelas guru Park sambil menunjuk kami berdua.

Aku hanya menundukkan kepala sambil memainkan sepatu ku.

"kau mengerti MINHYO" ucap guru Park bertanya kepada ku dengan menekan nama panggilan ku.

"mengerti pak" ucap ku ogah - ogahan.

"dan kau Taehyung apa kau dengar?" tanya guru Park lagi ke arah Taehyung, aku lalu melirik memakain ekor mata.

Ku lihat dia hanya mengangguk setuju tanpa suara.

'tumben biasanya dia akan menolak bahkan berkata aku lah yang pantas di hukum, tsk' aku memandangnya dengan sudut mata ku.

"apa?" tanyanya, aku hanya mengangkat bahuku.

"baiklah kerjakan sekarang juga" ucap guru Park lalu pergi meninggalkan kami berdua.

Kami berdua mengangguk saja lalu membungkukan badan.

"ini salah mu" ucap Taehyung menyenggol lengan ku.

"apa! siapa yang mencari masalah lebih dulu" ucap ku sambil menatapnya tajam.

"kau lah pembuat masalahnya" ucapnya lagi.

"apa! Kau kata mu... kalau saja kau tak selalu mengganggu ku maka aku takkan mengganggu mu terus" ucap ku sambil menunjukkan kepalan tangan ku.

"coba aja kau diam kalau di ganggu" ucapnya lalu berjalan lebih dulu sambil memasukkan tangannya di saku celana.

"mana ada orang tahan di ganggu dan hanya cuma diam bodoh" kesal ku memukul kelapanya.

"aish.." deciknya lalu menoleh kearah ku.

"kau tau... kau itu perempuan yang kasar" ucapnya dengan mata melotot.

"biar.. yang penting aku sudah memukul mu dan itu terasa memuaskan" ucap ku lalu melipat tangan ku di depan dada dan berjalan lebih dulu.

Pletak..

"Auuu" ringis ku memegang kepala sebelah kanan ku yang di pukul Taehyung.

"KIM TAEHYUNG AKU MEMBENCI MU" kesal ku melihat dia berlari menjulurkan lidahnya lagi.

"akh.. ini sakit sekali" ucap ku sambil mengelus kepala ku.

"akan ku balas kau nanti alien"

Aku lalu berjalan mengejarnya yang menuju ruang tempat penyimpanan sapu dan alat pembersih lainnya.

"Kenapa aku harus punya musuh yang selalu aku temui 24 Jam"rutuk ku sambil berjalan.

Setelah sampai di ruang cleaning aku langsung mengambil sarung tangan dan alat pembersih lainnya lalu menuju toilet perepuan lantai 1.

Setiap hari aku melakukan pelayanan masayarakat gara - gara si Taehyung.

Sebenarnya kami sudah lama kenal bahkan rumah kami bersebelahan tapi kami tak pernah akur karena sama - sama keras kepala dan suka menjailin satu sama lain.

Keluarga ku dan keluarga Taehyung sama - sama sudah biasa dengan sikap kami jadi mereka hanya bisa menggelengkan kepala tiap melihat kami bertengkar. Bahkan terkadang ibuku membelanya didepanku, itu sangat menyebalkan bagiku.

Aku rasa Taehyung itu bukan anak dari keluarga Kim lihat saja tingkahnya sangat absurd. Berbeda jauh dengan kedua orang tuanya yang sangat lembut dan baik.

Aku hanya heran kenapa dia memiliki banyak teman sedangkan tingkahnya seperti itu.

"ah ibu aku kena hukum lagi" keluh ku sambil membersikan lantai toilet.

Karena toilet perempuan tidak terlalu kotor jadi pekerjaan ku menjadi cepat.

Tinggal 1 toilet lagi yang perlu ku bersihkan.

"bantu aku" ucap Taehyung yang baru keluar dari toilet laki-laki di lantai 1.

"kenapa aku?" ucap ku sambil membuka mata ku lebar.

"kau kan kena hukum juga setidaknya bantu aku sedikit" ucapnya lagi.

"tidak mau..." ucap ku lalu membalik badan ingin pergi namun di cegat Taehyung.

Aku lalu menatapnya datar.

"aku salah apa?" ucap ku mengangkat tangan ku keatas.

"salah mu banyak cepat bantu aku" ucapnya menarik tangan ku.

"astaga anak ini" ucap ku kaget.

Aku hanya diam saja di tarik dia.

Ingin menolak percuma dia akan terus memaksa seperti biasa.

"tinggal sedikit lagi" ucapnya.

"hah! sedikit apanya ini masih banyak" aku melihat masih banyak bagian toilet itu yang kotor bahkan aruma toilet itu sangat membuat ku tak tahan untuk berlama - lama disana.

Aku mengambil pengepel lalu membersihkan lantainya sambil menahan nafas.

Kami pun mulai fokus sama tugas masing - masing mengerjakan semua tanpa suara.

Seperti biasanya kami akan sibuk dengan kegiatan masing - masing walau terkadang membuka mulut sebentar namun kembali lagi mengerjakan tanpa suara.

"akhirnya" ucap ku merenggangkan tangan.

Semua tugas hukuman sudah kami kerjakan semua.

"sudah malam" ucap ku menatap kelas yang sudah begitu sepi walau lampu menerangi dimana - mana.

"kau takut?" tanya Taehyung aku lalu menoleh.

"tentu saja tidak kau pikir aku seperti mu" ucap ku lalu berjalan lebih dulu.

"tunggu aku" teriak Taehyung.

"tsk.. tu kan takut" ucap ku lalu berjalan masuk kekelas ku untuk mengambil tas.

Taehyung pun mengambil tasnya.

"ini bagaimana?" ucap ku menunjuk tas ku yang masih tergembok.

"tunggu sebentar" ucapnya lalu sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.

Tak lama dia mengahampiri ku dan menunjukkan sebuah kunci.

"berikan" ucap ku menatap dia tajam.

"aku boleh minta sesuatu" ucapnya lagi aku menaikkan sebelah alis ku.

"jawab" ucapnya lagi.

"kau mau apa alien sialan?" ucap ku kesal.

"aku sudah lelah kau mau apa lagi ini sudah malam bodoh kau tak lihat begi...." Ucapan ku terhenti gara - gara dia menarik bibir ku.

Aku memukul lengannya dengan tenaga yang tersisa karena capek habis menjalankan hukuman.

"diamlah aku tak meminta mu mengoceh tak jelas bodoh" ucapnya kesal lalu melepas tangannya dari bibir ku.

"lalu kau minta apa, minta di beri ini?" ucap ku menunjukkan kepalan tangan ku.

"ya sudah kalau kau banyak bicara sebaiknya aku buang saja" ucapnya menunjukkan kunci itu dan mengarahkan ke jendela.

"JANGAN" teriak ku cepat.

"baiklah kau mau apa alien, hah?" kesal ku.

"bicaralah yang baik" ucapnya lagi.

"kau mau minta Kim Taehyung" ucap ku menekan saat mengucapkan namanya.

"tak jadi" ucapnya lalu memberikan kunci itu percuma dan pergi keluar kelas.

"tsk.. aneh" ucap ku lalu membuka gembok yang mengikat tas ku pada meja.

"akhirnya aku bi..." seketika aku terdiam karena merasakan sebuah tangan melingkar di pinggang ku.

"Siapa?" tanya ku takut.

Tak ada jawaban membuat ku semakin takut.

'*apa mungkin si alien'

'ah... dia kan sudah pergi jauh tadi*'

Aku lalu menoleh kearah kanan.

Tapi tiba-tiba badanku dibalik dan sesuatu mengagetkanku.

Aku membulatkan mata.

Ini bukan karena terkejut melihat hantu atau setan tapi...

Taehyung..

'Taehyung mencium ku'

Aku terlalu bingung harus berbuat apa.

Bahkan otak ku belum mencerna dengan benar kejadian apa ini.

Ini pertama kalinya aku di cium dan yang mencium ku adalah musuh bebuyutan ku sendiri.

Aku masih setia menatapnya yang begitu menikmati ciumannya yang menurut ku begitu aneh.

Aku lalu tersadar dan memundurkan kepala ku.

"kau..." ucap ku menatap Taehyung seakan tak percaya.

Setiap hari kami berantem bahkan memukul satu sama lain tiba - tiba saja malam ini dia mencium ku.

'mencium ku' dengan cepat aku menutup bibir ku kaget.

"kau...kau mencuri ciuman pertama ku" ucap ku kesal menunjukkanya.

"bukannya itu memang untuk ku" ucap Taehyung.

Aku membulatkan mata.

'kenapa jantung ku semakin cepat seperti ini'

"te....tentu saja tidak" ucap ku gugup berusaha menetralkan detak jantung ku.

"lalu, kenapa kau tak cepat mendorong ku" ucapnya lagi sambil mendekat kearah ku.

"aku... oh itu karena aku kaget" ucap ku lalu berjalan kesamping untuk menghindarinya.

"kenapa kau menghindari ku biasanya kau mengejar ku" ucapnya lalu berjalan mendekati ku lagi.

"ini berbeda" ucap ku cepat.

"apa yang berbeda?" tanyanya lagi lalu menarik tangan ku hingga aku berada begitu dekat dengannya.

Aku membulatkan mata kaget.

Aku hanya terdiam tak tau harus menjawab apa.

Aku menatap manik matanya yang menatap ku dengan lembut.

'apa - apan ini kenapa tubuh ku membeku' batin ku mencoba membuat otak ku bekerja cepat.

Tapi percuma aku malah tetap bediri di depannya.

"setiap hari aku mendengar kata - kata, aku membenci mu Kim Taehyung" ucapnya memperagakan cara ku berbicara.

Aku lalu mundur hingga aku terhenti karena dinding kelas.

"apa kau mau tau kata - kata yang selalu ingin ku ucapan setiap kau berkata seperti itu" ucap Taehyung meletakkan tangannya di kiri kanan kepala ku mengunci pergerakan ku.

Aku hanya mengerjapkan mata tak mengerti arah pembicaraannya.

'apa dia mau membalasnya apa dia akan memukul ku' batin ku mengerutkan alis ku.

"kau membenci ku tapi aku mencintai mu" ucapnya, aku langsung membulatkan mata.

Jantung yang sedari tadi hanya jogging kini seakan lari dengan kecepatan penuh.

Bahkan tubuhku mulai memanas sejak dia mencium ku tadi.

"kenapa kau diam, apa kau masih mau bilang kau membenci ku" ucapnya lagi.

"a...a...aku membencimu" ucap ku pelan.

Aku menelan saliva ku.

Otak ku bahkan tak bekerja dengan baik sejak tadi.

Kali ini aku benar - benar tak berkutik di buatnya.

Tiba - tiba suara hujan mengguyur sekolah kami.

Aku melirik jam sudah menunjukkan pukul 19.40 PM.

"em... sebaiknya kita pulang" ucap ku mendorong tubuhnya.

Dia lalu menahan tangan ku.

Aku langsung menatapnya takut.

"baiklah" ucapnya lalu menarik tangan ku keluar dari kelas itu.

'Aku mencoba menetralkan jantung ku. Ibu apa aku akan mati' pikir ku sambil memukul dada ku pelan.

"kau takkan mati" ucap Taehyung aku lalu menatapnya bingung.

'apa dia bisa membaca pikiran ku' batin ku melihatnya aneh.

'ah mungkin saja diakan alien' batin ku.

"aku bukan alien" ucapnya lagi tetap berjalan lurus tanpa menoleh kebelakang.

"lalu kau apa?" tanya ku.

"aku..." dia berhenti lalu menghadap ku.

Aku langsung memundurkan tubuh ku.

"aku laki-laki tertampan sedunia" ucapnya aku langsung membuka mulut ku.

"kau bermimpi dasar alien" ucap ku lalu berjalan lebih dulu.

"kalau begitu aku yang tertampan di hati mu" ucapnya lagi aku langsung berhenti.

'apa lagi ini kenapa aku langsung deg - degan lagi'

"kenapa benar bukan?" tanyanya lagi.

"te.. tentu saja tidak" ucap ku lalu berjalan cepat menuruni anak tangga menuju lantai 1.

"kau mau menerobos hujan?" tanya Taehyung.

Aku lalu melihat kearah jalan menuju gerbang.

Lumayan jauh untuk di terobos aku yakin baju ku akan basah.

"baiklah sini" ucap Taehyung menarik ku untuk berlindung di jaket kulitnya bersama dengannya.

"tak ada penolakan" ucapnya saat aku baru saja ingin mengeluarkan suara ku.

Kami pun berjalan dengan pelan.

"aku ingin kita sudahi kebiasan kita berantem" ucap Taehyung aku lalu menoleh kearahnya.

"kenapa? itu menyenangkan" ucap ku lalu kembali menghadap kedepan.

Dia lalu berhenti dan menatap ku.

"kenapa?" tanya ku lagi.

Dia lalu mendekatakn wajahnya kearah ku.

Aku membulatkan mata terkejut.

Dia lalu mencium ku untuk kedua kalinya.

Aku yang semulanya terkejut namun lama - kelamaan aku mulai menyesapi rasa manis pada bibirnya.

Dapat kurasakan dia melepas pegangannya pada jaketnya dan memeluk ku begitu erat.

Entah ini perasaan apa tapi aku begitu menyukainya.

Yang semulanya hanya ciuman bisa kini kami saling memangut satu sama lain dibawah guyuran hujan yang membasahi tubuh kami.

Aku bahkan tak peduli hujan membasahi tubuh ku.

Aku hanya merasa bibirnya seperti candu buat ku.

Lama kami saling membalas lumatan satu sama lain.

Sampai aku bener - benar membutuhkan oksigen.

Aku lalu mendorong tubuhnya.

Dengan susah payah aku mengambil nafas.

Dia menatap ku dalam diam sambil tersenyum.

Aku lalu menaikan sebelah alis ku.

"jadilah milik ku" ucapnya.

Aku terdiam sebentar.

"memangnya aku barangmu" kesalku.

"jadilah pacarku?" ucapnya lagi.

Lama aku berpikir baru setelah itu aku mengangguk dengan malu.

"tapi aku tetap membenci mu" ucap ku.

"dan aku akan selalu mencintai mu" ucapnya.

Kami pun tertawa.

"ayo kita pulang aku yakin ibu mu akan mengomeli ku" ucapnya aku pun mengangguk.

Dia lalu mengambil jaketnya yang jatuh dan mengenggam tangan ku.

"ayo" ucapnya.

Kami pun berlari menerobos hujan yang menjadi saksi pernyataan dia dan perasaan ku sebenarnya. Walau semula aku sempat bingung terhadap perasaanku namun aku memikirkan saat dia hilang atau pergi aku akan selalu mencarinya dan merasa kehilangan dia. Ternyata aku salah mengartikan perasaan ini.

'I Hate U Kim Taehyung But Now I will say I Love U Kim Taehyung'

-FIN-


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C2
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập