Lu Yuchen berpikir bahwa akhirnya Yue Xinluo merespons pesannya, dia pun merasa sangat senang. Tapi saat membuka pesan singkat itu dan melihat tiga kata di dalamnya, dia merasa perasaannya begitu sakit. Walaupun dia merasa begitu sedih, sakit hati, menyesal dan marah, tapi dia berusaha keras menahan semua perasaannya itu dan kembali menelepon Yue Xinluo.
Aku tidak seharusnya marah, setidaknya Xiao Luo mau membalas pesanku. Berarti, dia masih mau menganggapku. Selama dia tidak menutup matanya tidak masalah, selama dia tidak mengacuhkanku tidak masalah. Kalau dia mau memukul dan memakiku, aku juga tidak akan marah atau protes, batin Lu Yuchen.
Namun, kedua mata pria yang sebelumnya mengatakan tidak akan protes itu akhirnya terlihat marah saat menyadari ponsel Yue Xinluo sudah tidak aktif. Lu Yuchen memutuskan untuk menggunakan cara yang lebih keras. Xiao Luo-ku tidak boleh pergi meninggalkanku seperti ini… Batinnya.
***