Ayah Naumi mengikuti dokter tersebut ke ruangannya.
"silakan duduk pak, nama saya rayhan jadi bapak nggak perlu memanggil saya dokter." rayhan menjabat tangan ayah Naumi.
Ayah Naumi memandang dokter rayhan sangat lama namun dia tak yakin
"apa dokter mengenal saya?" tanya ayah Naumi
"saya teman sekolahnya sinta putri bapak" jawab rayhan
"ooo jadi apa yang terjadi sama Naumi nak rayhan?" "secara garis besar tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan dengan kondisi Naumi, semuanya normal namun dia memang sangat syok dan itulah yang dialaminya, jadi dia bakal baik-baik saja, kita tunggu sampai maghrib dan apabila Naumi masih tidak bangun maka akan dilakukan obserfasi lebih lanjut." dokter rayhan menjelaskan dengan panjang lebar.
" saya nggak pernah melihat anak saya terbujur seperti itu nak rayhan jadi itu membuat saya sangat sedih, selama ini Naumi anak yang kuat, walaupun anak seusia dia masih jauh dari kata sempurna " _ayah Naumi
"saya tau pak dan saya bisa paham dengan apa yang bapak rasakan, setahu saya Naumi anak yang ceria, pintar dan juga baik hati, saya beberapa kali bertemu dengan nya" ucap dokter rayhan.
"Baiklah jika memang semua baik-baik saja saya akan kembali keruangan anak saya dan trimakasih atas bantuan nak rayhan"
"sama-sama pak"
Sementara ada yang mengerjap ngerjapkan matanya, Naumi bingung dengan dirinya sendiri "apa yang terjadi padaku.. Kenapa ruangan ini semuanya putih... Apa aku di rumah sakit??" Naumi melihat ibunya, ada serly juga, dia berusaha mengingat-ingat apa
Yang terjadi, seketika dia ingat waktu itu dia terjebak dalam ruangan kecil yang pengap dan bau yaitu toilet.
Naumi masih ingat saat elang berusaha menolongnya tetapi gak bisa sampai akhirnya satpam datang, yaa pandangannya menghitam disaat dalam pelukan elang.
serly yang dari tadi dekat Naumi melihat sahabatnya itu sudah membuka mata maka dia langsung memanggil ibunya Naumi, "lihat bu Naumi sadar, alhamdulillah akhirnya kamu siuman Nau" serly langsung menggenggam tangan sahabatnya tersebut dan mengatakan
aku akan memanggil dokter" katanya. lalu serly keluar memanggil Elang dan soni, menyampaikan jika Naumi sudah sadar, dengan serempak mereka berdua masuk ke dalam ruangan Naumi
" alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga Nau, kami semua mengkhawatirkan mu" ucap elang.
Semua bersyukur dengan hal ini.
Tak lama serly datang dengan dokter rayhan serta ayah Naumi.
"ibu aku lagi dimana? Kenapa kalian semua disini? Kenapa semuanya berwarna putih?" Naumi mencari jawaban kepada ibunya.
"sebentar ya, saya periksa dulu" dokter memeriksa keadaan Naumi lalu tersenyum
Kepada semua.
"untuk saat ini kondisi Naumi dalam keadaan baik, besok juga sudah bisa pulang" kata dokter rayhan.
"karna Naumi sudah baikan kami permisi pulang pak, buk ucap serly, soni dan elang" elang udah nyampe pintu namun dia kembali berjalan kearah Naumi
"besok biar aku yang jemput untuk pulang ya?" Naumi menoleh pada ayah dan ibunya.
Ibunya menganggukkan kepala
"baiklah lang, trimakasih untuk semua" Naumi mengiringi kepergian elang dengan seutas senyum di bibirnya.
Sementara alya cs masih berada di kantor polisi sedang membuat surat perjanjian tidak akan pernah melakukan tindakan atau perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah lagi dan akan meminta maaf kepada korban atas perbuatan yang tidak menyenangkan.
Itulah enaknya menjadi orang berada tidak harus mendapatkan sangsi hukum walaupun terbukti bersalah, kekuasaan yang dimiliki papa alya bisa merubah segalanya namun walau demikian papanya alya sangat marah atas perbuatan anaknya itu.
Sesampainya dirumah, alya langsung dimarahi oleh papanya "sekali lagi kamu membuat malu nama papa jangan harap kamu papa bantu lagi, kamu harus belajar bertanggung jawab dengan apapun yang sudah kamu perbuat"
Alya hanya menangis dalam pelukan mamanya dan tidak berani menatap papanya yang masih marah.
"sudahlah pa, toh nauminya kan juga sudah sadar untuk apa diperpanjang lagi" bela mamanya
"ini.... Ini yang membuat anak kita jadi manja dan keras kepala karna mama selalu saja membela alya" papanya masih berapi-api.
Akibat dari perbuatan alya papanya merasa sangat malu sekali dengan perbuatan anaknya apalagi membayangkan harus menemani anaknya untuk berkunjung ke rumah sakit melihat kondisi Naumi.
"huffff sekarang kalian pada mandi, sehabis maghrib nanti kita minta maaf sama keluarga korban dan mama jangan lupa bawakan parsel buah untuk Naumi" papa alya mengajak anak istrinya menjenguk keadaan Naumi.
Selesai sholat maghrib keluarga alya bersiap-siap pergi ke rumah sakit tempat alya di rawat. Mereka bertanya ke bagian resepsionis dimana kamar Naumi dan setelah mengetahui ruangannya keluarga alya pun berjalan menuju kamar Naumi.
"Tok tok tok"
Pintu diketuk dari luar, ayah dan ibu saling berpandangan mereka tidak tau siapa yang ada di depan pintu. Ayah Naumi bangkit dan segera membuka kan pintu.
Papa alya mengucapkan salam "assalamualaikum pak"
"wa'alaykumussalam warohmatullah, silakan masuk pak, buk..." mereka para orang tua saling berasalaman dan namanya alya memberikan bingkisan buah untuk ibunya Naumi.
Mama alya meminta maaf kepada ibunya Naumi atas kesalahan yang sudah dilakukan oleh putrinya dan dengan senang hati ibunya Naumi menerima permintaan maaf dari namanya alya. "kok repot-repot segala bu.." ucap ibu aisah menerima parcel buah "dia pun tak lupa mengucapkan terima kasih.
Alya salaman dan mencium punggung tangan ayah dan ibu Naumi setelah itu alya menoleh ke arah Naumi dengan tatapan menyesal
"aku kesini minta maaf sama kamu, aku tau kali ini aku kebangetan tapi aku sudah menyesal tolong maafin aku Naumi" alya minta maaf sambil menangis.
"sudahlah yang lalu biarlah berlalu yang penting kamu harus belajar tidak semua dan segalanya bisa terjadi sesuai kehendak mu walaupun tidak ada yang tidak mungkin tetapi alangkah baiknya jika kamu menggunakan cara-cara yang baik untuk mendapatkan apa yang kau inginkan " Naumi bicara diplomatik "Aku sudah memaafkan kok" Naumi melanjutkan ucapannya sambil tersenyum sama alya dan mereka pun berpelukan.
Orang tua mereka semua tersenyum melihat anak-anak mereka sudah berbaikan.
"mudah-mudahan kedepannya anak-anak kita bisa berteman dengan baik ya pak" kata papa alya yang langsung disahut ayah Naumi "in syaa Allah jika keluarga bapak mau menerima keluarga kami yang sederhana ini" tambah ayah Naumi.
"ah bapak ini bisa saja, saya melihat alya mau menurunkan ego nya dengan merendah meminta maaf datang kesini saja... Sudah kebahagian tersendiri buat saya pak, karena selama ini kami sebagai orang tua terlalu mengikuti semua kemauan alya sehingga membuat dia suka semena mena terhadap orang lain " ungkap papa alya.
Ayah Naumi melanjutkan percakapan mereka dengan akrab
" semua butuh proses pak, kita sebagai orang tua kadang mengira sudah memberikan yang terbaik buat anak-anak namun terkadang kita lupa memberikan sentuhan sentuhan kecil yang membuat keluarga lebih hangat misalnya sekedar makan malam bersama"