"Aku juga tidak tahu apa aku bisa bahagia atau tidak tanpa kamu Jo." Ucap Nadia memeluk Jonathan dengan sangat erat dan menenggelamkan kepalanya dalam ceruk leher Jonathan.
Jonathan dan Nadia saling berpelukan, tidak peduli dengan orang yang lalu lalang melihatnya.
"Jangan menangis lagi Nadia, mungkin ini sudah takdir kita." Ucap Jonathan seraya mengusap air mata Nadia.
Nadia menganggukkan kepalanya seraya mengusap air mata Jonathan juga walau tidak sebanyak dirinya.
"Apa kamu ingin pulang Jo? Sekarang sudah mau sore." Ucap Nadia tidak ingin Jonathan terlalu lelah.
"Aku hanya ingin bersamamu sampai pernikahanmu tiba Nad? Atau kamu ingin menyuruhku pergi?" Tanya Jonathan dengan tatapan serius.
"Tentu tidak Jo, aku juga ingin bersamamu." Ucap Nadia seraya mencubit ujung hidung Jonathan.
Jonathan meraih tangan Nadia seraya menjauhkan sedikit wajahnya.
"Kenapa kamu suka sekali mencubit hidungku Nadia?" Tanya Jonathan seraya menggenggam tangan Nadia.