"Kenapa kita masih di sini? di mana preman-preman itu? kita harus pergi secepatnya Nadia, aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa." ucap Jonathan dengan tatapan cemas berusaha bangun melupakan keadaannya.
Di saat sadar tidak bisa menggerakkan kedua kakinya Jonathan memukul kedua lututnya dengan wajah merah dan berair.
"Kaki sialan!! sama sekali tak berguna! seharusnya kamu di hancurkan saja!" ucap Jonathan masih tetap memukuli kedua lututnya dengan perasaan putus asa.
"Tuan... Tuan Jonathan!! hentikan! Hentikan Tuan!" ucap Nadia serata memegang kedua tangan Jonathan dengan sangat kuat.
"Lepaskan aku Nadia!! lepaskan aku! hidupku sama sekali tak berguna! biarkan aku mati saja." ucap Jonathan dengan penuh kesedihan.
"Tidak Tuan! tolong jangan lakukan hal ini!" ucap Nadia memeluk Jonathan dengan sangat erat berusaha menenangkan hati Jonathan.
"Lebih baik aku mati saja Nadia, percuma juga aku hidup dengan keadaanku seperti ini." ucap Jonathan menangis dalam pelukan Nadia.