"Lea ... mami sama papi ke mana?" tanya Zio kepada istrinya.
"Mereka sedang ke lapas untuk menjemput kalian pulang," jawab Alea kepada sang suami.
"Kalau begitu sementara mereka di luar, bersiaplah," kata Zio.
"Bersiap untuk apa?" Alea mengerutkan dahinya.
"Aku akan membawamu pindah rumah, kita tidak seharusnya tinggal di sini, aku punya rumah warisan dari almarhum omma Nisya, jadi kita akan tinggal di sana selamanya," tukas Zio.
"Baiklah kalau begitu, aku akan mengikuti kemana pun kamu pergi," kata Alea.
"Baguslah, aku tidak perlu berkata lagi kan, kamu tinggal membereskan semua barang-barangmu, dan kita berangkat sekarang juga," kata Zio.
"Kenapa harus sekarang?" tanya Alea.
"Sekarang saja, kenapa harus menunggu nanti," tukas Zio.
"Kan tidak enak, jika kita berangkat tanpa bilang dulu atau berpamitan kepada Mami dan Papi, bagaimana pun mereka adalah orang tuaku," lirih Alea.