Suasana benar-benar hening, Tito masih menatap Asya dengan kening yang mengerut. Tersimpan sebuah kepedihan di hati gadis itu.
"Apa yang sudah terjadi, Asya?" tanya Tito dengan sebuah rasa cemas.
"Tidak terjadi apa pun, ini tidak pelu kamu cemaskan,' tolah Asya kepada sahabatnya itu.
"Kamu jangan berbohong kepadaku," pinta Tito sambil mendekati Asya.
Kini Tito duduk di samping Asya sang menggengam tangan Asya dengan lembut, Tito sangat peduli kepada sahabatnya itu.
Ada sebuah cinta yang mereka rasakan di dalam hatinya, tetapi bukan perasaan cinta pria kepada wanita. Melainkan sebuah rasa cinta untuk seorang sahabat sejati.
"Aku harus berkata apa?' tanya Asya dengan mata yang sendu.
"Katakan semuanya kepadaku,' pinta Tito dengan penuh harap.
'Tidak mungkin aku ceritakan semuanya di sini," tukas Asya dengan wajah yang menunduk.