Tải xuống ứng dụng
64.32% My Teacher My Husband / Chapter 119: Ch. 119

Chương 119: Ch. 119

Sehun hanya terduduk lesu diranjang besarnya. Menutup wajahnya yang mulai menyembab dengan kedua telapak tangan karena menangis seharian kemarin. Ini adalah hari pemakaman Suzy. Istri mungilnya.

Entah kenapa, baru kemarin rasanya Sehun mengikat Suzy di atas altar dengan pakaian putih gading yang terlihat elegan.

"Hiks." Sehun kembali terisak dengan sebelah tangan yang menepuk pelan dadanya yang terasa sesak sekarang.

Sehun sudah lelah menangis, air matanya seperti terkuras habis, tapi entah kenapa bayangan Suzy yang sekarat kemarin lusa membuat dadanya sesak lagi.

Sehun melirik Haowen yang tengah tertidur di tengah ranjang king sizenya dengan balutan kain berwarna baby blue. Anaknya itu tidak menangis selain saat Suzy baru pergi dan saat Sehun kembali meraung sedih tadi malam.

"Terima kasih karena sudah kuat jagoan daddy." Bisik Sehun seraya mengecup dahi Haowen yang hanya menggeliat pelan dengan bibir mengerucut kecil.

Ceklek.

"Sehun, kebawahlah. Kita akan pergi kepemakaman." Nyonya Bae, ibu mertuanya memanggil Sehun dengan langkah kaki yang dibawa mendekat pada menantunya itu.

"Ma, maaf karena tidak bisa menjaga hiks Suzy." Sehun menangis lagi pada ibu mertuanya ini. Tentu saja ia merasa bersalah. Jika bukan karena keinginan Sehun yang memiliki anak maka Suzy tidak akan pergi secepat ini.

"Sstt jangan seperti ini Sehun. Hiks tak apa. Tak ada yang perlu dimaafkan sayang. Sekarang hanya jaga Haowen mengerti?" Nyonya Bae tersenyum dengan tangan yang membawa Sehun kedalam pelukannya sebagai seorang ibu. Bohong jika ia tidak menangis lebih parah dari pada Sehun. Nyatanya hati seorang ibu jauh lebih hancur saat mendengar kabar anak tunggalnya pergi.

Nyonya Bae mengeryit heran saat Sehun menelfonnya. Itu bukan hak aneh memang, hanya saja ini sudah pukul dua belas dini hari. Tentu saja perasaannya tidak enak.

"Ya sehun?" Nyonya Bae menyapa dari Jepang sana.

"Ma, Suzy sudah melahirkan putra kami. Haowen." Lirih Sehun pelan.

Nyonya Bae tentu saja bahagia, tapi ada perasaan aneh yang hinggap di sudut hatinya. Tak ada suara Suzy atau suara tawa melengking sahabat anaknya itu. Kenapa hanya hening? "Benarkah? Syukurlah, Haowen sehat bukan? Bagaimana dengan Suzy?"

Sehun terdiam, membendung air matanya mati-natian dan menghela nafas. "Ma, aku minta maaf, Suzy hiks,, Suzy pergi. Tadi Suzy berkata bahwa dia sangat merindukan hiks,, merindukan kalian dan dia juga mengatakan bahwa dia sangat mencintai kalian hiks." Sehun kembali menangis pilu. Dadanya semakin sesak saat ia tau bahwa Suzy, istrinya tak ada lagi yang akan membantunya, mencari masalah, dan berdebat tak penting. Dan Sehun semakin sesak dari waktu kewaktu.

Nyonya Bae diam dengan linangan air mata, putri kecil mereka? Pergi? Terisak keras dan dengan terburu mengatakan pada Tuan Bae bahwa mereka harus pulang sekarang.

"Cari tiket Korea sekarang. Kita pulang hiks,, hiks."

"Apa yang terjadi?" Tuan Bae bertanya panik. Tak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini.

"Cepat cari tiket! Suzy pergi, hiks.. putri kecil kita hiks. Cepat kita hiks.. kita pulang." Nyonya Bae berteriak kalut meminta tiket pulang ke Korea saat ini juga. Putri kecil mereka pasti sangat ketakutan dan sangat kesakitan tadi.

"Suzy?"

"Cepaaaaat!"

Tepat pukul empat pagi, Nyonya dan Tuan Bae menginjakan kaki mereka di Korea kembali. Menuju taxi dan meminta langsung diantarkan kerumah sakit.

Hati ibu mana yang tak kalut saat anaknya pergi meninggalkan dunia? Hati ayah mana yang tak akan menjerit sakit saat tau putri kecil kesayangannya sudah lebih dulu pergi?

"Sehun. Suzy dimana?" Nyonya Bae datang dengan linangan air mata. Menepuk pundak Sehun yang sedang tertunduk dengan isakan tak kalah keras. Dan hati suami mana yang tak akan hancur saat wanita tercintanya meregang nyawa tepat di depan mata?

Menoleh pada ruangan dimana Suzy bersalin tadi, masih ada Siwon dan yang lainnya disana. Termasuk Haowen yang menangis keras entah karena apa, tau bahwa wanita yang berstatus ibu yang telah melahirkannya tak ada lagi?

"Suzy? Sayang? Kau tak marindukan mama sayang? Mama datang." Nyonya Bae memeluk Suzy tak merespon apapun. Jangankan bersuara, dadanya saja tak lagi naik-turun seperti biasa. Membuat Nyonya Bae makin terisak  sakit di hadapan Suzy.

Kris yang melihat itu melepas pelukan Jiyeon dan mengambil alih Haowen dari dekapan Siwon. Tak baik jika Haowen terus di sana. "Aku akan membawa Haowen keluar." Ujar Kris dibalas anggukan dari Siwon.

"Sehun." Kris memanggil. Menyodorkan Haowen kehadapan Sehun yang kembali terisak pilu. "Masih ada satu nyawa yang harus kau jaga. Kuatlah untuk putramu." Ujar Kris mendekap adik tunggalnya. Ia tau Sehun dari lahir, tak pernah menangis kecuali jika benar-benar sudah terpukul. Dan inilah adiknya yang terpukul.

"Aku benar-benar menyesal hiks." Isak Sehun terputus-putus. Mengambil alih Haowen dan memeluk putranya. Membuat Haowen sedikit tenang dari isakannya yang keras tadi.

"Tak ada yang perlu kau sesali adik kecilku. Aku tau ini berat, tapi relakan Suzy, dan besarkan Haowen dengan semua cintamu. Hanya ini Haowen yang kau miliki sekarang. Aku, jiyeon, sahabat baru kita, daddy, mama, dan papa." Ujar Kris lagi. Mengusap punggung Sehun yang memang sangat terpukul. Adik kecilnya.

"Aku seperti mati Kris. Hidupku sudah pergi." Sehun terisak pelan. Mengusap pipi Haowen yang terkena aliran air matanya.

"Hidupmu tidak pergi. Dia ada di hatimu dan Haowen adalah hidupmu yang baru. Jika kau seperti ini, apa yang akan terjadi pada Haowen? Besar dengan sendirinya? Menjadi berandalan karena ayahnya yang tak peduli? Atau mati menyusul ibunya karena merasa perjuangan ibunya sangat sia-sia?"

Sehun tercekat, kris ada benarnya. Suzy berjuangan untuk putra mereka dan kini giliran Sehun yang berjuang untuk putra mereka. Menutup rapat hatinya untuk siapapun dan fokus pada buah hatinya.

**

Sehun berdiri di depan tempat peristirahatan terakhir istrinya, menunduk dengan Haowen yang masih berada di dalam dekapannya. "Hei sayang, itu ibumu. Cantik bukan? Sekarang, ucapkan salam pada ibu dan dia akan pergi dengan tenang. Ayo beri ciuman sampai jumpa." Bisik Sehun pada Haowen dan membawa wajah Haowen pada pipi pucat Suzy.

Mata Sehun sudah berkaca-kaca dan menunduk untuk mencium dahi istrinya.

Tes.

"Sampai jumpa sayang, jangan selingkuh mengerti? Tunggu aku dan Haowen dengan baik disana. Aku dan Haowen sangat mencintaimu sayang." Sehun berbisik dengan air mata untuk kesekian kalinya. Hatinya masih sakit dan ini sungguh berkali-kali lebih sakit. Sehun meraih setangkai mawar putih dan meletakannya diatas dada Suzy.

Peti mati tertutup dan peti Suzy sudah diturunkan kebawah tanah. Membuat mata Sehun kembali barair dan memeluk Haowen sebagai pengalihan rasa sakitnya. "Haowen sayang, jadi anak baik hmm." Bisik Sehun tepat ditelinga anak tunggalnya.

Sayang, jaga hatiku dan hidupku bersamamu. Aku dan Haowen akan sangat merindukanmu. Tetap awasi kami dan datang kemimpi kami ok sayang.

Kami sangat mencintaimu.

Sampai jumpa.

Aku, Sehun. Suamimu.

**

3 years later..

"Haowen.." Sehun bersuara dari dalam kamarnya. Ini hari minggu dan ia sudah berjanji pada Haowen bahwa mereka akan jalan-jalan pagi.

"Haowen." Lagi, duda tampan tiga tahun itu bersuara memanggil putra tunggalnya yang sudah tumbuh menjadi pangeran Disney yang tampan generasi berikutnya.

"Daddy." Sehun berjalan menuju arah kamar mandi, membuka pintu yang memang tidak tertutup sempurna lalu menemukan Haowen yang berusaha meraih jaketnya di walk in closet yang tentunya tak akan terjangkau oleh tubuh pendek mungilnya.

"Apa yang ingin jagoan daddy ambil?" Tanya Sehun membawa Haowen dalam dekapannya.

"Jeket melah." Haowen bersuara. Menjangkau dengan tangan mungilnya dan berseru senang saat ia mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Jagoan daddy semakin pintar hmm. Ayo kita pergi." Ajak Sehun. Meraih topi rajut berwarna hitam dan memakaikan pada kepala putranya.

"Daddy, kita akan jalan-jalan kemana?" Haowen bertanya dengan aksen anak-anaknya. Menggandeng erat tangan Sehun dan mengayunkan kecil kedepan dan kebelakang.

"Bagaimana jika kita hanya akan ketaman? Lalu kembali kerumah." Ujar Sehun menatap Haowen di bawahnya. Beda tinggi mereka sungguh jauh, dan itu membuat Haowen harus mendongak menatap wajah daddy tampannya.

"Okey,, apa kita bisa mendapatkan segelas coklat panas?" Tanya Haowen dengan mata berbinar lucu. Mengerjap pada daddynya yang hanya tersenyum tipis.

"Jagoan daddy bisa mendapatkannya." Jawab Sehun dan mengusap pelan kepala Haowen dengan tangannya yang lain.

"Yeey, daddy thank you." Sehun akui jika anaknya masih terlalu kecil untuk ukuran bahasa asing. Tapi Sehun juga tak ingin mengelak bahwa putranya juga terlalu pintar untuk anak tiga tahun. Sehun hanya perlu mengucapkan bahasa inggris beserta artinya, dan besok harinya Haowen akan dengan semangat mengulangnya pada Sehun hingga ia mendapat elusan sayang pada puncak kepalanya.

"Sama-sama sayang." Ujar Sehun dan membawa Haowen dalam pelukannya. Secara fisik Haowen memang sangat mirip dengan Sehun. Mata, hidung, bibir, bahkan hingga bentuk wajah. Semuanya menjiplak Sehun. Tapi untuk perasaan dan hal-hal yang  berbau semacam itu, Haowen menjiplak Suzy. Istri cantiknya.

"Daddy, Haowen ingin main itu. Bolehkah?" Tanya Haowen menunjuk seluncuran di sebrang mereka. Sehun mengangguk sebagai jawaban, menurunkan Haowen dari gendongannya dan tersenyum saat melihat kaki-kaki kecil itu berlari dengan cepat menuju tempat destinasinya.

Sehun memilih duduk disalah satu bangku seraya memperhatikan Haowen yang meluncur dari seluncuran disambut dengan kumpulan pasir di bawahnya. Sedikit melirik tajam pada kumpulan ibu-ibu yang menatap lapar padanya. Jangan bandingkan Sehun jika sedang sendiri dan saat bersama Haowen. Jika sendiri Sehun lebih terlihat seperti bongkahan gunung es tak tersentuh, dan jika bersama Haowen maka Sehun akan seperti ayah pada umumnya. Tersenyum hangat pada Haowen dan tertawa hanya untuk Haowen. Selain Haowen, mereka hanya akan mendapat tatapan penuh intimidasi dan tajam serta menusuk.

Sehun jengah sendiri. Jika bukan karena janjinya pada Haowen, ia akan lebih memilih bergelung di bawah selimut bersama putra kecilnya.

Bruk.

Sehun menatap lembut pada bocah dengan kepala penuh pasir diatasnya. Tertawa kecil saat nafas Haowen terengah-engah dan memeluk erat kaki jenjangnya.

"Daddy, Haowen haus." Adu Haowen. Mengusap lehernya dan itu membuat Sehun tak tahan. Membuat Sehun akhirnya membawa Haowen masuk dalam pelukannya dan merapikan rambut berantakan penuh pasirnya.

"Jagoan daddy haus?" Tanya Sehun. Membuat kepala Haowen mengangguk tak sabar. Memeluk leher Sehun karena merasa ia sedikit kedinginan. Ini masih musim dingin.

"Kalau begitu ayo minum." Merogoh kantong jaketnya dan menyodorkan botol berisi air hangat pada Haowen.

"Daddy, terima kasih lagi." Ujar Haowen. Membawa mulut botol pada mulut kecilnya yang sudah kering. Sehun itu daddy terbaik sepanjang masa.

"Daddy ayo kembali. Wajah daddy sudah dingin." Ajak Haowen. Menghembuskan pelan nafasnya pada telapak tangan dan membawa telapak mungil itu pada pipi Sehun. "Apa daddy sudah hangat?" Tanya Haowen.

"Sudah. Terima kasih. Tidak jadi coklat panas?"

"Tidak. Daddy dingin."

Sehun tau jika waktu sudah berlalu. Tiga tahun semenjak Suzy pergi dan itu membuat Sehun terpuruk pada hari-hari pertamanya. Saat mata elangnya akan mengeluarkan bulir bening, tangan kecil Haowen akan memegang pipi Sehun. Menyadarkan bahwa ia tak sendiri, menyadarkan bahwa masih ada Haowen yang akan menemani hari-harinya nanti.

Satu bulan pertama Sehun lalui dengan keterpukan dan menyia-nyiakan hidupnya. Bahkan perusahaan utamanya saja hampir jatuh bangkrut karena Sehun. Beruntung ada Kris, Siwon, dan Suho yang membantu mengurus segala hal di perusahaan menggantikan Sehun. Belum lagi Chanyeol yang sudah memegang perusahaannya sendiri dan memilih bergabung dengan Oh Coorparation.

Sehun hampir mati bunuh diri karena mengurus Haowen sendiri.

"Daddy jangan melamun lagi. Jangan menangis lagi." Ujar Haowen dan mengecup pipi Sehun kiri dan kanan.

"Daddy tidak menangis sayang. Sebagai hadiah karena sudah menghangatkan pipi daddy ayo daddy buatkan coklat panas."

"Yeees! Daddy terbaik."

"I love u dad."

"I love u more than u love me baby."

TBC

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C119
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập