Tải xuống ứng dụng
37.09% Sleep and See / Chapter 22: Perang Opini

Chương 22: Perang Opini

"Kalian saling kenal?", tanya produser acara pada kami.

Aku memutuskan untuk menjwab sebelum Tuan Chao mendahuluiku.

"Benar, kami adalah teman seperjalanan. Dan kami sama-sama berasal dari Indonesia", kataku.

Aku mengulurkan tangaku pada Tuan Chao.

"Aku tak menyangka kita akan bertemu di sini Vina" , sambut tuan Chao sambil menjabat tanganku.

"Senang bertemu dengan Anda kembali Paman Chao"

Produser acara ini tertawa kegirangan.

"Ini akan menjadi sangat menarik. Tunggu sampai para wartawan mengeahui kalian saling kenal. Pasti ini akan menjadi berita yang hebat."

Mendengar ucapanya, Luke dengan antisipasi segera menjawab dengan sedikit peringatan.

"Klien saya datang tidak untuk membuat gossip Tuan produser. Kita tidak menyangkut pautkan sisi kehidupan pribadi seseorang untuk menaikkan rating acara ini. Klaien saya menyetujui undangan anda untuk klarifikasi bukan sensai."

Kata-kata Luke memberikan tamparan keras bagi produser itu.

"Kau mengancamku?"

Dengan nada datar Luke menjelaskan. "Tidak ada yang mengancam Anda. Andalah orang yang merasa terncam namun tidak disertai bukti."

"Vina, satu menit sebelum naik. Persiapan dirimu."

Teriakan manager panggung mencairkan suasana antara produser dan Luke. Aku beruntung, ia memanggilku di saat yang tepat.

"Tiga…. dua ….satu…"

Aku muncul dari belakang panggung, melambaikan tangan ke keamera. Presenter itu mendatangiku dan meyambutku.

"Welcome Miss Covina Ven" kata presenter itu menyalami dan memintaku duduk di kursi yang mereka sediakan.

"Do you speak English?"

Tanyanya. Aku menggungguk. "Good, so I think we do not need any translator here" katanya sambil bercanda.

"No, kami tetap menggunakan alat penerjemah agar lebih lancar. Alat penerjemah ini buatan The Languange International Inc. Sangat kecil. Letakkan ditelinga dan kalian akan mendenger terjemahan secara langsung. Boleh aku pasang?" tanya presenter itu.

"Yes, please"

Ia mendatangiku dan memasangkakan untukku. Ini adalah bagian dari iklan dari sponsor. Mereka memberitahuku sebelumnya.

"By the way you can call me Max!" katanya diikuti gelak tawa penonton. Suasana cukup cair di studio ini.

"Selesai" kata Max menunjukkan ke kamera, bahwa alat ini terpasang sempurna seperti sebuah anting.

Setelah tepuk tangan dari penonton, Max membuka percakapan denganku.

"Covina Ven?" kata Max . "Kau ikut program Sleep and See?" , tanyanya.

"Ya, benar"

"Berapa usia anda saat ini?"

"Dua puluh delapan tahun"

Max melipat tangannya dan melihatku dari ujung kaki ke rambutku. Ia menunjukkan gesture berfikir keras di hadapan kamera.

"Baiklah, aku tak mengerti. Dua puluh delapan tahun. Jika anda mengikuti program mereka, Anda akan berada di dalam kapsul selama dua puluh tahun. Dan bangun saat usia empat puluh delapan tahun."

Aku tersenyum mendengar kalimatnya.

"Baiklah, katakan apa alasan anda mengikuti program ini?"

Aku menanti beberapa detik menunggu aba-aba dari sutradara. Ia menunggu sampai kamera menyorot wajahku.

"Dalam hidup kita, ada banyak hal terjadi. Konflik, impian masalah. Aku hanya ingin meyakinkan kepada semuanya, bahwa ini pilihan saya. Bukan paksaan dari siapapun. Saya melakukanya dengan sadar, ini adalah pilihan saya.

Saya tidak tahu mengapa. Tapi saya ingin mencobanya."

Aku mengakhiri kalimatku dengan tepuk tangan dari penonton di studion. Layar kamera beralih ke Max.

"Tanpa paksaan? Tidak takut?"

"Tidak. Apa yang harus ditakutkan?"

Max, beralih kepada Kalleb, CEO Sleep and See yang hadir melalui sambungan telepon tiga dimensi.

"Kalleb, masih disana? Apa yang Anda janjikan untuk nona muda ini?", tanyanya.

Kalleb tertawa dan duduk dengan santai.

"Aku menjanjikan pengalaman tidur luar biasa tanpa penuaan. Menikmati mimpi indah dan belajar berbagai hal baru selama dua puluh tahun. Sebuah meditasi panjang yang akan membuka mata dunia, bahwa yang kami lakukan adalah membuat hidup anda lebih baik."

Max berjalan kembali duduk di kursinya.

"Sebelum kita lanjutkan. Saya sudah kedatangan Tuan Budayana Chao. Ia seorang aktivis yang kehilangan anaknya yang tunggal karena program Sleep and See. Kita sambuat Tuan Chao."

Semua penonton berdiri. Dengan aba-aba dari sutradari aku menoleh kea rah belakang melihat Tuan Chao yang masuk ke dalam panggung. Ia menyalami semua yang hadir dan duduk di bangku yang sudah di tentukan. Setelah duduk, Max menjelaskan pembicaraan kami secara singkat.

"Tuan Chao, komentar anda?" tanya Max.

Tuan chao membetulkan kacamatanya. Pria bertenis tionghoa yang terlihat kaku dan berambut perak, namun masih terlihat segar.

"Tidak ada yang namanya mimpi indah. Hiduplah dalam dunia nyata. Tidur dua puluh tahun sama dengan menyerahkan diri Anda, masa depan Anda kepada mereka. Orang-orang tak bertanggung jawab. Tak ada jaminan Kau akan hidup selama berada dalam tabung kaca mereka.

Sadarlah! Tidak ada tidur yang membuat orang lain nyaman selamanya. Semua ada waktunya. Ada waktu untuk tidur dengan mimpi indah. Ada waktu bangun dan hadapi kenyataan. Jangan buat ini sebagai pelarian. Ini sama dengan bunuh diri legal!"

Kata-kata Chao disambut teriakan dari pendukungnya. Mereka ada dibangku penonton, dan meneriakkan bahwa apa yang Chao katakan itu benar.

"Cukup!" kata Max menguasai penonton. " Tuan Lux Hemel Imanual, apa yang membuat Anda yakin perushaan yang Anda dirikan bukan perusahaan yang melegalkan praktek bunuh diri? Atau tak terlibat dengan semua skandal ini?"

Lux menatap kearah layar. Matanya tajam dan terlihat yakin.

"Aku tak tahu apa yang sudah terjadi. Bagaimana rumor ini berkembang pesat. Aku seorang ayah, tentu akan sedih jika anakkku mati karena hal-hal yang mereka katakan. Aku mengundurkan diri lima tahun lalu. Dan tak tahu menahu apa yang terjadi selanjutnya.

Jika memang, rumor yang beredar itu benar. Aku yakin, kalian akan menang dan perusahaan ini akan ditutup. Tapi jika ternyata itu hanya sebuah kebohongan atau asumsi belaka, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan."

Kamera kembali ke Max. "Baik, terakhir tuan Chao ada yang ingin Anda sampaikan sebagai perwakilan dari The Prayer and Fighter for Living?"

"Bangun! Sadarlah! Kalian ditipu! Jangan menyia-nyiakan hidupmu! Raihlah mimpimu. Bukan hanya hidup dalam mimpi dan mati dengan mimpi indah itu!"

Tepuk tangan penonton mengakhiri program live show ini.

Kami bersalaman satu sama lain. Kalleb mengakhiri sambungan. Angela dan John mendatangi kami. Sebelum meninggalkan ruangan ini, Tuan Chao meminta waktu untuk bicara padaku.

"Dengar, jika kau butuh bantuan. Apapun itu, datang padaku! Aku akan membantumu! Kau butuh pekerjaan? Atau hal-hal menarik datanglah. Aku dan istriku akan membantumu! Jangan hanya habiskan hidupmu sia-sia. Kau masih muda Covina."

Aku mengucapkan terimakasih. Ia menyalamiku, dan pergi. Beberapa orang menyambutnya. Sepertinya salah satu dari mereka yang berkacamata dengan setelan rapi adalah pengacaranya.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C22
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập