Furqan mendapati jika teleponnya berbunyi namun Ia malah mengabaikannya dan melanjutkan tidurnya, namun berulang kali teleponnya berbunyi.
Ia pun menyerah dan meraih handphonenya.
"Siapa lagi yang nelpon jam segini?!" gerutunya sembari mencoba membuka matanya
Ia pun melihat jika saqng calon istri yang menelponnya.
"Calon istri?"
Ia pun mengangkatnya.
Dengan suara yang masih parau, Ia menyapa Thalita. "Thalita... ada apa?"
"Tuan Furkan, Saya mulai hari ini... akan memabangunkan Anda untuk Sholat Subuh. Ini sudah waktunya Subuh Tuan... Ayo bangun!"
Furkan pun mendudukkan dirinya dan mencoba membelalakan matanya.
"Thalita... Aku benar- benar masih ngantuk, Akau baru tidur jam satu malam. Kumohon biarkan Aku tidur, Aku janji mulai besok Aku akan mulai Sholat subuhnya."
"Anda tidak bisa begini terus Tuan... Saya sebagai calon istri Anda harus bisa tegas! Kumohon, bangunlah! Kau tak bisa kalah dengan nafsu tidurmu! Aku yakin Kau bisa..." Thalita terus menyemangati Furkan.