Tải xuống ứng dụng
23.25% Guci Wasiat / Chapter 10: Sahabat Masa Silam

Chương 10: Sahabat Masa Silam

Kakek Basuki tidak mempercayai pendengaran dan penglihatannya. Pemuda yang memeluknya ini mempunyai rupa dan tubuh sama dengan Ya Lam, sahabat beda bangsa, berbeda tujuan negaranya. Tapi mereka berduka disamakan oleh kecintaan yang sama kemanusiaan, dan kasih sayang sesama manusia. Mereka tidak pernah melihat perbedaan di antara mereka, mereka sama menyukai musik, sebuah bahasa universal lintas batas dari semua perbedaan tujuan negara.

Basuki dan Ya Lam sering menghabiskan waktu dengan bermain di hutan, menyumpit burung, menjerat rusa atau menangkap ikan.

Kakek tidak mengerti kenapa anak muda ini mengaku sebagai Ya Lam, sahabat masa kecilnya.

Ya Lam memeluk erat Kakek Basuki, air matanya tak berhenti mengalir, kakek membalas pelukannya dengan perasaan yang sama. Hatinya menyatu dengan Ya Lam. Di dalam hati mereka terbayang suasana kebersamaan di masa silam. Tiba-tiba saja di dalam perasaan Basuki dia berada posisi yang sama dengan Ya Lam, masih muda, seumur dan setara.

Piya yang memiliki mental yang kuat, tahan banting, kebal tanpa perasaan, hampir dikatakan Piya tidak mudah menangis, hari ini ia menangis penuh keharuan.

Selanjutnya dua orang sahabat saling bercerita, berbagi perasaan, bercanda. Meski kakek Basuki tidak mempercayai kisah Ya Lam yang tertidur panjang, tetapi merasakan dengan hatinya. Bersyukur ada seseorang yang mirip Ya Lam dan dia merasa tidak kesepian, ada teman seusianya yang berbeda fisik dapat menyelami kedalaman hatinya.

Akan halnya Ya Lam, dia sangat berbahagia tidak lagi sendirian dan kesepian di dunia yang aneh ini. Ada teman berbagi suka dan duka.

Kakek Basuki tanpa sadar bisa berdiri dan berjalan meski memakai tongkat tetapi hal ini sangat mengejutkan cucu-cucunya. Kakek Basuki sehat dan bugar kembali. Setiap habis subuh, Ya Lam menjemput Basuki untuk berjalan-jalan di sekitar komplek. Dan setiap sore mereka berenang atau memasak bersama.

Piya mulai mempercayai cerita Ya Lam. Diam-diam Piya mencari informasi ke kedutaan Jepang tentang pasukan yang pernah di kirim pada tahun 1942 hingga tahun 1945.

***

Malam itu, Piya mengajak Ya Lam berkunjung ke rumah dr Fatma. Piya sudah lama tidak berkunjung. Sebenarnya Piya belum yakin sepenuhnya kalau Ya Lam dari masa lalu atau dia mengalami tidur yang panjang selama puluhan tahun, lalu terbangun dengan cara yang mudah tanpa ada cacat sedikitpun di tubuhnya seperti gigitan serangga atau ular berbisa.

Gua yang pengap dan gelap dan tidak tersentuh oleh tangan manusia, selain Piya. Ya Lam tertidur di gua itu di tengah tumpukan harta karun, entah siapa yang menumpuknya di sana. Piya tidak bisa membuktikan hal ini secara ilmiah atau non ilmiah. Piya harus mencari kebenarannya. Tapi siapa yang bisa menjelaskan kerumitan ini. Tapi bagaimanapun ia membutuhkan seseorang yang bisa di percaya memecahkan misteri ini. Siapa lagi kalau bukan Fatma dan suaminya, Arman. Mereka sahabat Piya sejak kecil. Semoga mereka berdua bisa membantunya. Sebenarnya selsin mereka berdua, orang tuanya dan kakek Basuki adalah orang yang bisa diandalkan memecahkan tabir rahasia ini. Bahkan di luar dugaannya, kakek Arman menghubungi sahabat baiknya yang masih hidup dan mengenal Ya Lam dengan baik seperti dirinya. Orang itu adalah Subandi, kakek buyut Piya. Hanya saja Kakek buyut Piya itu sudah tidak mampu mendengar lagi dengan baik. Kakek Basuki tidak putus asa. Dia yakin Subandi bisa membantunya.

Fatma menyambut Ya Lam di muka pintu dengan senang hati. Secara khusus dia dan suaminya mengundang Ya Lam, karena mampu membuat kakeknya yang sakit-sakitan menjadi bersemangat dan sehat hingga lupa dengan usia tua dan tubuh rentanya.

Ketika masuk ke rumah Fatma tubuh Ya Lam bergetar seperti ketakutan, wajahnya pucat. Matanya menatap lurus ke hiasan rumah berupa guci-guci setinggi orang dewasa, guci antik itu di beli khusus dari China. Tiba-tiba dia mengambil stik golf di belakang pintu dan menghancurkan guci besar itu satu persatu. Seisi rumah menjadi ribut dan panik. Butuh lima orang meringkus Ya Lam. Fatma menyuntiknya dengan obat penenang.

Ya Lam di bawa kembali ke ruang perawatan di rumah sakit jiwa.

Fatma bingung." Ada apa? Kenapa Ya Lam bertingkah agresif begitu? Apa yang memicunya bertindak anarkis?" Fatma mengajukan banyak pertanyaan ke Piya. Menurut Fatma Piya pasti tahu penyebabnya. Bukankah Piya yang menemukannya. "Ya Lam mengalami trauma. Dia kutemukan terkurung di guci dalam sebuah gua", lalu Piya bercerita kronologis pertemuannya dengan Ya Lam, hingga pertemuan dengan kakek.

Fatma terpaku. Mungkinkah ini terjadi. Suami Fatma yang mendengarkan hal ini dari tadi, punya kesimpulan berbeda, yang tak masuk akal, tetapi mungkin terjadi.

"Dia terperangkap!" katanya tenang. "Maksudmu?" Kata Piya dan Farma bersamaan.

"Iya. Dia terperangkap dan masuk dunia lain, ke alam gaib. Dan hidup di sana sekian lama.

Ada perbedaan waktu yang jauh antara alam nyata dan gaib. 1 hari di sana bisa berarti 10 hingga 20 tahun di dunia nyata, sedikit aneh bagi kita tetapi tidak bagi seorang para normal", Jelas Arman membingungkan Piya dan Fatma.

"Untuk membuktikannya, kita hipnotis dia!" Kata Arman dengan pasti, Arman adalah seorang

Hipnoterapis¹ (hypnotherapist) adalah orang yang melakukan hipnoterapi atau sebutan bagi praktisinya.

Tiga orang itu berdiri mengelilingi Ya Lam yang tidak sadar.

Bagaimanapun mereka harus menguji kebenaran teori Arman. Mereke menunggu Ya Lam sadar, hipnoterapi nanti harus di lakukan atas persetujuan Ya Lam.

"Kenapa kamu baru bilang sekarang?" kata Fatma ke Piya.

"Aku harus bilang apa?" jawab Piya. "Oh guci kesayanganku hancur semua...hiks!" Fatma menangis dalam sekejap dia kehilangan uang satu milyar. Guci di rumahnya nilainya ratusan juta rupiah perbuah. "Ga usah lebai...kan kamu sudah dapat banyak!" kata Piya santai. " Dapat banyak apanya?" tanya Fatma bingung. " Tuh rumah, mobil, uang, biaya rumah sakit ..nilainya lebih dari harga gucimu itu!"

"Hei itu guci antik, unlimited. Ga ada yang jual!" jawab Fatma kesal

"Alaah...g di bawa mati! Kamu mau matinya di bakar dan abunya ku buat di guci!" jawab Piya santai. Fatma tidak bisa berkata-kata lagi, harga guci itu tidak sebanding dengan yang di dapatkannya.

Mereka berhenti berdebat, Ya Lam sudah sadar.

Ya Lam merasa perutnya sangat lapar. Tentu saja. Dia melewati makan malam hingga empat jam.

Fatma memberinya bubur Manado. Matanya mengejap-ngejap. Belum pernah dia makan bubur seenak ini. "Oishi. Tambah lagi!" Ya Lam menyodorkan mangkoknya yang kosong. "Sudah habis!" jawab Piya kejam. Ya Lam tersenyum kecut. Fatma tertawa, dia menyerahkan bubur miliknya yang belum di makan. "Ambillah!" kata Fatma tulus. Ya Lam ragu-ragu. Ia merasa takut dan tak enak. Tadi dia khilaf memecahkan guci milik Fatma begitu saja. Fatma tersenyum. Ia tahu arti tatapan Ya Lam. "Jangan khawatir nanti Piya yang ganti!" Kata Fatma bercanda. Piya melotot. Fatma tahu Piya pasti menyembunyikan harta karun lainnya. Matanya menatap nakal ke Piya. Piya cemberut. Dia tidak bakal mengeluarkan batangan emasnya dengan sia-sia. Apalagi hanya untuk mengganti benda mati tak berguna seperti guci itu lagi. Palingan Ya Lam akan memecahkan guci itu lagi kalau dia kambuh.

Lagipula, Fatma masih punya puluhan guci lagi di lantai atas. Dia harus menyembunyikannya dari Ya Lam. Kalau tidak pasti akan dihancurkan Ya Lam secara membabi buta.

________

[¹] Hipnoterapis (hypnotherapist) adalah orang yang melakukan hipnoterapi atau sebutan bagi praktisinya.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C10
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập