Tải xuống ứng dụng
7.76% SenoRita / Chapter 31: Tersenyum

Chương 31: Tersenyum

Mendengar ucapan Seno, Nesya hanya bisa tersenyum. Denis yang melihatnya sedikit canggung, Fajar tentunya merasa bersalah. Secara tak langsung Fajar memancing Seno untuk berbicara yang membuat Nesya sakit hati.

"Gue pulang duluan, supir gue udah nunggu lama," ucap Nesya pada yang lainnya.

"Sen, aku duluan."

Tadinya Seno yang akan pulang duluan. Kini jadi Nesya yang beranjak lebih dulu. Melihat kepergian Nesya, Fajar menjadi benar-benar merasa bersalah.

"Kalau kau buat dia bahagia, aku setuju lah," ucap Fajar pada Denis, menepuk-nepuk bahunya. Sekalian menyindir Seno.

Seno membuang napasnya kasar, dia pamit dan pergi dari sana.

***

"Aduh Mang Harun, terus Nesya gimana?"

"Maaf neng, ini mobilnya lagi di bengkel bannya tiba-tiba kempes," jawab Mang Harun di telpon.

"Yaudah, Nesya naik Bus atau enggak taksi aja deh."

"Saya jemput kesana pake taksi ya neng."

"Gak usah Mang, Nesya udah biasa sebelum Mang jadi supir Nesya. Telponnya Nesya tutup yah Mang."

"Yaudah hati-hati yah Neng, kalau udah sampe rumah kabarin emang," ucap Mang Harun, sebenarnya mang Harun khawatir takut anak majikannya kenapa-napa, dan sudah tanggung jawabnya juga menjaga anak majikannya itu.

"Bukannya supir Lo udah nunggu lama?" tanya Seno tiba-tiba.

Nesya tak langsung menjawab. Masa iya harus bilang kalau tadi sebenarnya bohong.

"Biar gue anter pulang," ucap Seno tanpa mendengar jawaban Nesya tadi.

Seno sudah masuk kedalam mobilnya. Nesya masih berdiri di tempatnya terlihat tanpa berniat untuk beranjak dari sana.

"Ayo," ajak Seno lagi, sudah membuka jendela mobilnya.

"Aku naik bus atau taxi aja, nanti ngerepotin kamu."

"Kok Lo masih disini?" Denis yang baru saja datang menatap heran Nesya.

"Supir Lo mana?"

"Di bengkel," jawab Nesya.

"Mau gue anterin?" tawar Denis.

Seno menekan klaksonnya, membuat orang-orang yang berada di sana terkejut.

"Nesya gue yang anter, gue ada urusan masalah lomba," ucap Seno menggebu-gebu.

"Ada info lain? Tidak ada pemberitahuan kah?" tanya Fajar tiba-tiba. Seno salah alasan. Dia merutuki dirinya sendiri.

"Gue ada urusan lain," jawab Seno kemudian.

Seno menatap tajam Nesya. Nesya yang ditatap seperti itu, tanpa ba-bi-bu lagi. langsung masuk kedalam mobil Seno.

"Kita pulang duluan," pamit Seno kemudian, yang langsung meninggalkan mereka tanpa menunggu jawaban pamitnya itu.

Dalam perjalanan pulangnya hanya hening yang menyelimuti. Seno membawa mobilnya pelan, seperti ingin menikmati momen bersama Nesya. Ia bahkan memutar musik, menemani keheningannya.

Nesya mengikuti alunan lagu itu. Bahkan tak jarang tubuhnya mengikuti irama. Seperti memecahkan hening begitu saja. Seno bahkan yang melihatnya hanya tersenyum sekilas tanpa terlihat Nesya. Suara Nesya cukup bagus meski tak sebagus penyanyi yang ada di ajang-ajang pencarian bakat.

Lagu berhenti, Seno sengaja. Pun Nesya ikut berhenti, Ia menjadi canggung seketika.

"Kenapa dimatiin? Aku ngerusak yah?" tanya Nesya.

Nesya selalu merasa bersalah atas apa yang dilakukannya, hanya karena apa yang dilakukan orang lain dan spekulasi dirinya, yang ia buat di otaknya sendiri, tanpa tahu kebenarannya.

"Iya, berisik."

Demi apapun Seno tidak serius mengatakan itu, Ia hanya senang menggoda Nesya.

"Janji deh gak lagi nyanyi-nyanyi gitu. Meskipun gatel mau ngikutin akan ditahan-tahan," ucap Nesya kemudian.

"Eh bukain roti yang di dashboard dong," ucap Seno tak menanggapi ucapan Nesya.

"Aaaa." Seno membuka mulutnya, mengintruksikan untuk Nesya menyuapinya.

Nesya yang sedikit gugup, rasanya, tangannya bergetar, berada di depan mulut Seno untuk menyuapi roti.

Kedua mata mereka bertemu. Untung saja mereka sedang di trafic light dengan lampu merah. Tak membahayakan mereka, karena sedang berhenti.

Suara klakson dari belakang, menyadari mereka. Seno melajukan mobilnya lagi, kini roti itu sudah di tangan Seno. Tak lagi di suapi Nesya.

"Kalo mau ambil aja rotinya," ucap Seno, karena ada satu roti lagi di dashboard.

Tenggelam dengan pikiran juga perasaan masing-masing. Hening kembali menyelimuti, namun suara alunan musik yang Seno sengaja nyalakan kembali menjadikan suasana tak secanggung sebelumnya.

***

Comment, Power stone, Reviews, Collection.

Terima kasih.

Love You...


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C31
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập