Tải xuống ứng dụng
2.71% I Don't Care About Love / Chapter 5: Tempat Kita Dulu

Chương 5: Tempat Kita Dulu

Setelah terjatuh berulang kali

Masih adakah kesempatan untuk aku bangkit?

Setelah merelakan yang tak pantas untukku

Bisakah aku mendapatkan apa yang pantas sebenarnya?

Setelah melupakan

Akankah aku bisa mencintai (lagi)?

-Yuna Resya Tirka

LINE

Grup Girls

Rizti: kalian dimanaaa?

Aku: My house.

Asha: Rumah nek

Caris: Asrama nek

Nuna: Rumah nek

Rizty: Boseennnn ... gabutttt ... jalannnn yukkk?

Aku: Yang lagi LDR kesepian?

Rizty: Iyaaa Nandi lagi ke bali ama temennya :( jadi sibuk gituuu

Aku: Tatiaaannn

Nuna: Yuk mumpung gua belum berangkat quality time aja kita.

Aku: Serah dah gua ngikut

Rizty: Ayuuuukkk, yukkkk Asha mana?

Caris: Gua gak ditanyain?

Aku: Lu kan jauh Car di Bandung. Kita kan ldr :(

Rizty: Ha .. ui, Ldr syedih gua

Caris: Gua juga Ldr kelaus

Asha: gak apa apa ldr kota asal jangan ldr tempat ibadah aja sakit ui sakit

Aku: L curhat?

Caris: L curhat? (2)

Rizty: L curhat? (3)

Nuna: L curhat?(4)

Asha: Jadi pergi gak?

Caris: Ngalihin

Aku: Ngalihin (2)

Nuna: Ngalihin (3)

Rizty: Ngalihin (4)

Asha: Yaudah gue tidur aja Bhay!

Aku: Bhay!

Nuna: Bhay! (2)

Rizty: Bhay! (3)

Caris: Bhay! (4)

•••

Setelah ber-chit-chat gabut di line, aku dan para sahabatku akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan jalan ke salah satu mall. Dan kini kami berempat sudah ngumpul di sebuah mall yang cukup besar di Jambi. Dan satu-satunya mall yang memiliki pemandangan sungai dibelakangnya. Sayangnya Caris, yang berada di Luar Kota tidak bisa bergabung dengan kami. Dia telah lebih dulu meninggalkan Jambi untuk melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang ada di kota Bandung, untuk masuk asrama.

Enak yah? Sedangkan diriku? Belum tau mau kuliah dimana, huah ... sedih, semua pada nolak aku. Aku kecewa! Ntah siapa dan dimana yang akan nerima aku, aku juga gak tau. Huh ... udah kek penggalan lirik lagu Judika aja dah hidupku.

"Kemana nih gabut banget, dah?!" tanyaku dengan wajah lesu setelah tiga kali keliling mall dan gak singgah ke salah satu tempat pun.

"Rizty ngajakin main getek!" seru Asha dengan semangat, begitu juga dengan Rizty yang ikut menganggukkan kepala dengan semangat.

Sudah kubilangkan bahwa ada sungai di belakang mall ini, selain itu kita bisa berkeliling dengan getek— sejenis perahu bermesin, jika ingin menikmati pemandangan sungai Batanghari. Selain digunakan sebagai alat transportasi untuk menyebrang; jika ingin ke kota Sebrang, getek ini juga bisa digunakan untuk keliling bagi pendatang atau juga penduduk yang ingin menikmati pemandangan sungai. Bedanya getek untuk menyebrang tidak ada atapnya dan hanya mengenai tarif Rp.2000,- sedangkan untuk wisata geteknya lebih bagus, memiliki atap dan tentunya satu rombongan biasa dikenai tarif Rp.50.000,-.

"Gimana Nun?" tanyaku meminta persetujuan si gadis yang memiliki pertimbangan yang panjang untuk melakukan sesuatu alias; banyak tingkah.

Nuna diam tampak berpikir panjang. "Gimanaaaa?" ulang Asha, wajahnya mulai tak santai jika berhubungan dengan Nuna yang mulai bertingkah.

Dengan wajah terpaksanya setelah melihat wajah menakutkan yang diberikan Asha. Nuna hanya menganggukan kepalanya tanpa minat. "Tapi gue takut demam, kan diluar panas," keluhnya dengan raut menyedihkan; padahal belum diapa-apain.

Aku pun hanya bisa menatap Nuna dengan harap maklum, berbeda dengan Asha menatap Nuna dengan bertambah jengkel.

"Gak jadi? Jadi kemanaa?" tanya Rizty dengan lesu.

"Siapa bilang? Jadi kok, yuk?" Ajakku yang berjalan mendahului mereka. Dari pada aku harus menyaksikan baku urat, mendingan aku yang memutuskan, lagian kakiku sudah lelah diajak berkeliling mall ini walau pun sebenarnya mall ini tidak ada setengah dari mall-mall besar yang ada di Jakarta.

"Lah si Nuna?" Rizty menoleh ke arah Nuna yang masih berdiam diri di tempatnya.

"Ayok Nun ... mumpung lu masih di sini, gue jamin dah kagak panas, pan ada atapnya tu perahu. Kalo panas ceburin aja dah tu si Asha kesunge!" Aku berbalik dan memaksanya dengan menyeret ia untuk mengikutiku.

Sang pemilik nama melotot ke arahku. "LAH KOK GUA?" teriaknya.

"Yaiyalah, lu 'kan perebut pacar orang wlee...," ejekku.

"Gua gak ngerebut begok! Dianya aja ngedeketin gua. Lagian kan dia mantan gua," jelasnya dengan mata yang mendelik kesal.

"EGP DAH! Yang JELAS! LO...! PEREBUT PACAR ORANG! Wu...," putusku tak mau kalah. "And Mantan? BUKANNYA KATA LO MANTAN PANTAS DI BUANG KE TONG SAMPAH?" Aku kembali mengorek ucapan lamanya. "Tapi karna lo sahabat gua yang elit, jadi ... lo! Pantasnya, diceburin ke SUNGE SAJAAA SANAH!" lanjutku dengan suara lantang.

Asha pun semakin mendelik, dengan cepat ia mengambil ancang-ancang untuk berlari menghajarku. Mendengar hentakan kakinya aku berhenti dan berbalik memberikan senyuman mengejek sembari menunggu atraksinya sambil melipat kedua tangan dengan angkuh seolah sedang menantang.

Setelah setengah menit, tiba-tiba dia berenti dan tak ada perlawanan dari Asha selanjutnya. Aku seakan memprofaksinya mengepalkan kedua tangan sambil mempraktekan atraksi tinju angin dan meloncat-loncat kecil; pemanasan, persis seperti petinju profesional memulai pertandingannya.

"CIAAAATTTTT!!" teriakku tanpa malu melihat ekspresi beberapa orang lewat yang penasaran.

"HAHAHA!!!" Ia terbahak besar. Sembari meredakan tawanya, ia berkata, "Bentuk lo! Kayak, ubur-ubur ngelinjeng gitu," ejek Asha sambil tertawa geli.

"Nun ... kita pergi aja yuk? Malu gua punya temen setres gitu!" ujar Rizty mengajak Nuna untuk meninggalkan kami berdua.

"Aaaa ... aaaa ... aaa ... jangan pergi ...," teriakku dengan manja.

Please jangan geli!

Jijik boleh!

Dengan sigap aku langsung menarik tangan Rizty dan Nuna setelah itu aku bergelayut di tangan mereka berdua. "Adawww lepas woi!" teriak Rizty.

Asha yang berdiri tak jauh dari kami hanya tertawa geli. Ntah apa yang lucu pokoknya dia tertawa. Menurutku ya? Selera humor dia itu KOIN bukan RECEH, tapi KOIN ingat! Kalo receh mah ada harga nya kalo koin kagak.

Sama seperti dia, yang gak ada harganya. Karna sahabat sejati gak bakal bisa di tukar dengan harga apapun, termasuk ... CIN-TA!

•••

Kami sudah berhasil menyewa sebuah getek setelah Asha melakukan transaksi tawar-menawar dengan pengemudinya. Aku memutuskan untuk berdiri di ujung perahu, mencoba meniru adegan yang ada di film Tetanic. Udah mirip Rose tapi sayang Jack-nya gak ada.

"Potooo dong !" pintaku dengan tangan yang merentang sembari menoleh sedikit ke belakang; melihat ke arah mereka yang sedang duduk berbicara masalah sesuatu berwarna kuning yang mengambang.

*ckrek*

*ckrek*

*ckrek*

*ckrek*

*ckrek*

"Udah ... udah! Lelah model," ucapku meminta Asha untuk berhenti sembari mengibaskan rambut seperti beberapa iklan yang sering aku lihat di Televisi.

"EWWWWWWWW," teriak Asha geli.

Aku mengedikkan bahu tak perduli sambil mengambil My Iphone dan membuat vidio untuk kenang-kenangan untuk suatu saat nanti.

"Hellow ... selamat sore, ciaww bellah fans, gua lagi di sungai terpanjang nan indah di sore hari di temani teman teman yang hitz and angin plus sinar matahari yang akan terbenam sebentar lagi. Teman-teman ciaw bellah, ciaw bellah akan berkelana menyusuri indahnya keindahan alam, dahhh bye muachhh ciaw bellah mau menikmati ciptaan Tuhan duyuuu." Aku mengakhiri rekeman. Namun, ternyata tanpa aku sadari, Rizty juga merekam atraksiku yang rada-rada alay dan mulai kumat gesreknya.

"Lo?! rekam guaa yaaaa?" teriakku dengan histeris.

"Snapchat! hahaha...," ujarnya dengan tawa puas.

"AH KAMPRET! NANTI DI LIAT COGAN GIMANA? JOMBLO GUA GAK BAKALAN KADARLUARSA-KADARLUARSA DOOONGGGGG!" protesku dengan gemas.

"Tanpa Rizty vidioin, tingkah absurd lo! Tetep aja 'kan lo JOMBLO!" ucap Asha dengan menekankan kata JOMBLO.

"Dari pada situ ... PEREBUT PACAR ORANG WUUUUU!" Ntah dari mana nyambungnya, aku kembali mencari masalah dengan Asha.

Asha pun langsung berdiri ngehampiriku dengan memasang wajah kesal, namun ... tiba-tiba saat dia berjalan ....

DUGH

"Haha mampus! Rasain lo kualat sama gue," ejekku melihat ia yang jatuh terduduk akibat getek yang oleng karna mengenai sesuatu yang keras di bawah sana. Ia meringis sambil mengelus pantatnya kesakitan.

"Pantat gua yang bohay bakalan teposs dah ya ampun ... DJ, bakal kecewa dah laki gua nanti, kalo tepos!Adududuh ... sakit ...."

•••

Setelah puas berfoto dan bervidio ria dan yang paling penting puas mentertawakan penderitaan sahabat seperjunganku Asha; saudara tak sedarah; si Asha simili kity, me and the gank kembali menikmati semilir angin sore, diterangi oleh cahaya matahari yang akan terbenam beberapa saat lagi.

Sungguh indahnya ...

Nikmat mana lagi, yang kan kau dustakan?

Tiba-tiba tak ada angin, tak ada petir dan tak ada hujan, aku tiba-tiba kembali teringat kenangan yang pernah aku buat disini tiga tahun silam dan lima tahun yang lalu. Di waktu tiga tahun silam itu....

Flashback On

Aku merasa sebuah sentuhan hangat yang menyentuh tanganku dengan tiba-tiba, aku menatapnya, ia membalas tatapanku dalam sembari tangannya perlahan mengenggam tanganku. "Genggam tangan aku dong," pintanya dengan pelan.

Aku pun menjawabnya dengan langsung membalas genggaman tangannya tak kalah lebih erat. "Erat banget sih takut aku tenggelam ya?" godanya sambil terkekeh kecil menimbulkan lesung pipi yang membuatnya tambah manis kalo di pandang.

"Tadi minta aku genggam, sekarang malah ledekin gitu ...," rajukku manja.

Dia malah tertawa dan menatap kembali menatapku lebih dalam. "Aku gak akan pernah lepasin kamu tapi kalo kamu ngelepas aku. Aku—"

"Apaa?" tanyaku penasaran.

"Aku bakal iket kamu biar gak lepas, kalo perlu rante kamu dah, atau diborgol bole juga ya? Kamu mau yang mana?" tanyanya memberikanku pilihan yang sama saja intinya.

"Kirainnn—"

Dia menautkan kedua alisnya; penuh tanya. "Kirain kamu bakal kayak lelaki lain, bakal ngelepas cintanya kalo si perempuan yang minta," jelasku.

"Gak, aku akan tetap dan selalu berada disamping kamu dan gak akan pernah ngelepas kamu walaupun kamu berusaha ngelepas aku, dan aku akan buat kamu berbalik jadi merantai aku untuk tetap di sampingmu."

Aku tersenyum malu sambil mencubit lengannya. "Awwwww," teriaknya.

"Aku gak percaya gombalan kamu basi banget dah!"

Flashback Off

Teriakan Nuna membuyarkan kenanganku. "Eh ... eh ... eh, liat tuh! Keren banget, main biolaaaaanya! Oh my god ... my god," teriak Nuna yang menyadarkanku dari lamunan dosa itu.

Aku pun ikut penasaran dan berbalik melihat apa yang dilihat Nuna. Tunggu ... wait oh my god Tuhanku my Allah, itukan...?

•••


SUY NGHĨ CỦA NGƯỜI SÁNG TẠO
Quinwriter Quinwriter

Terima kasih sudah membaca, jangan lupa bintang dan coment dan jejak lainnya ....

Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C5
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập