Minggu pertama dari tantangan pertama sudah selesai dan Tae sadar kalau dia sudah lebih mengenal Tee daripada sebelumnya. Sebenarnya Tae muak dengan kata 'tantangan', kenapa? Karena, ingin dilihat seperti apapun juga, mereka sebenarnya melakukan hal biasa mereka lakukan setiap hari. Skinship? Kan tiap hari juga mereka tidak pernah tidak melakukan itu. Perhatian? Dari zaman mereka kecil hingga dewasa mereka juga mencurahkan perhatian kepada satu sama lain. Intinya tidak ada yang berubah dari mereka hanya karena 'tantangan' itu. Yang berubah mungkin hanya satu, Tee sudah tidak pernah lagi dekat-dekat dengan cewek-cewek di sekolahnya atau diluar sekolah.
Berbeda dengan Tae, Tee sih merasa banyak yang berubah. Dia mungkin masih anak yang sama, yang menangis karena lupa ulang tahun Tae di awal tahun mereka sahabatan, tetapi sekarang dia sadar kalau tidak semua hal berputar pada sekelilingnya. Tae yang pada akhirnya mau ikut 'tantangan' yang menurutnya agak bodoh, entah kenapa ia merasa justru membuat ikatan persahabatan mereka lebih erat. Itu membuat Tee takut sebenarnya. Karena dia tidak tau seberapa dekat dia diizinkan untuk bersama dengan Tae. Tetapi dia juga tidak pernah berpikir jauh untuk berhubungan dengan orang lain selain Tae, jadi dia tidak mungkin mencari 'pelampiasan' di luar sana untuk menggantikan posisi Tae. Sekarang dia hanya bisa berharap kalau 'tantangan' itu tidak berakhir dalam waktu seminggu.
Karena masih ada satu rahasia lagi yang dia simpan erat, bahkan dia tidak ingin Tae mengetahuinya.
****
Pada hari Rabu, Tee mendapat undangan pesta lagi, biasa ya anak hits. Dan dia memberitahu Tae kalau dia mau datang. Hanya saja ternyata Tae tidak bisa ikut karena dia harus mengerjakan tugas sekolah yang se-abrek plus ada kuis juga besok harinya. Awalnya Tee marah dan hampir menangis karena Tae tidak akan ada untuk menemeninya. Yang benar saja selama bertahun-tahun mereka bersahabat, baru kali ini mereka tidak bisa datang bermain bersama.
Tetapi Tae terus saja bilang kalau Tee boleh pergi sendiri dan tidak perlu sedih karena dia tidak bisa ikut, dia pasti akan terus memantau Tee dan siap menjemput kalau-kalau ada yang iseng mengganggunya.
Tetapi sebenarnya tanpa Tee tau, kuis yang dikatakan oleh Tae itu hanya bohong dan juga tugas yang menumpuk itu tidak ada.
Entahlah, kenapa Tae malam itu memang sedang tidak ingin menemeni Tee. Bukan karena tidak mau sebenarnya, tapi lebih tepatnya dia hanya ingin menenangkan pikiran kalutnya dulu tentang kejadian rumah pohon itu sebelum berhadapan lagi sama Tee.
Dan tiba-tiba dia memikirkan hal buruk yang mungkin saja terjadi jika dia tidak menemani sahabatnya itu pergi ke pesta. Tee mungkin saja seperti puppy yang tersesat kalau dia tidak ada bersamanya, atau mungkin ada orang lain yang akan mengganggu Tee-nya. Itu lebih parah, bisa jadi ada orang yang sengaja memberikan obat ke minuman Tee dan membawanya pulang, lalu di sekap dan di perkosa! OH TIDAK!
Daripada dia memikirkan yang tidak-tidak, Tae akhirnya stand-by dan siap siaga, seperti calon bapak yang menunggu uke-nya melahirkan. Dengan handphone di tangan agar bisa siap kapan aja dikabarin oleh Tee. Dia juga meminta agar teman-temannya yang lain, yang ikut berpesta disana agar memantau dan menjaga Tee kalau-kalau ada yang berani menggoda Tee disana. Tae itu biar dikata tidak peduli orangnya tetapi sebenarnya dia mantau dari jauh dan menyiapkan anak buahnya jadi mata-mata.
Ting !
Tiba-tiba handphone bunyi
From : Mr. Gembul
To : Me
Udah pulang dengan selamat xx
Gak ada yang gangguin ko
Situasi aman terkendali kapten!
gn Tae <3
Xoxo
Sesudah menerima pesan singkat dari Tee sekitar jam 1.35am akhirnya Tae bisa tidur dengan tenang karena sudah tau Tee pulang dengan selamat dan tidak terlalu banyak minum.