Benar saja, ia melangkah ke bak mandi dan mulai menggodaku dengan senyum liciknya.
"Sayang, apakah airnya terlalu dingin? Apakah kamu ingin duduk dalam pelukan suamimu dan membiarkannya menghangatkanmu?"
"Tidak! Tubuhmu lebih dingin!"
Aku memeluk tubuhku sendiri dan dengan malu-malu meringkuk di sudut bak mandi, mencoba berada sejauh mungkin dari jangkauan Bei Mingyan.
Sejujurnya aku ingin mandi sendiri, tapi ia memaksa untuk membantu. Alhasil ia masuk ke dalam bak mandi yang sama denganku, yang membuatku benar-benar malu.
Bahkan meskipun aku bisa leluasa menggunakan posisis apapun saat bergelung dengannya di atas ranjang, tetapi jika boleh jujur aku masih belum terbiasa berseberangan dengannya di dalam air seperti ini. Itu terlalu memalukan.
Berbeda denganku, Bei Mingyan justru sama sekali tidak merasa malu. Ia mengangkat bibirnya dan menggantung senyum menyeramkan.