Melihat seseorang lewat, Bei Mingyan dengan sengaja mengucapkan kata-kata cinta yang membuatku tersipu malu.
Benar-benar menjijikkan!
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya aku dibawa masuk ke kamar tidur di lantai dua olehnya.
Begitu sampai, aku langsung dibaringkan ke ranjang beludru di sebelahnya.
Sebelum aku bisa bereaksi, seluruh tubuhku tiba-tiba sudah terselimuti oleh nafasnya yang dingin.
Tanpa aba-aba ia langsung merobek pakaianku dan menarik pergelangan kakiku ke bawah.
"Bei Mingyan! Pelan-pelan! Hmph.."
Sebelum aku selesai berbicara, ciumannya yang dingin jatuh di bibirku dengan penuh hawa nafsu.
Bei Mingyan benar-benar tidak membiarkanku bernafas sedikitpun. Tanganku yang meronta diangkat ke atas kepalaku dengan terampil.