"Jangan khawatir, aku berhasil melarikan diri sebelum b*jingan itu berhasil melakukan hal yang aneh-aneh padaku," ucap Velina, menenangkan Daniel.
Gadis itu lalu mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Daniel yang sudah mengepal dengan erat, isi hatinya dan seluruh isi kepalanya dipenuhi oleh kekacauan yang tak terlihat.
Mendengar ucapan gadis itu, Daniel bukannya merasa lega, ia justru merasa jika hatinya saat ini seolah sedang dicabik-cabik oleh ribuan sembilu tak kasat mata.
"Nana, tolong maafkan aku, aku…" Daniel semakin menundukkan kepalanya, merasa malu dan tak berdaya.
Saat ini, ia merasa semakin gagal menjadi lelaki impian gadis itu.
Ia bahkan tak dapat menjaga gadis itu di daerah kekuasaannya sendiri!
Dua kali berturut-turut, pula!
Meskipun merasa sakit, sedih dan kecewa, Daniel merasa benar-benar tak pantas untuk dapat meraih hati seorang Velina Marcello.