"Cepat buka!!" Ingrid telah melihat tiga buah tudung saji yang berwarna keemasan itu, seolah-olah mereka sedang menggoda dirinya yang sudah merasa sangat kelaparan.
Ia mengira ayahnya sepenuhnya merasa bersalah padanya dan ingin berbaikan dengan cara memberinya makan malam yang mewah seperti ini.
"Ba-baik, nona!" Pelayan itu menundukkan kepalanya sambil membuka salah satu tudung saji yang berada di depannya.
Dengan perlahan tapi pasti, pelayan itu mengangkat tudung saji itu, sambil diperhatikan oleh Ingrid.
Namun, wanita itu tidak mencium aroma makanan sama sekali.
Sudut bibirnya berkedut-kedut ketika pelayan rumahnya telah sepenuhnya membuka tudung saji yang menutupi sebuah piring keramik mahal yang sepenuhnya berwarna merah muda, warna kesukaannya.
Yuhuuuuu...
Jangan lupa power stonenya.
makasih ヾ(@^∇^@)ノ