Setelah hari yang panjang dan berat yang baru saja dilalui oleh Marino, lelaki yang memiliki postur tinggi dan kekar itu menutup laptopnya begitu ia telah memastikan jika pekerjaannya hari itu telah selesai semua.
Ia melirik jam di dinding kantornya, yang menunjukkan angka jam sembilan malam.
Marino lalu meraih ponselnya untuk menghubungi sahabat tengilnya, siapa lagi kalau bukan Mickey Young.
Setelah beberapa dering telepon, akhirnya Mickey yang memiliki mata yang sipit mengangkat teleponnya juga.
"Halo," Tanya lelaki di seberang sana dengan malas. Marino samar-samar dapat mendengar suara tembak-tembakan di belakang suara Mickey.
"Kau dimana?" Tanya Marino blak-blakkan.
"Aku di My Tech. Kau mau kesini?" Mickey yang tengah asyik bermain game berteriak dengan kesal sesekali ketika tembakannya meleset mengenai musuhnya.