Begitu mereka memasuki ruangan VIP yang cukup luas, Velina memandang pemandangan Kota Jet dari jendela transparan yang memenuhi satu dinding ruangan VIP. Dia bedecak kagum melihat pemandangan dari ruangan VIP yang sangat indah.
Restoran itu bergaya jepang, dengan arsitektur minimalis dan terlihat natural. Para pelayan disana menggunakan yukata dan sandal kayu, penampilan mereka sungguh enak dipandang, mereka terlihat seperti deretan model yang siap untuk di potret.
Seorang pelayan mengatur meja mereka, sementara mereka sibuk memilih makanan yang ada di dalam menu.
Jika mereka datang dengan pemesanan awal, mereka dapat melihat chef Hideto Sato melakukan atraksi menyayat-nyayat daging ikan tuna, salmon, ataupun jenis sari laut lainnya untuk dijadikan fillet sashimi atau pun sushi.
Karena mereka sedang makan siang biasa, mereka tak perlu melihat atraksi semacam itu, sebab mereka sudah sangat kelaparan.
Bila sedang asik berbelanja, seseorang memang dapat dengan mudah melupakan raungan perut yang komplain minta diisi!.
"Kalian pilih-pilih dulu, aku harus ke kamar kecil" Franco segera berdiri dan membawa ponselnya bersamanya.
Sementara itu, di toilet perempuan.
Meryl memandang wajahnya sendiri dengan kesal di dalam cermin. Nafasnya memburu, ia ingin sekali segera pulang agar dapat melampiaskan amarahnya.
Ia menyegarkan wajahnya dengan air, berharap itu dapat meredakan kekesalannya. Ia baru saja hendak keluar dari toilet perempuan ketika ia samar-samar melihat bayangan Franco yang hendak menuju ke arahnya.
Ia segera menyembunyikan diri di balik dinding, menunggu Franco semakin mendekat.
Begitu Franco hendak memasuki toilet laki-laki, Meryl segera menghadang jalannya.
"Selamat siang, Tuan Franco Marcello yang terhormat! Susah sekali rasanya ingin menghubungi anda padahal handphone selalu di tangan!" Ia melirik ponsel yang tengah dipegang oleh Franco, dengan nada sinis.
Franco agak terkejut melihat seseorang berani menghalangi jalannya. Setelah memperhatikan siapa orang yang menghalanginya, ia memicingkan matanya, sudut bibirnya menyeringai.
"Apa urusanmu denganku?" Tanyanya, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya.
"Jelas-jelas kau menghilang selama sebulan lebih, dan kau berani bertanya apa urusanku?!" Meryl menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Lalu?" Franco bertanya dingin.
Meryl menjadi semakin kesal melihat sikap cuek Franco. Padahal, dulunya, ia bersikap sangat manis padanya.
"Mentang-mentang kau punya daun muda baru!" Meryl tetap berkata sinis sambil melirik Franco.
"Sudah cukup! Kau ingat baik-baik!" Franco mengeluarkan tangan kanannya dari sakunya, sambil menunjuk ke arah Meryl dengan jari telunjuknya. Ia terlihat sangat gusar.
"Hentikan sikap posesifmu yang tak jelas! Aku bukan milikmu, kamu bukan siapa-siapaku!" Ucapnya dengan nada menahan kekesalan.
"Jangan kau sebarkan kemana-mana kalau kau adalah kekasihku! Kita tidak pernah pacaran! Kau mengerti?!" Franco menambahkan.
Meryl terbelalak kaget. Selama ini Franco selalu mengajaknya pergi, dan memberinya hadiah-hadiah. Bahkan tak jarang, Franco sering memberinya pekerjaan dan ia pun sering di-endorse oleh anak-anak perusahaan milik Franco.
"Tapi…" Ia merasa ragu untuk meneruskan kata-katanya.
"Kita sudah sering berkencan…" Ia berkata lirih.
"Berkencan? Hah!" Franco menatapnya sinis.
"Kamu itu hanya escort! Mengerti? Aku membayarmu atas waktumu menemaniku!"
"Franco!"
"Jangan pikir aku tak tahu kalau kau sering tidur dengan para pemilik perusahaan lain agar mereka memberimu pekerjaan!" Sergah Franco cepat.
Meryl terkesiap. Ia sama sekali tak menyangka Franco mengetahui kelakuannya. Namun, ketika ia 'masih' bersama Franco, ia setia padanya. Ia baru berulah ketika Franco bersikap cuek padanya.
"A… Aku…" Meryl tergagap.
Ia sama sekali tidak tahu darimana Franco mengetahui semua itu. Padahal, ia sudah berusaha sebisa mungkin untuk bertindak serahasia mungkin, namun ternyata, usahanya sia-sia.
Meryl ingat ketika pertama kali ia bertemu dengan Franco.
Satu tahun lalu, Meryl sudah berusia 23 tahun ketika ia mengikuti ajang pemilihan duta parfum Nirmala, yang merupakan salah satu produk buatan anak perusahaan milik Val Capital.
Saat itu, Franco, yang menjadi juri kehormatan, mencuri pandang padanya. Ia merasa Franco menyukainya, karena sejak saat itu, Franco sering menghubunginya dan memberinya pekerjaan-pekerjaan modeling.
Padahal, sebelumnya, ia hanyalah seorang model kelas C. Karena bantuan Franco, lambat laun ia meroket, menjadi model kelas A. Sebentar lagi, bila semuanya berjalan sesuai rencana, ia dapat menjadi seorang supermodel internasional.
Sayangnya, mimpinya buyar begitu Franco mulai menghindarinya dan ia pun mulai kembali sepi pekerjaan. Bila ia tidak beramah tamah dengan para pengusaha lainnya, ia tentu tidak akan bisa bertahan di dunia permodelan yang sangat dipenuhi oleh persaingan.
Bagi seorang model, umur dan wajah yang terlihat muda adalah hal yang sangat penting. Saat ini umurnya sudah 24 tahun, tak mudah baginya untuk tetap bersaing dengan para junior-juniornya.
Para model-model muda dan cantik dengan cepat dapat menggantikan dirinya, jika ia tak memiliki dukungan para konglomerat di belakangnya.
"Fra.. Franco…" Meryl menelan ludahnya ketika melihat wajah Franco yang sangat tidak bersahabat.
"Tu.. Tuan Marcello… apa yang anda dengar itu tidak benar…" Ia segera mengganti gaya bicaranya.
Franco melambaikan tangannya, berpura-pura tidak mendengar perkataan Meryl. Ia segera memasuki toilet laki-laki dan membanting pintunya dengan keras.
Runyam sudah.
Ia menghela nafas panjang-panjang. Meryl tak tahu harus berbuat apa. Pada saat itu, ia merasa semua orang menatapnya dengan sinis. Dengan menundukkan kepala, ia menyiapkan mental untuk kembali ke ruangan VIP tempat si bandot tua berada.
Ck... Ck... Ck... Kira-kira kalau melihat Meryl seperti ini... harus dikasihani atau di sukurin ya? Hahaha...
But anyway busway, Thor mau minta tolong nih sama semua reader, please please please kasih novel ini review ya!
Semakin banyak review positifnya, semakin banyak deh bab yang dikeluarin tiap minggunya. Gratis tis tis tis!
(Per 29 Oktober 2019 ya! hahaha).
Good night & Ciao!
(*^▽^*)