Arumi tidak mau menerimanya. Dia kembali melihat kedua anaknya yang sedang merangkak ke sana kemari diikuti oleh Bu Fatma dan Ida. Sesekali dia tersenyum melihat betapa bahagianya Axel dan Aqila.
"Kenapa tidak mau menerima bunga dariku, Rum?" Lelaki itu akhirnya duduk di samping Arumi. Tidak penolakan oleh Arumi. Karena wanita itu diam saja sejak lelaki pembawa bunga itu hadir.
"Darimana kamu tahu kami ada di sini?" tanya Arumi tanpa mau melihat wajah lelaki itu.
"Dari Pak Joko. Tadi aku ke rumah. Tapi kata Pak Joko kamu dan anak-anak sedang pergi ke alun-alun. Tidak apa-apa kan Aku ke sini?" Rayyan tetap menggenggam bunga mawar merah yang tadi ia beli sebelum ke alun-alun.
"Terserah kamu saja, Ray. Buat apa aku melarangmu?"
"Kamu masih marah sama aku, Rum?"
"Enggak, aku tidak mau marah pada siapapun lagi. Semarah apapun aku sama kamu, tidak akan mengembalikan apa yang sudah hilang dari diriku, kan?"
"Maafkan aku."